56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Memilih metode yang tepat dalam penelitian, ditentukan oleh maksud dan tujuan penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian, metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Efferin, dkk 2004:9, penelitian deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang
detail-detail sebuah situasi, lingkungan sosial, atau hubungan. Penelitian deskriptif atau yang biasa disebut dengan metode kualitatif adalah penelitian
yang dilakukan dengan pendekatan yang menekankan pada deskripsi yang terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak
dimanipulasi keadaan dan kondisinya. Menurut Mulyana 2001:155 metode kualitatif pengamatan
berperan serta, wawancara mendalam, dan analisis dokumen atau metode historis besifat fundamental dan sering digunakan bersama – sama, seperti
dalam studi kasus. Kaum positivis menganggap pengamatan sebagai metode yang tidak andal unrealiable. Menurut mereka, pengamat yang berbeda
mungkin melakukan pengamatan berbeda, memperoleh data yang berbeda, dan konsekuensinya, menghasilkan kesimpulan penelitian yang berbeda
pula. Sedangkan bagi peneliti kualitatif, isunya adalah keotentikan dan reliabilitas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat
hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi reciprocalinteraktif, sehingga tidak diketahui
mana variabel independen dan dependennya Sugiyono, 2005:7. Disisi lain penelitian ini lebih mempunyai emik. Prespektif emik
yaitu data yang dikumpulkan diupayakan untuk dideskripsikan berdasarkan ungkapan, bahasa, cara berpikir, pandangan subyek penelitian. Sehingga
mengungkapkan apa yang menjadi pertimbangan di balik tindakan akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan untuk akuntabilitas dalam
organisasi mahasiswa. Deskripsi informasinya atau sajian datanya harus menghindari adanya evaluasi dan interprestasi dari peneliti. Jika terdapat
evaluasi atau interprestasi itu pun harus berasal dari subjek penelitian. Menurut Efferin dkk 2004:22-25, terdapat dua pendekatan dalam
penelitian ilmiah, yaitu positiviskualitatif dan alternativekualitatif. Positivis adalah pendekatan yang diadopsi dari ilmu alam yang menekankan
pada kombinasi antara logika dan penggunaan alat-alat kuantitatif dalam menginterpretasikan suatu fenomena secara objektif. Pendekatan alternative
mempercayai bahwa penelitian dibidang ilmu sosial tidak dapat diadopsi begitu saja dengan menggunakan pendekatan ilmu alam, kekuatan dalam
pendekatan ini bukan pada objektivitas hasil studi yang diperoleh, namun lebih ke pengenalan secara mendalam atau fenomena yang diteliti peneliti
harus dapat menyelami pengalaman subjektif para pelakunya. Pendekatan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
alternative mempunyai banyak variasi, diantaranya yang sering dijumpai adalah variasi pendekatan interpretive dan critical.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan alternative. Menurut Efferin dkk 2004:24-25, pendekatan alternative
menggunakan peneliti sendiri sebagai alat untuk mencapai suatu kesimpulan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kekuatan pendekatan ini
bukan pada “objektivitas” hasil studi yang diperoleh, namun lebih ke pengenalan secara mendalam atas fenomena yang diteliti. Sedangkan variasi
pendekatan alternative yang digunakan adalah pendekatan Interpretif. Pendekatan Interpretif Neuman, 2003, beranggapan bahwa pemahaman
suatu fenomena sosial dapat diperoleh dengan mempelajari suatu teks secara mendetail, dimana teks di sini dapat diartikan sebagai suatu pembicaraan,
tulisan, atau gambaran. Tujuan dari pendekatan Interpretif ini adalah untuk memberikan gambaran apa adanya dan selengkap mungkin tentang
fenomena tersebut, yaitu bagaimana sebuah fenomena terbentuk secara sosial. Pendekatan Interpretif dapat diartikan sebagai suatu analisis
sistematis yang mendalam terhadap tindakan yang bermakna sosial melalui observasi langsung secara mendetail dari manusiaobjek studi pada setting
alamiahnya, dalam rangka memperoleh suatu pemahaman bagaimanan suatu lingkungan sosial tercipta dan bekerja.
Menurut Indrawati Yuhertiana 2009:4-10 terdapat Karakteristik penelitian kualitatif, yaitu :
a. Menekankan pada pola berpikir induktif
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada dasarnya penelitian kualitatif berfokus untuk mengamati secara subjektif berbagai tema dari sebuah realita sosial, menghubungkan
berbagai tema yang muncul sehingga akan menjadi sebuah pernyataan teori.
Penalaran Deduktif Penalaran Induktif
b. Melihat pada setting dan manusia sebagai satu kesatuan secara holistik . Peneliti kualitatif memandang sebuah realita social secara holistik,
menyeluruh dan utuh, dengan menggunakan pola pikir holistik pula. Berpikir holistik berarti berpikir dengan menggunakan berbagai aspek
dengan menyadari aktifitas gabungan antara dimensi – dimensi spiritual moral,etika,tujuan hidup, psikososial motivasi,empati, rasional dan
fisikal eksekusi, implementasi, menerimna feedback c. Memahami prilaku manusia dari sudut pandang mereka sendiri –
verstehen Hal ini dilakukan dengan cara melakukan empati pada orang yang diteliti
dalam upaya memahami bagaimana mereka melihat berbagai hal dalam kehidupan, memahami mengadung makna pemahaman diri dalam
vertehen yang mempunyai arti bahwa peneliti dalam melakukan
teori
observasi observasi
teori
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penelitian hendaknya memahami permasalahan dari dalam konteks masalah yang di teliti, oleh karena itu peneliti kualitatif tidak mengambil
jarak dengan yang diteliti. d. Lebih mementingkan proses penelitian dari pada hasil penelitian
Bukan pemahaman yang dicari melainkan pemahaman mendalam tentang kehidupan sosial. Proses awal, getting in, mendekati informal,
mencoba memahami latar belakangnya dan mengapa informasi berpendapat atau berperilaku demikian. Terlebih lagi pada proses getting
along, ber-relasi untuk dapat menjaga kepercayaan sehingga memahami benar – benar obyek yang diteliti adalah lebih penting dari pada hasil
penelitian itu sendiri. e. Bersifat humanities.
Peneliti mencoba memahami secara pribadi orang yang di teliti dan ikut mengalami apa yang di alami orang yang di teliti dalam kehidupan sehari
– hari
3.2. Lokasi Penelitian