Model Proses Efektivitas TINJAUAN PUSTAKA

anggota dari kinerja manajemen, dampak suatu program, keluaran tertentu, bahkan eksistensi organisasi itu sendiri. Pendapatan nirlaba ada yang terikat dan tidak terikat, terkait pada aktiva bersih terikat. Beban dan kerugian investasi adalah pengurang aktiva bersih tidak terikat, sementara sumbangan adalah penambah aktiva bersih tidaka terikat. Terkait dengan misi entitas, maka pendapatan utama disajikan bruto, sedang pendapatan investasi disajikan secara netto setelah dikurangi beban investasi. Informasi tercapai program yang sangat penting dalam laporan keuangan, yang menggambarkan kualitas pertanggung jawaban manajemen keuangan dimata para donatur. Dan karena begitu pentingnya donatur sehingga sumbangan bukan kas perlu dipaparkan dalam catatan atas laporan keuangan yang memberi harkat khusus catatan atas laporan keuangan nirlaba setara dengan neraca dan laporan keuangan kegiatan.

2.7. Model Proses Efektivitas

Topik efektivitas ini bersifat abstrak, maka diajukan model sebagai usaha memperlancar kita mengenai efektivitas organisasi. Model ini menekankan proses – proses pokok yang berhubungan dengan efektivitas, dan tidak memandang efektivitas sebagai keadaan akhir. Dengan demikian model ini mengakui bahwa baik organisasi maupun lingkungannya terus berubah. Lagipula model ini mengimplikasikan bahwa peranan penting dari manajemen adalah memahami bagaimana berbagai komponen organisasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana saling hubungan ini dapat memperbesar kemungkinan berhasilnya organisasi. Menurut Steers 1977:208 tiga dimensi utama dari model ini adalah: 1. Optimisasi Tujuan Penggunaan rancangan tujuan terhadap efektivitas organisasi memungkinkan diakuinya secara eksplisit bahwa organisasi yang berbeda mengejar tujuan yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai keberhasilan atau kegagalan relatif dari tujuan yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai keberhasilan atau kegagalan relatif dari organisasi tertentu harus ditentukan dengan membandingkan hasil – hasilnya dengan tujuan organisasi dan bukan dengan pertimbangan peneliti. Lagipula, ancangan optimisasi tujuan mengakui kenyataan bahwa sebagian besar organisasi tidak dapat memaksimalkan tujuan tertentu seperti produk sekalipun mereka menghendakinya. Sebaliknya, berdasarkan pengakuan akan adanya faktor – faktor pembatas terhadap tingkah laku dan prestasi organisasi, para manajer yang efektif dianggap menentukan dan mengejar tujuan yang optimal. Jadi optimisasi adalah sarana pengimbang berbagai tujuan yang bertentangan, sehingga setiap tujuan menerima cukup perhatian dan sumber daya selaras dengan tingkat kepentingan bagi organisasi. Dikemukakan disini bahwa efektivitas harus dinilai terhadap tujuan yang bisa dilaksanakan ini, dan bukan konsep tujuan yang maksimum. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Prespektif Sistem Penggunaan perspektif sistem menekankan pentingnya arti interaksi organisasi lingkungan. Perspektif sistem ini memusatkan perhatian pada hubungan antara komponen – komponen baik yang terdapat didalam maupun diluar organisasi sementara komponen - komponen ini secara bersama – sama mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan organisasi. Jika hubungan ini dikenal dengan jelas, akan lebih mudah bagi manajer mengambil tindakan tegas untuk memperlancar pencapaian tujuan berkat bertambahnya pengertian mereka mengenai dinamika organisasi. 3. Tekanan pada Perilaku Aspek terakhir dari ancangan yang disarankan disini adalah tekanan pada pengertian mengenai peranan perilaku manusia dengan pengaruhgnya pada prestasi organisai. Dengan perkataan lain, jika kita ingin mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai faktor – faktor penentu efektivitas, kita harus meneliti perilaku pekerja. Jika para anggota organisasi menyetujui sasaran pemimpin mereka, maka dapat diperkirakan bahwa tingkat usaha yang mereka tujukan untuk mencapai sasaran ini akan tinggi. Dipihak lain, jika sasaran organisasi sebagian besar tidak cocok dengan kebutuhan dan tujuan pekerja, sulit untuk percaya bahwa mereka akan memaksimalkan kontribusi mereka. Jadi, bila kita membahas efektivitas organisasi yang tidak kalah pentingnya untuk dibahas adalah hubungan antara apa yang diinginkan organisasi. Jika kedua rangkaian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kebutuhan dan tujuan ini relatif homogen, kemungkinan untuk meningkatkan prestasi keseluruhan organisasi sangat besar.

2.8 Auditing Dan Pengendalian Internal