IMPLEMENTASI AKUNTANSI PADA ORGANISASI MAHASISWA (Study Kasus pada Organisasi HMAK di UPN “Veteran” jatim).

(1)

“IMPLEMENTASI AKUNTANSI PADA ORGANISASI MAHASISWA”

(Study Kasus pada Organisasi HMAK di UPN “Veteran” jatim)

SKRIPSI

Oleh :

Prapto Hadi Sarwono 0613010020/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

“IMPLEMENTASI AKUNTANSI PADA ORGANISASI MAHASISWA”

(Study Kasus pada Organisasi HMAK di UPN “Veteran” jatim)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh : Prapto Hadi Sarwono

0613010020/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

1.5. Ruang Lingkup Pembahasan ... 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

2.2. Organisasi atau Lembaga... 18

2.2.1. Organisasi Nirlaba... 20

2.2.2. Organisasi Mahasiswa... 24

2.2.2.1. Pengertian dan Definisi Organisasi Mahasiswa 24 2.2.2.2. Administrasi dan manajemen Strategik Dalam Organisasi Mahasiswa... 25

2.2.2.3. Manajemen Organisasi Mahasiswa ... 27


(4)

iv

2.3.1. Badan Usaha dan Manajemen ... 29

2.3.2. Fungsi Akuntansi ... 31

2.3.3. Proses Akuntansi ... 33

2.4. Laporan Keuangan... 35

2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan... 35

2.4.2. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ... 37

2.4.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 38

2.4.4. Tujuan Pelaporan Keuangan... 40

2.5. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba... 41

2.5.1. Fungsi Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 41

2.5.2. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 43

2.5.3. Basis Pencatatan Akuntansi Organisasi Nirlaba ... 44

2.5.4. Laporan Keuangan Organisasi Mahasiswa ... 45

2.5.4.1. Penerapan Prinsip – prinsip Akuntansi dalam Organisai Mahasiswa ... 45

2.5.4.2. Para Pemakai Laporan Keuangan Organisasi Mahasiswa ... 46

2.6. Pernyataan PSAK No.45 ... 48

2.7. Model Proses Efektivitas ... 50

2.8. Auditing dan Pengendalian Internal ... 53

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 56

3.2. Lokasi Penelitian ... 60

3.3. Penentuan Informan... 62


(5)

v

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.6. Analisis Data... 67

3.7. Keabsahan Data ... 68

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek penelitian ...72

4.2 Profil Himpunan Mahasiswa Akuntansi... 74

4.2.1 Visi dan Misi HMAK ... 74

4.2.2 Struktural dan Keanggotaan ... 76

4.2.3 Program kerja ... 79

4.3 Pelaporan Keuangan HMAK... 86

4.3.1 Sumber pengelolaan dana HMAK... 89

4.3.2 Sistem perencanaan anggaran HMAK ... 91

4.3.3 Standar dan bentuk pelaporan keuangan HMAK ... 94

4.4 Sistem Kontrol HMAK... 109

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 114

5.2 Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan keuangan HMAK... 7


(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Penalaran deduktif dan induktif ... 59

Gambar 4.1 Bagan Struktural HMAK... 78

Gambar 4.2 Rancangan kegiatan dan anggaran HMAK ... 100


(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skep menteri pendidikan dan kebudayaan RI. No.155/U/1988

Lampiran 2 ART (Anggaran Rumah Tangga) HMAK

Lampiran 3 LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) HMAK

Lampiran 4 Field Note wawancara


(9)

ix

“IMPLEMENTASI AKUNTANSI PADA ORGANISASI

MAHASISWA”

(Study Kasus pada Organisasi HMAK di UPN “Veteran” jatim)

Oleh

Prapto Hadi Sarwono 0613010020/FE/EA

ABSTRAK

Organisasi mahasiswa termasuk dalam organisasi nirlaba, organisasi ini dipandang amat berbeda dengan organisasi komersial oleh pelanggan, penikmat, donatur, sukarelawan, pemerintah, anggota organisasi dan karyawan organisasi nirlaba. Para pengurus organisasi ini yang terseleksi secara ideal mempunyai tujuan tulus untuk mendukung organisasi. HMAK (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) merupakan organisasi kemahsiswaan, maka dapat dikatakan bahwa organisasi mahasiswa yang juga sebagai salah satu organisasi non-profit juga berhak untuk membuat dan melaporkan laporan keuangan yang diperuntukan terutama bagi donatur atau pemberi sumbangan dalam anggaran operasional HMAK, yang diperoleh dari sumbangan dari orang tua mahasiswa yaitu IKOMA (Ikatan Orang Tua Mahasiswa) dan dari SPP mahasiswa. Dimana organisasi intra kampus sudah diatur dalam skep.155/U/1998 tentang pedoman organisasi mahasiswa dalam perguruan tinggi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Intepretif. Informan yang digunakan dalam penelitian berjumlah delapan orang. Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snow-ball, yaitu penggalian data melalui wawancara mendalam dari satu responden ke responden lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak menemukan informasi baru lagi, jenuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa proses pelaporan keuangan serta mempelajari bagaimana sistem kontrol di dalam HMAK.

Kesimpulan penelitian ini adalah Pelaporan keuangan HMAK masih di lakukan secara sederhana yang masih belum ada aturan baku yang jelas, dengan membuat catatan kas masuk dan keluar, laporan perkegiatan , dan arus kas, laporan itu akan dilaporan dalam proses pertanggung jawaban oleh kepengurusan yang sudah berjalan. Sistem kontrol di HMAK di bagi menjadi dua internal dan ekternal, di internal terdapat BPH (Badan Pengurus Harian) dengan melalu media rapat kordinasi dan di ekternal terdapat badan independen yang bernama BLMJ (Badan Legislatif Mahasiswa Jurusan).


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi nirlaba dipandang amat berbeda dengan organisasi komersial

oleh pelanggan, penikmat, donatur, sukarelawan, pemerintah, anggota organisasi

dan karyawan organisasi nirlaba. Para pengurus organisasi ini yang terseleksi

secara ideal mempunyai tujuan tulus untuk mendukung organisasi. Guna

mencapai tujuannya, walaupun pada kenyataannya tidak selalu demikian karena

bagi Stakeholder, akuntansi dan laporan keuangan bertugas meminta

pertanggungjawaban pengurus sebab bagi mereka akuntansi bertugas

menginformasikan kesinambungan hidup organisasi sebagai tempat kepentingan.

Para anggota diasumsikan secara serius ikut serta dalam suatu organisasi nirlaba

untuk mencapai suatu idaman tertentu organisasi bersangkutan yang sejalan

dengan aspirasinya. Maka laporan keuangan diharapkan memberikan informasi

berkala yang berguna memberikan gambaran apakah idaman itu direalisasikan

oleh raihan organisasi nirlaba, serta apakah sudah berjalan dengan aturan – aturan

yang sudah ditentukan oleh pihak internal maupun eksternal organisasi nirlaba

tersebut.

Para pelanggan atau pihak yang menjadi sasaran yang akan diuntungkan

serta berharap untuk memperoleh manfaat yang dijanjikan organisasi perlu

mendapat informasi mengenai sasaran yang berhasil diraih organisasi tersebut.


(11)

yang diraih yang apabila mungkin didenominasikan dalam besaran uang. Sebagai

kesimpulan, sasaran utama laporan keuangan entitas nirlaba adalah menyajikan

informasi kepada penyedia sumber daya, yang ada pada masa berjalan dan pada

saat yang akan datang dan pihak – pihak lain yang berkepentingan untuk

mengambil keputusan rasional dalam pengalokasian sumber daya kepada entitas

nirlaba.

Sesuai dengan PSAK 45 tentang “Organisasi Nirlaba” bahwa organisasi

nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat dan melaporkan laporan keuangan

kepada pemakai laporan keuangan. Menurut Al Haryono Jusup dalam bukunya

yaitu ‘dasar – dasar akuntansi’, Organisasi Nirlaba adalah ‘organisasi - organisasi

yang tidak bertujuan mencari laba seperti organisasi keagamaan, yayasan atau lembaga pendidikan’.

Organisasi nirlaba dalam penelitian ini adalah organisasi mahasiswa

jurusan akuntansi karena organisasi mahasiswa dapat dikatakan merupakan bagian

dari sumber daya manusia, keuangan dan sumber daya lain dari masyarakat

sebagai salah satu entitas mahasiswa.

Seperti yang telah dijabarkan diatas bahwa ORMAWA (Organisasi

Mahasiswa) atau disebut juga HMAK (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) juga

merupakan organisasi nirlaba, maka dapat dikatakan bahwa organisasi mahasiswa

yang juga sebagai salah satu organisasi non-profit juga berhak untuk membuat dan

melaporkan laporan keuangan yang diperuntukan terutama bagi donatur atau

pemberi sumbangan dalam anggaran operasional HMAK, yang diperoleh dari


(12)

Mahasiswa) dan dari SPP mahasiswa. Dimana organisasi intra kampus sudah

diatur dalam skep.155/U/1998 tentang pedoman organisasi mahasiswa dalam

perguruan tinggi.

Dalam keputusan ini yang dimaksud :

1. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan

kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan

pendidikan tinggi.

2. Tujuan pendidikan tinggi adalah :

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau

kesenian.

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau

kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

3. Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman

tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta

menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.


(13)

dibebankan pada anggaran perguruan tinggi yang bersangkutan dan/atau usaha

lain seijin pimpinan perguruan tinggi dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan

peraturan perundang - undangan yang berlaku. Penggunaan dana dalam kegiatan

kemahasiswaan harus dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya ( pasal

10:skep 155/U/1998).

Jelas sudah fungsi dan tujuan dalam organisasi HMAK yang ada dalam

perguruan tinggi, serta perlakuan dalam mengaplikasikan akuntansi dalam

organisasi tersebut, dikarenakan setiap pembuatan laporan keuangan jelas ada

standart dasar pelaporan keuangan terhadap pengguna informasi akuntansi bisa

dikerucutkan penggunanya sebagian entitas yang bersangkutan seperti anggota

pengurus, lembaga perguruan tinggi dan para donatur dari mahasiswa. Elemen –

elemen tersebut bertanggung jawab mengetahui alur dari keuangan yang

digunakan untuk kelangsungan roda organisasi yang sedang berjalan seperti

program kerja dan operasional organisasi tersebut, agar bisa mengontrol apakah

suatu keidealan atau tujuan organisasi itu sudah tercapai atau belum dalam

organisasi mahasiswa tersebut.

Banyak faktor dan tugas organisasi mahasiswa berjalan serta elemen

didalamnya, sebagian contoh tujuan dari Organisasi mahasiswa di internal kampus

UPN “VETERAN” JATIM :

1. Sebagai penjembatan bagi mahasiswa dan pihak lembaga.

2. Sebagai wadah pengembangan diri secara akedemik maupun non akademik.


(14)

pengabdian kepada masyarakat dan banyak lagi fungsi -fungsi lainnya.

Di dalam organisasi mahasiswa juga terdapat elemen – elemen penting

didalamnya, yang sebagai sarat terbentuknya suatu organisasi antara lain :

1. Aturan organisasi atau biasa disebut AD atau ART.

2. Tujuan atau visi dan misi organisasi.

3. SDM (Sumber Daya Manusia).

4. Struktural kepengurusan harian.

5. Program kerja dan sumber daya lainnya.

Semua elemen ini mutlak harus ada untuk menjalankan suatu organsasi

mahasiswa dengan baik, dikarenakan korelasi yang jelas dari setiap elemen

tersebut dan pada akhir kepengurusan atau periode organisasi mahasiswa juga

harus melakukan sidang LPJ ( Laporan Pertanggung Jawaban) untuk menjalankan

pertanggung jawaban yang transparan kepada pihak donatur yang itu semua

diwakili oleh perwakilan mahasiswa di setiap kelas jurusan atau fakultas yang

bersangkutan. Dalam proses berjalannya organisasi mahasiswa juga, terdapat

permasalahan – permasalahan yang muncul dari internal maupun eksternal

organisasi, seperti biasanya terjadi yaitu : krisis SDM (Sumber Daya Manusia)

atau krisis kepemimpinan, kurangnya anggaran dana yang diperoleh, yang

berujung tidak bisanya organisasi tersebut berkembang, gesekan – gesekan yang


(15)

Permasalahan implementasi akuntansi di organisasi mahasiswa HMAK

juga manjadi permaslahan mendalam bagi peneliti, kenapa mengambil objek

penelitan HMAK, di dukung dengan temuan – temuan fenomena yang

fundamental dalam proses yang berjalan dalam setiap periode kepengurusan

HMAK. Seperti :

1. Masih tidak ada tolak ukur yang jelas untuk pencatatan keuangan dan

pelaporan LPJ pada akhir kegiatan serta akhir kepengurusan ditinjau dari

(Redaksional kata, pencatatan, Susunan laporan, Bentuk laporan,dll) dalam

pengauditanpun masih dipertanyakan untuk kapabilitasnya para penyaji atau

pemeriksaan keuangan, yang seharusnya itu semua sudah diaturan jelas di aturan

internal organisasi HMAK dan PSAK 45 mengenai organisasi nirlaba, walau tidak

dipaparkan secara jelas dan detail. Dengan melihat masalah dan latar belakang

yang terjadi, seharusnya ada langkah solutif untuk menekan gesekan personal di

karenakan perbedaan persepsi yang kurang objektif.

2. Kesulitan juga sebagai badan kontrol eksternal dalam HMAK sendiri yang

dilakukan oleh BLMJ sebagai legislatif atau kontroling bagi eksekutif (HMAK)

tidak bisa mengoreksi atau mengontrol secara objektif, yang selama ini masih

menggunakan asumsi -asumsi pribadi, dengan mengacu dari pengalaman yang

sudah dilakukan, atau bisa dikatakan subjektif dalam pengauditan. Mungkin itu

semua terjadi dikarenakan tidak ada pedoman khusus atau standart umum yang di

gunakan dalam menjalankan pemeriksaan, pembuatan dan pelaporan keuangan

dalam HMAK. inilah contoh dari pelaporan LPJ dari organisasi Himpunan


(16)

Tabel 1 : Laporan keuangan HMAK

LAPORAN KEUANGAN

HIMPUNAN MAHASISWA AKUNTANSI UPN"VETERAN"JAWA TIMUR PERIODE JUNI 2010 - NOVEMBER 2010

TGL KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

Juni'10 1 Saldo Bersih Awal Tahun'10 Rp XXX

1 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

7 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

7 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

7 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 Saldo akhir bulan Juni 2010 Rp XXX

Juli'10 1 Saldo awal bulan Juli'10 Rp XXX

16 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

25 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 XXXXXXX Rp XXX

Agst'10 1 Saldo awal bulan Agustus'10 Rp XXX

13 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 Saldo akhir bulan Agustus '10 Rp XXX

Sept'10 1 Saldo awal bulan September'10 Rp XXX

15 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

16 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

16 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 Saldo akhir bulan September '10 Rp XXX

Okt'10 1 Saldo awal bulan Oktober '10 Rp XXX

6 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

15 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

19 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

25 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

26 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 XXXXXXX Rp XXX

Nop'10 1 Saldo awal bulan Nopember '10 Rp XXX

9 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

9 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

11 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

18 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

18 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

22 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

30 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

30 Saldo Akhir Bulan Nopember '10 Rp XXX


(17)

Bisa dilihat bahwa pelaporan pertanggung jawaban dari HMAK hanya sebatas arus kas masuk dan keluar, yang di dalamnya ada tanggal dan bulan transaksi, keterangan, debet , kredit dan saldo, serta runtutan Laporan HMAK adalah :

1. Rencana anggaran.

2.Catatan kas masuk dan keluar (transaksi keluar masuknya dana di setiap kegiantan)

3.LPJ proker

4. Rincian LPJ harian dan Tahunan (rekapan dari Kegiatan keseluruhan)

5. Arus Kas

- Oprasional

- Pendanaan (Aktifitas sumbangan – sumbangan dari luar dalam HMAK)

-Akifitas investasi dana usaha (perlengkapan dan peralatan)

-Aktifitas lain-lain (kegiatan di luar rencana anggaran)

Sebenarnya dari sumber yang ada, tidak diperlukan suatu pencatatan

yang begitu rumit yang terdapat dalam aturan PSAK 45, walau tidak ada

keharusan khusus dari pihak Universitas atau lembaga lain untuk organisasi

mahasiswa menerapkan standart pelaporan keuangan seperti di PSAK 45, karena

dari observasi sederhana di lapangan yang dipaparkan PD1 (Pembantu dekan 1) :

“Bahwa tidak ada keharusan untuk ORMAWA menjalan standart umum seperti di PSAK 45, yang penting ada suatu LPJ (Laporan Pertanggung jawaban) organisasi untuk melaporkan dana Universitas yang dipakai dengan unsur – unsur seperti sederhana, jelas dan objektif “ (Drs.Ec.Syaiful Anwar, M.Si)


(18)

Bahwa sudah jelas bahwa masih belum ada standart khusus yang

diberlakukan dalam pembuatan pelaporan keuangan dalam organisasi mahasiswa

atau HMAK, walau Organisasi HMAK termasuk dalam kriteria organisasi nirlaba

yang tertera jelas didalam PSAK 45. Format pelaporan keuangan didalam HMAK

juga masih menerapkan historis dari format tahun – tahun sebelumnya yang tidak

ada pembaruan atau perubahan untuk ke efektifan pelaporan yang sudah berjalan.

Apakah tidak seharusnya ada evaluasi atau pembuatan standart sederhana, yang

jelas – jelas ada ketentuan umum yang harus dilaksanakan dan keseragaman

pembuatan laporan keuangan didalam organisasi mahasiswa di setiap kampus

khusunya Himpunan Mahasiswa Akuntansi di UPN “VETERAN” JATIM.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Implementasi Akuntansi pada Organisasi Mahasiswa” (study kasus,

organisasi HMAK di UPN “VETERAN” JAWA TIMUR)

II. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, berikut ini

dibuat suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaporan keuangan HMAK ?


(19)

III. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk menganalisa secara jelas gambaran mengenai pelaporan dan bentuk

laporan keuangan pertanggung jawaban dalam Organisasi Mahasiswa,

khususnya Organisasi Mahasiswa Akuntansi di UPN “VETERAN” Jawa

Timur ?

2. Untuk menganalisa sistem dan manajemen keuangan atau pengelolaan

keuangan didalam Organisasi Mahasiswa Akuntansi di UPN “VETERAN”

Jawa Timur ?

3. Menganalisa sistem kontroll didalam Organisasi Mahasiswa Akuntansi di

UPN “VETERAN” Jawa Timur ?

IV. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai

berikut yaitu :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah pengetahuan mengenai pelaporan keuangan dalam Organisasi

Mahasiswa sehingga dapat menambah kepustakaan dibidang Akuntansi

khususnya dalam Organisasi Mahasiswa untuk penelitian berikutnya.

2. Bagi Organisasi Mahasiswa

Sebagai bahan informasi tambahan untuk penyempurnaan dalam perbaikan


(20)

akuntansi di Organisasi Mahasiswa dan peningkatan akutabilitas yang lebih

transparansi atau efektif terhadap pengguna informasi tersebut.

3. Bagi peneliti

Dapat mengetahuai secara jelas gambaran tentang pelaporan keuangan

atau akuntansi dalam Organisasi Mahasiswa akuntansi serta dapat

membandingakan teori yang telah diterima dibangku kuliah dengan kenyataan di

lapangan.

1.2. Ruang lingkup Pembahasan

Pembahasan akan dilakukan dengan tolak ukur pada pembahasan

implementasi akuntansi dalam aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas

Organisasi Mahasiswa, yang merupakan aktifitas terbesar dan terpenting dalam

Organisasi Mahasiswa . Pembahasan tersebut berupa pemahaman tentang cara

pencatatan akuntansi keuangan, proses keuangan dalam Organisasi Mahasiswa


(21)

“IMPLEMENTASI AKUNTANSI PADA ORGANISASI MAHASISWA”

(Study Kasus pada Organisasi HMAK di UPN “Veteran” jatim)

SKRIPSI

Oleh :

Prapto Hadi Sarwono 0613010020/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(22)

“IMPLEMENTASI AKUNTANSI PADA ORGANISASI MAHASISWA”

(Study Kasus pada Organisasi HMAK di UPN “Veteran” jatim)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh : Prapto Hadi Sarwono

0613010020/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(23)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN ... viii ABSTRAKSI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

1.5. Ruang Lingkup Pembahasan ... 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

2.2. Organisasi atau Lembaga... 18

2.2.1. Organisasi Nirlaba... 20

2.2.2. Organisasi Mahasiswa... 24

2.2.2.1. Pengertian dan Definisi Organisasi Mahasiswa 24

2.2.2.2. Administrasi dan manajemen Strategik Dalam

Organisasi Mahasiswa... 25

2.2.2.3. Manajemen Organisasi Mahasiswa ... 27


(24)

iv

2.3.1. Badan Usaha dan Manajemen ... 29

2.3.2. Fungsi Akuntansi ... 31

2.3.3. Proses Akuntansi ... 33

2.4. Laporan Keuangan... 35

2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan... 35

2.4.2. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ... 37

2.4.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 38

2.4.4. Tujuan Pelaporan Keuangan... 40

2.5. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba... 41

2.5.1. Fungsi Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 41

2.5.2. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 43

2.5.3. Basis Pencatatan Akuntansi Organisasi Nirlaba ... 44

2.5.4. Laporan Keuangan Organisasi Mahasiswa ... 45

2.5.4.1. Penerapan Prinsip – prinsip Akuntansi dalam

Organisai Mahasiswa ... 45

2.5.4.2. Para Pemakai Laporan Keuangan Organisasi

Mahasiswa ... 46

2.6. Pernyataan PSAK No.45 ... 48

2.7. Model Proses Efektivitas ... 50

2.8. Auditing dan Pengendalian Internal ... 53

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... 56

3.2. Lokasi Penelitian ... 60

3.3. Penentuan Informan... 62


(25)

v

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.6. Analisis Data... 67

3.7. Keabsahan Data ... 68

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek penelitian ...72

4.2 Profil Himpunan Mahasiswa Akuntansi... 74

4.2.1 Visi dan Misi HMAK ... 74

4.2.2 Struktural dan Keanggotaan ... 76

4.2.3 Program kerja ... 79

4.3 Pelaporan Keuangan HMAK... 86

4.3.1 Sumber pengelolaan dana HMAK... 89

4.3.2 Sistem perencanaan anggaran HMAK ... 91

4.3.3 Standar dan bentuk pelaporan keuangan HMAK ... 94

4.4 Sistem Kontrol HMAK... 109

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 114

5.2 Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(26)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan keuangan HMAK... 7


(27)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Penalaran deduktif dan induktif ... 59

Gambar 4.1 Bagan Struktural HMAK... 78

Gambar 4.2 Rancangan kegiatan dan anggaran HMAK ... 100


(28)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skep menteri pendidikan dan kebudayaan RI. No.155/U/1988

Lampiran 2 ART (Anggaran Rumah Tangga) HMAK

Lampiran 3 LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) HMAK

Lampiran 4 Field Note wawancara


(29)

ix

“IMPLEMENTASI AKUNTANSI PADA ORGANISASI

MAHASISWA”

(Study Kasus pada Organisasi HMAK di UPN “Veteran” jatim)

Oleh

Prapto Hadi Sarwono 0613010020/FE/EA

ABSTRAK

Organisasi mahasiswa termasuk dalam organisasi nirlaba, organisasi ini dipandang amat berbeda dengan organisasi komersial oleh pelanggan, penikmat, donatur, sukarelawan, pemerintah, anggota organisasi dan karyawan organisasi nirlaba. Para pengurus organisasi ini yang terseleksi secara ideal mempunyai tujuan tulus untuk mendukung organisasi. HMAK (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) merupakan organisasi kemahsiswaan, maka dapat dikatakan bahwa organisasi mahasiswa yang juga sebagai salah satu organisasi non-profit juga berhak untuk membuat dan melaporkan laporan keuangan yang diperuntukan terutama bagi donatur atau pemberi sumbangan dalam anggaran operasional HMAK, yang diperoleh dari sumbangan dari orang tua mahasiswa yaitu IKOMA (Ikatan Orang Tua Mahasiswa) dan dari SPP mahasiswa. Dimana organisasi intra kampus sudah diatur dalam skep.155/U/1998 tentang pedoman organisasi mahasiswa dalam perguruan tinggi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Intepretif. Informan yang digunakan dalam penelitian berjumlah delapan orang. Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snow-ball, yaitu penggalian data melalui wawancara mendalam dari satu responden ke responden lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak menemukan informasi baru lagi, jenuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa proses pelaporan keuangan serta mempelajari bagaimana sistem kontrol di dalam HMAK.

Kesimpulan penelitian ini adalah Pelaporan keuangan HMAK masih di lakukan secara sederhana yang masih belum ada aturan baku yang jelas, dengan membuat catatan kas masuk dan keluar, laporan perkegiatan , dan arus kas, laporan itu akan dilaporan dalam proses pertanggung jawaban oleh kepengurusan yang sudah berjalan. Sistem kontrol di HMAK di bagi menjadi dua internal dan ekternal, di internal terdapat BPH (Badan Pengurus Harian) dengan melalu media rapat kordinasi dan di ekternal terdapat badan independen yang bernama BLMJ (Badan Legislatif Mahasiswa Jurusan).


(30)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi nirlaba dipandang amat berbeda dengan organisasi komersial

oleh pelanggan, penikmat, donatur, sukarelawan, pemerintah, anggota organisasi

dan karyawan organisasi nirlaba. Para pengurus organisasi ini yang terseleksi

secara ideal mempunyai tujuan tulus untuk mendukung organisasi. Guna

mencapai tujuannya, walaupun pada kenyataannya tidak selalu demikian karena

bagi Stakeholder, akuntansi dan laporan keuangan bertugas meminta

pertanggungjawaban pengurus sebab bagi mereka akuntansi bertugas

menginformasikan kesinambungan hidup organisasi sebagai tempat kepentingan.

Para anggota diasumsikan secara serius ikut serta dalam suatu organisasi nirlaba

untuk mencapai suatu idaman tertentu organisasi bersangkutan yang sejalan

dengan aspirasinya. Maka laporan keuangan diharapkan memberikan informasi

berkala yang berguna memberikan gambaran apakah idaman itu direalisasikan

oleh raihan organisasi nirlaba, serta apakah sudah berjalan dengan aturan – aturan

yang sudah ditentukan oleh pihak internal maupun eksternal organisasi nirlaba

tersebut.

Para pelanggan atau pihak yang menjadi sasaran yang akan diuntungkan

serta berharap untuk memperoleh manfaat yang dijanjikan organisasi perlu

mendapat informasi mengenai sasaran yang berhasil diraih organisasi tersebut.


(31)

yang diraih yang apabila mungkin didenominasikan dalam besaran uang. Sebagai

kesimpulan, sasaran utama laporan keuangan entitas nirlaba adalah menyajikan

informasi kepada penyedia sumber daya, yang ada pada masa berjalan dan pada

saat yang akan datang dan pihak – pihak lain yang berkepentingan untuk

mengambil keputusan rasional dalam pengalokasian sumber daya kepada entitas

nirlaba.

Sesuai dengan PSAK 45 tentang “Organisasi Nirlaba” bahwa organisasi

nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat dan melaporkan laporan keuangan

kepada pemakai laporan keuangan. Menurut Al Haryono Jusup dalam bukunya

yaitu ‘dasar – dasar akuntansi’, Organisasi Nirlaba adalah ‘organisasi - organisasi

yang tidak bertujuan mencari laba seperti organisasi keagamaan, yayasan atau lembaga pendidikan’.

Organisasi nirlaba dalam penelitian ini adalah organisasi mahasiswa

jurusan akuntansi karena organisasi mahasiswa dapat dikatakan merupakan bagian

dari sumber daya manusia, keuangan dan sumber daya lain dari masyarakat

sebagai salah satu entitas mahasiswa.

Seperti yang telah dijabarkan diatas bahwa ORMAWA (Organisasi

Mahasiswa) atau disebut juga HMAK (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) juga

merupakan organisasi nirlaba, maka dapat dikatakan bahwa organisasi mahasiswa

yang juga sebagai salah satu organisasi non-profit juga berhak untuk membuat dan

melaporkan laporan keuangan yang diperuntukan terutama bagi donatur atau

pemberi sumbangan dalam anggaran operasional HMAK, yang diperoleh dari


(32)

Mahasiswa) dan dari SPP mahasiswa. Dimana organisasi intra kampus sudah

diatur dalam skep.155/U/1998 tentang pedoman organisasi mahasiswa dalam

perguruan tinggi.

Dalam keputusan ini yang dimaksud :

1. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan

kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan

pendidikan tinggi.

2. Tujuan pendidikan tinggi adalah :

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau

kesenian.

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau

kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

3. Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman

tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta

menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.


(33)

dibebankan pada anggaran perguruan tinggi yang bersangkutan dan/atau usaha

lain seijin pimpinan perguruan tinggi dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan

peraturan perundang - undangan yang berlaku. Penggunaan dana dalam kegiatan

kemahasiswaan harus dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya ( pasal

10:skep 155/U/1998).

Jelas sudah fungsi dan tujuan dalam organisasi HMAK yang ada dalam

perguruan tinggi, serta perlakuan dalam mengaplikasikan akuntansi dalam

organisasi tersebut, dikarenakan setiap pembuatan laporan keuangan jelas ada

standart dasar pelaporan keuangan terhadap pengguna informasi akuntansi bisa

dikerucutkan penggunanya sebagian entitas yang bersangkutan seperti anggota

pengurus, lembaga perguruan tinggi dan para donatur dari mahasiswa. Elemen –

elemen tersebut bertanggung jawab mengetahui alur dari keuangan yang

digunakan untuk kelangsungan roda organisasi yang sedang berjalan seperti

program kerja dan operasional organisasi tersebut, agar bisa mengontrol apakah

suatu keidealan atau tujuan organisasi itu sudah tercapai atau belum dalam

organisasi mahasiswa tersebut.

Banyak faktor dan tugas organisasi mahasiswa berjalan serta elemen

didalamnya, sebagian contoh tujuan dari Organisasi mahasiswa di internal kampus

UPN “VETERAN” JATIM :

1. Sebagai penjembatan bagi mahasiswa dan pihak lembaga.

2. Sebagai wadah pengembangan diri secara akedemik maupun non akademik.


(34)

pengabdian kepada masyarakat dan banyak lagi fungsi -fungsi lainnya.

Di dalam organisasi mahasiswa juga terdapat elemen – elemen penting

didalamnya, yang sebagai sarat terbentuknya suatu organisasi antara lain :

1. Aturan organisasi atau biasa disebut AD atau ART.

2. Tujuan atau visi dan misi organisasi.

3. SDM (Sumber Daya Manusia).

4. Struktural kepengurusan harian.

5. Program kerja dan sumber daya lainnya.

Semua elemen ini mutlak harus ada untuk menjalankan suatu organsasi

mahasiswa dengan baik, dikarenakan korelasi yang jelas dari setiap elemen

tersebut dan pada akhir kepengurusan atau periode organisasi mahasiswa juga

harus melakukan sidang LPJ ( Laporan Pertanggung Jawaban) untuk menjalankan

pertanggung jawaban yang transparan kepada pihak donatur yang itu semua

diwakili oleh perwakilan mahasiswa di setiap kelas jurusan atau fakultas yang

bersangkutan. Dalam proses berjalannya organisasi mahasiswa juga, terdapat

permasalahan – permasalahan yang muncul dari internal maupun eksternal

organisasi, seperti biasanya terjadi yaitu : krisis SDM (Sumber Daya Manusia)

atau krisis kepemimpinan, kurangnya anggaran dana yang diperoleh, yang

berujung tidak bisanya organisasi tersebut berkembang, gesekan – gesekan yang


(35)

Permasalahan implementasi akuntansi di organisasi mahasiswa HMAK

juga manjadi permaslahan mendalam bagi peneliti, kenapa mengambil objek

penelitan HMAK, di dukung dengan temuan – temuan fenomena yang

fundamental dalam proses yang berjalan dalam setiap periode kepengurusan

HMAK. Seperti :

1. Masih tidak ada tolak ukur yang jelas untuk pencatatan keuangan dan

pelaporan LPJ pada akhir kegiatan serta akhir kepengurusan ditinjau dari

(Redaksional kata, pencatatan, Susunan laporan, Bentuk laporan,dll) dalam

pengauditanpun masih dipertanyakan untuk kapabilitasnya para penyaji atau

pemeriksaan keuangan, yang seharusnya itu semua sudah diaturan jelas di aturan

internal organisasi HMAK dan PSAK 45 mengenai organisasi nirlaba, walau tidak

dipaparkan secara jelas dan detail. Dengan melihat masalah dan latar belakang

yang terjadi, seharusnya ada langkah solutif untuk menekan gesekan personal di

karenakan perbedaan persepsi yang kurang objektif.

2. Kesulitan juga sebagai badan kontrol eksternal dalam HMAK sendiri yang

dilakukan oleh BLMJ sebagai legislatif atau kontroling bagi eksekutif (HMAK)

tidak bisa mengoreksi atau mengontrol secara objektif, yang selama ini masih

menggunakan asumsi -asumsi pribadi, dengan mengacu dari pengalaman yang

sudah dilakukan, atau bisa dikatakan subjektif dalam pengauditan. Mungkin itu

semua terjadi dikarenakan tidak ada pedoman khusus atau standart umum yang di

gunakan dalam menjalankan pemeriksaan, pembuatan dan pelaporan keuangan

dalam HMAK. inilah contoh dari pelaporan LPJ dari organisasi Himpunan


(36)

Tabel 1 : Laporan keuangan HMAK

LAPORAN KEUANGAN

HIMPUNAN MAHASISWA AKUNTANSI UPN"VETERAN"JAWA TIMUR PERIODE JUNI 2010 - NOVEMBER 2010

TGL KETERANGAN DEBIT KREDIT SALDO

Juni'10 1 Saldo Bersih Awal Tahun'10 Rp XXX

1 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

7 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

7 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

7 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 Saldo akhir bulan Juni 2010 Rp XXX

Juli'10 1 Saldo awal bulan Juli'10 Rp XXX

16 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

25 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 XXXXXXX Rp XXX

Agst'10 1 Saldo awal bulan Agustus'10 Rp XXX

13 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 Saldo akhir bulan Agustus '10 Rp XXX

Sept'10 1 Saldo awal bulan September'10 Rp XXX

15 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

16 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

16 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 Saldo akhir bulan September '10 Rp XXX

Okt'10 1 Saldo awal bulan Oktober '10 Rp XXX

6 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

15 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

19 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

20 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

25 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

26 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

31 XXXXXXX Rp XXX

Nop'10 1 Saldo awal bulan Nopember '10 Rp XXX

9 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

9 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

11 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

18 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

18 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

22 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

30 XXXXXXX Rp XXX Rp XXX

30 Saldo Akhir Bulan Nopember '10 Rp XXX


(37)

Bisa dilihat bahwa pelaporan pertanggung jawaban dari HMAK hanya sebatas arus kas masuk dan keluar, yang di dalamnya ada tanggal dan bulan transaksi, keterangan, debet , kredit dan saldo, serta runtutan Laporan HMAK adalah :

1. Rencana anggaran.

2.Catatan kas masuk dan keluar (transaksi keluar masuknya dana di setiap kegiantan)

3.LPJ proker

4. Rincian LPJ harian dan Tahunan (rekapan dari Kegiatan keseluruhan)

5. Arus Kas

- Oprasional

- Pendanaan (Aktifitas sumbangan – sumbangan dari luar dalam HMAK)

-Akifitas investasi dana usaha (perlengkapan dan peralatan)

-Aktifitas lain-lain (kegiatan di luar rencana anggaran)

Sebenarnya dari sumber yang ada, tidak diperlukan suatu pencatatan

yang begitu rumit yang terdapat dalam aturan PSAK 45, walau tidak ada

keharusan khusus dari pihak Universitas atau lembaga lain untuk organisasi

mahasiswa menerapkan standart pelaporan keuangan seperti di PSAK 45, karena

dari observasi sederhana di lapangan yang dipaparkan PD1 (Pembantu dekan 1) :

“Bahwa tidak ada keharusan untuk ORMAWA menjalan standart umum seperti di PSAK 45, yang penting ada suatu LPJ (Laporan Pertanggung jawaban) organisasi untuk melaporkan dana Universitas yang dipakai dengan unsur – unsur seperti sederhana, jelas dan objektif “ (Drs.Ec.Syaiful Anwar, M.Si)


(38)

Bahwa sudah jelas bahwa masih belum ada standart khusus yang

diberlakukan dalam pembuatan pelaporan keuangan dalam organisasi mahasiswa

atau HMAK, walau Organisasi HMAK termasuk dalam kriteria organisasi nirlaba

yang tertera jelas didalam PSAK 45. Format pelaporan keuangan didalam HMAK

juga masih menerapkan historis dari format tahun – tahun sebelumnya yang tidak

ada pembaruan atau perubahan untuk ke efektifan pelaporan yang sudah berjalan.

Apakah tidak seharusnya ada evaluasi atau pembuatan standart sederhana, yang

jelas – jelas ada ketentuan umum yang harus dilaksanakan dan keseragaman

pembuatan laporan keuangan didalam organisasi mahasiswa di setiap kampus

khusunya Himpunan Mahasiswa Akuntansi di UPN “VETERAN” JATIM.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Implementasi Akuntansi pada Organisasi Mahasiswa” (study kasus,

organisasi HMAK di UPN “VETERAN” JAWA TIMUR)

II. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, berikut ini

dibuat suatu rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaporan keuangan HMAK ?


(39)

III. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk menganalisa secara jelas gambaran mengenai pelaporan dan bentuk

laporan keuangan pertanggung jawaban dalam Organisasi Mahasiswa,

khususnya Organisasi Mahasiswa Akuntansi di UPN “VETERAN” Jawa

Timur ?

2. Untuk menganalisa sistem dan manajemen keuangan atau pengelolaan

keuangan didalam Organisasi Mahasiswa Akuntansi di UPN “VETERAN”

Jawa Timur ?

3. Menganalisa sistem kontroll didalam Organisasi Mahasiswa Akuntansi di

UPN “VETERAN” Jawa Timur ?

IV. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai

berikut yaitu :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah pengetahuan mengenai pelaporan keuangan dalam Organisasi

Mahasiswa sehingga dapat menambah kepustakaan dibidang Akuntansi

khususnya dalam Organisasi Mahasiswa untuk penelitian berikutnya.

2. Bagi Organisasi Mahasiswa

Sebagai bahan informasi tambahan untuk penyempurnaan dalam perbaikan


(40)

akuntansi di Organisasi Mahasiswa dan peningkatan akutabilitas yang lebih

transparansi atau efektif terhadap pengguna informasi tersebut.

3. Bagi peneliti

Dapat mengetahuai secara jelas gambaran tentang pelaporan keuangan

atau akuntansi dalam Organisasi Mahasiswa akuntansi serta dapat

membandingakan teori yang telah diterima dibangku kuliah dengan kenyataan di

lapangan.

1.2. Ruang lingkup Pembahasan

Pembahasan akan dilakukan dengan tolak ukur pada pembahasan

implementasi akuntansi dalam aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas

Organisasi Mahasiswa, yang merupakan aktifitas terbesar dan terpenting dalam

Organisasi Mahasiswa . Pembahasan tersebut berupa pemahaman tentang cara

pencatatan akuntansi keuangan, proses keuangan dalam Organisasi Mahasiswa


(41)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Jurnal mengenai implementasi akuntansi dalam organisasi nirlaba

sebelumnya pernah dilakukan oleh Nurdiono dengan judul “Penerapan

PSAK 45 pada Organisasi Pengelola Zakat”.

1. Latar belakang yang diambil adalah :

Begitu banyaknya potensi dan dana masyarakat yang terlibat

dalam organisasi nirlaba, khususnya pada lembaga pengelola zakat

menyebabkan organisasi – organisasi tersebut membutuhkan banyak

organisasi mengenai bagaimana tata cara pengelolannya, baik dari

akuntansi maupun manajemen keuangan. Disamping itu, masyarakat

sangat membutuhakan informasi akuntansi mengenai pengelolaan

zakat, infaq dan sedekah ini berkaitan dengan usaha untuk membangun

kepercayaan mereka akan lembaga pengelola zakat yang amanah dalam

pengumpulan dan pendistribusian zakat, infaq dan sedekah secara

sistematis dan profesional dalam rangka turut dalam upaya pengentasan

kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Pada saat ini literatur – literatur yang ada dalam negeri maupun

luar negeri hanya sedikit yang membahas mengenai perlakuan


(42)

13

yang berkaitan langsung dengan prakteknya pada Organisasi Nirlaba di

Indonesia. Sehingga dikhawatirkan kondisi ini membuat penerapan

akuntansi dan pelaporan keuangan pada sebagian besar organisasi

nirlaba tidak sesuai dengan PSAK no.45 sebagai standart yang telah

ditetapkan oleh IAI untuk mengatur pelaporan keuangan organisasi

nirlaba, karena sedikitnya sumber daya manusia yang menguasai secara

global penerapan dari PSAK no.45 ataupun standart - standart

pelaporan lainnya yang berkaitan dengan organisasi nirlaba ini.

Sehingga permasalahan yang diangkat adalah bagaimana penerapan

PSAK no.45 pada organisasi pengelola zakat.

2. Kesimpulan yang dihasilkan adalah :

Mengacu pada kedudukannya sebagai lembaga publik, sudah

selayaknya jika LAZ menerapkan manajemen terbuka. Maksudnya, ada

hubungan timbal balik anatara amil zakat selaku pengelola dengan

masyarakat. Dengan ini maka akan terjadi sistem kontrol yang

melibatkan sistem luar, yaitu masyarakat itu sendiri. Dan hal ini bisa

dilaksanakan bila LAZ sebagai lembaga publik yang mengelola dana

masyarakat memiliki system akuntansi dan manajemen akuntansi yang

baik. Sehingga banyak hal bisa dirasakan, antara lain akuntabilitas dan

transparansi lebih mudah dilakukan karena berbagai laporan keuangan

dapat lebih mudah dibuat dengan akurat dan tepat waktu, keamanan


(43)

14

semua transaksi relative lebih mudah ditelusuri, dan efisiensi serta

efektifitas relative lebih mudah dilakukan.

Agar dapat melakukan ini semua, tentu saja diperlukan skill

khusus. SDM tersebut setidaknya harus mengikuti latihan dan

pengetahuan serta memiliki keahlian yang cukup. SDM tersebut

setidaknya harus berlatar belakang atau mempunyai pengalaman

dibidang akuntansi dan manajemen keuangan. Pelatihan dan

pengembangan ini bisa didapatkan dengan cara mempelajari akuntansi

baik secar formal maupun nonformal, serta pernah mendapatkan

pelatihan yang cukup tentang bagaimana praktek akuntansi untuk

organisasi, khususnya organisasi nirlaba. Sehingga SDM tersebut

mempunyai pengetahuan dan keahlian yang cukup tentang hal - hal

teknis yang berhubungan dengan organisasi di LAZ tersebut.

Selain itu, pernah dilakukan survei penelitian yang dilakukan oleh

Billy Franklyn Joseph pada tahun 2007 dengan judul “Implementasi

Akuntansi pada Organisasi Keagamaan” (Studi Kasus Pada Gpib Jemaat

Eben - Haezer Surabaya).

1. Latar belakang yang diambil adalah bahwa Organisasi nirlaba adalah

organisasi - organisasi yang tidak bertujuan mencari laba, seperti

organisasi keagamaan, yayasan atau lembaga pendidikan (Jusup,

2001:7). Sesuai dengan PSAK No.45 tentang Organisasi Nirlaba,

bahwa organisasi nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat laporan


(44)

15

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa organisasi keagamaan

juga merupakan organisasi nirlaba, maka dapat dikatakan bahwa gereja

sebagai salah satu organisasi keagamaan juga berhak untuk membuat

dan melaporkan laporan keuangan yang diperuntukkan terutama bagi

jemaatnya yang diharapkan dapat menunjukkan tingkat

akuntabilitasnya, tidak hanya pada Tuhan tetapi juga kepada jemaat dan

donatur dari pihak luar. Sehingga dengan akuntabilitas yang memadai,

maka semakin meyakinkan umat dan donatur untuk mempercayakan

bantuan amalnya kepada gereja.

Sebagai organisasi keagamaan yang mempunyai jumlah jemaat

yang terbesar didunia dan kedua di Indonesia, maka gereja perlu

membuat laporan masuknya uang yang mengalir dalam gereja berupa

donasi, sumbangan, perpuluhan atau kolekte dan keluarnya kas untuk

keperluan diakonia atau pelayanan. Hal tersebut pasti memerlukan

orang - orang yang mengatur dalam manajemen dan administrasinya

sesuai dengan yang dilakukan para Rasul untuk kepentingan jemaat

yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat mulai dari tukang tambal

hingga pemilik sebuah perusahaan, dimana jemaat juga merupakan

salah satu pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut

dibuat berdasarkan pengolahan manajemen dan administrasi gereja

sebagai bentuk transparansi gereja yang beridentitas moral dan iman


(45)

16

2. Tujuan penelitian ini adalah:

 Untuk menganalisa secara jelas gambaran mengenai pelaporan keuangan dalam gereja khususnya GPIB jemaat Eben-Haezer

Surabaya.

 Untuk menganalisa penerapan sistem akuntansi yang digunakan dalam gereja khususnya GPIB jemaat Eben-Haezer Surabaya.

 Untuk menganalisa bentuk laporan keuangan gereja khususnya GPIB jemaat Eben-Haezer Surabaya.

 Untuk menganalisa penerapan audit dalam gereja khususnya gereja GPIB jemaat Eben-Haezer Surabaya.

 Untuk menganalisa efektivitas pelaporan keuangan gereja khususnya GPIB jemaat Eben-Haezer Surabaya.

 Untuk menganalisa tingkat kompetensi karyawan gereja dalam membuat laporan keuangan gereja khususnya GPIB jemaat

Eben-Haezer Surabaya.

3. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian terdahulu adalah :

Sebenarnya standar akuntansi, perbendaharaan dan anggaran

dalam Gereja Protestan Indonesia bagian Barat ini pada dasarnya sudah

diatur dan diberlakukan untuk semua jemaat GPIB se-Indonesia yang

ditetapkan oleh Surat Keputusan Majelis Sinode GPIB tahun 2005

tentang Pemberlakuan Sistem Penatalayanan Keuangan diseluruh

Jemaat GPIB. Tetapi secara teknis, tiap gereja dalam GPIB di Indonesia


(46)

17

menerapkan akuntansi masih terdapat perbedaan satu sama lain

walaupun tidak melenceng dari aturan yang ditetapkan Sinode.

Siklus akuntansi dalam gereja yaitu dalam unsur masukan

yang berupa transaksi –transaksi, unsur proses yaitu adanya pencatatan

transaksi tersebut melalui buku kas harian dan kartu buku besar, dalam

unsur keluaran gereja telah mempunyai produk yang dihasilkan yaitu

berupa laporan keuangan mingguan, bulanan dan triwulan atau biasanya

disebut dengan laporan realisasi anggaran per-triwulan.

Dikarenakan sudah merupakan keputusan dari Sinode, maka

dijamin hampir 100% gereja – gereja yang tergabung dalam GPIB

se-Indonesia menerapkan standar baku ini. Tidak terkecuali GPIB jemaat

Surabaya yang mempunyai bentuk Laporan Penerimaan dan

Pengeluaran atau Laporan Keuangan Mingguan yang dilaporkan

melalui warta jemaat, Laporan Keuangan Bulanan, dan Laporan

Keuangan Triwulan yang berawal dari awal bulan tahun anggaran.

Pada saat penutupan tahun anggaran, maka Laporan Keuangan

Triwulan ini atau disebut juga sebagai Laporan Realisasi Anggaran

berguna sebagai Laporan Keuangan Tahunan sebab didalamnya juga

tercantum Laporan terakhir dari triwulan – triwulan sebelumnya.

Selain membuat Laporan Keuangan yang nantinya harus

dilaporkan ke Majelis Sinode tiap akhir Maret saat tutup buku tahun

anggaran, jemaat GPIB juga harus melampirkan Catatan atas Laporan


(47)

18

2.2. Organisasi Atau Lembaga

Organisasi atau lembaga dapat diberi definisi yang berbeda – beda

tergantung dari sudut pandang orang yang memberi definisi. Definisi yang

diberikan psikolog tentu akan lain dengan yang diberikan oleh sosiolog,

ahli administrasi Negara, ahli ekonomi, dan lain – lain. Menurut Syamsi

(1983:9) organisasi / lembaga dapat dibedakan juga dalam arti statis dan

dalam arti dinamis. Dalam arti statis, organisasi adalah kerangka atau

wadah segenap kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan

tertentu. Dengan kata lain, meninjau organisasi dari segi yang statis ,

berarti peninjau strukturnya. Sedangkan dalam arti dinamis, organisasi

adalah segenap proses kegiatan yang akan menetapkan dan membagi

pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan wewenang, tugas dan

tanggung jawab, serta penetapan hubungan antar unit – unit atau pejabat –

pejabatnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Menurut Syamsi (1983:10) dikutip dari Talcott Parson, organisasi

berdasarkan kebutuhan social dibedakan antara lain :

1. Organisasi Ekonomi (Economic Organization)

Bertujuan mendapatkan keuntungan dari produk / jasa yang dihasilkan,

tanpa melupakan segi social. Contoh : pabrik tekstil yang juga

mengadakan poliklinik.

2. Organisasi Politik (Political Organization)

Berkegiatan di bidang pembagian kekuasaan, pengambilan keputusan,


(48)

19

3. Organisasi Pengabdian Masyarakat (Integrative Organization)

Bertujuan mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat. Contoh :

rumah sakit, yatim piatu, yayasan social.

4. Organisasi Pelestarian (Pattern Maintenance Organization)

Bertujuan melestarikan dan memelihara kesenian, pendidikan,

kebudayaan, dan lain – lain. Misalnya : museum, kebun binatang, cagar

alam, dinas purbakala.

Sedangkan menurut Nainggolan (2005:2) yang dikutip dari

Rosenbaum, salah satu pengategorian lembaga atau organisasi adalah

berdasarkan sumber dana (sources of funding). Untuk itu, setiap bentuk

lembaga akan terbagi sebagai berikut :

1. Lembaga Komersial, yaitu lembaga yang dibiayai oleh laba atau

keuntungan dari kegiatannya.

2. Lembaga Pemerintahan, yaitu lembaga yang dibiayai oleh masyarakat

lewat pajak dan restribusi.

3. Lembaga Nirlaba, yaitu lembaga yang dibiayai oleh masayarakat lewat

donasi atau sumbangan.

Meskipun kita telah mengetahui adanya pendapat yang berbeda –

beda tentang organisasi sesuai dengan sudut pandangan, kebutuhannya, dan

sumber dananya, namun secara sederhana karakteristik organisasi pada

umumnya perlu diketahui. Menurut James. G. March dan Herbert. A. Simon

seperti yang dikutip Syamsi (1983:28) karakteristik organisasi adalah :


(49)

20

2. Merupakan kumpulan sekelompok orang.

3. Hubungannya lebih bersifat nonpribadi (secondary relationship).

4. Membutuhkan keahlian tertentu dengan sasaran yang terbatas tertentu

pula.

5. Membutuhkan kerjasama untuk mempertahankan kelangsungan hidup

organisasi dan dirinya.

6. Terpadu dalam lingkungan system social yang lebih luas.

7. Menghasilkan barang dan atau jasa bagi masyarakat

8. Sangat terpengaruh oleh perubahan lingkungan.

Kedelapan ciri tersebut berlaku untuk organisasi pada umumnya,

sedangkan untuk Organisasi Public perlu ditambah dengan satu cirri lagi

yaitu :

9. Organisasi Public / Negara / Pemerintah juga mendapatkan sumber –

sumber pendapatan yang lain dari pajak, restribusi, dan lain – lain

sumber pendapatan yang sah melalui lembaga atau aparat Pemerintah.

2.2.1. Organisasi Nirlaba

Organisasi nonprofit atau biasanya disebut sebagai Organisasi Sektor

Publik, sebagaimana didefinisikan dalam hukum adalah organisasi yang

tidak dapat mendistribusikan aktiva atau labanya kepada, atau untuk

manfaat dari anggotanya, pejabatnya, maupun direkturnya. Sedangkan

menurut Supriyono (2000:276) Organisasi Nirlaba adalah organisasi yang


(50)

21

anggotanya, atau pejabatnya, atau direkturnya. Namun dapat memberikan

kompensasi pada para karyawan, termasuk para pejabat atau para

anggotanya yang memasok barang atau menyerahkan jasa kepada

organisasi.

Dari definisi diatas, dapat berarti tidak menghalangi atau melarang

organisasi nirlaba untuk mencari dan memperoleh “laba” (selisih lebih

antara pendapatan atas beban), tetapi hanya melarang distribusian dari laba

tersebut. Suatu organisasi nirlaba perlu memperoleh laba yang memadai

secara rata – rata yang berguna untuk menyediakan dana bagi modal kerja,

meningkatkan investasi dan untuk berjaga – jaga terhadap “hari – hari”

buruk atau keadaan darurat.

Menurut Ulum MD (2004:9), organisasi nirlaba (sektor public) atau

organisasi yang tidak bertujuan memupuk keuntungan memliki ciri-ciri

sebagai berikut :

a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali atau menfaat ekonomi yang

sebanding dengan sumber daya yang diberikan.

b. Menghabiskan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau

suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan

kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.

c. Tidak ada kepemilikan lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa

kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau


(51)

22

pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran

entitas.

Organisasi nirlaba dibagi menjadi dua kelompok besar , yaitu entitas

pemerintah dan entitas nirlaba nonpemerintah. Menurut Supriyono

(2000:276) organisasi nirlaba kelompok entitas nirlaba non pemerintah

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Tujuan

Tujuan dominan organisasi bisnis adalah untuk mencapai laba

atau kembalian investasi yang memuaskan sehingga laba dan kembalian

investasi merupakan ukuran – ukuran kinerja penting organisasi bisnis.

Namun, organisasi nirlaba tidak menggunakan laba maupun

kembalian investasi sebagai ukuran dominan untuk penilaian kinerja.

Organisasi nirlaba mungkin mempunyai beberapa tujuan dominan,

namun efektifitas organisasi dalam mencapai tujuannya mungkin tidak

diukur secara kuantitatif dan jika diukur secara kuantitatif maka ukuran

tersebut tidak dinyatakan dalam ukuran laba atau kembalian investasi.

Ukuran – ukuran kuantitatif kinerja seringkali hanya merupakan ukuran

pengganti untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan.

2. Modal

Modal organisasi bisnis atau organisasi laba didominasi oleh

ekuitas pemilik misalnya untuk perseroan terbatas disebut sebagai


(52)

23

Dalam organisasi nirlaba, modalnya berasal dari sumbangan

(donasi) yang adalah modal sumbangan para donatur yang dapat

digolongkan menjadi (1) Plant dan (2) Endowment. Plant mencakup

sumbangan bangunan dan ekuipment atau sumbangan berupa dana untuk

membeli bangunan dan ekuipment. Endowment adalah pemberian dana

dari para donator kepada organisasi nirlaba dengan ketentuan bahwa

jumlah pokok dana tersebut harus diinvestasikan dan dipertahankan

tetap, hanya laba atau penghasilan dari investasi yang boleh digunakan

untuk operasi atau kegiatannya.

3. Akuntansi

Banyak organisasi nirlaba yang menggunakan “akuntansi dana”

yang adalah proses untuk menghasilkan informasi mengenai setiap tipe

dana yang diterima dan penggunaan setiap tipe dana tersebut.

4. Penguasanya

Badan penguasa dalam organisasi nirlaba disebut “Dewan

Tustees” atau wali amanat, atau yayasan. Biasanya, para anggota atau

pengurus yayasan tidak dibayar. Yayasan mempunyai tugas utama :

(1) mengarahkan dan mengawasi para eksekutif agar bekerja

sebaik – baiknya dalam rangka mencapai tujuan organisasi, (2) mencari

dana bagi para donator, (3) memutuskan pengangkatan dan

pemberhentian eksekutif puncak, (4) mewakili organisasi dalam


(53)

24

Organisasi nirlaba dipandang amat berbeda dengan organisasi

komersial oleh pelanggan, donator dan sukarelawan, Pemerintah,

anggota organisasi dan karyawan organisasi nirlaba. Para pengurus

organisasi ini terseleksi secara ideal mempunyai tujuan tulus untuk

mendukung organisasi, guna mencapai tujuannya, walaupun pada

kenyataanya tidak selalu demikian karena mereka pasti juga memiliki

keinginan untuk mendapatkan baasan yang setimpal atas kerja keras

mereka.

2.2.2. Organisasi Mahasiswa

2.2.2.1. Pengertian dan Definisi Organisasi Mahasiswa

Organisasi menurut Ernie & Kurniawan (2005) adalah

sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan

berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama.

Dan sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan

koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.

(Griffin,2002).

Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan tentang

pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi (skep.

155/U/1998). Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah

wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan

wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas


(54)

25

Organisasi mahasiswa adalah organisasi sosial yang ada dalam

tataran intra kampus dan organisasi mahasiswa merupakan bagian

sumber daya manusia, informasi, keuangan dan sumber daya lain yang

ada didalamnya. Organsasi mahasiswa termasuk katagori organisasi

nirlaba karena memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas operasinya dari sumbangan para donatur

(Orang tua Mahasiswa) dan penyumbang lainnya yang terkumpul

dalam dana Universitas dengan tidak mengharapkan imbalan berupa

apapun dari organisasi mahasiswa tersebut. Dan juga organisasi

mahasiswa mempunyak kesamaa prinsip dengan Organisasi nirlaba

(Pemerintahan) yaitu prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan

memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.

2.2.2.2.Administrasi Dan Manajemen Strategik Dalam Organisasi Mahasiswa

Kata “administration” berasal dari akar kata “administer” atau

kata latin “administrare”, yang artinya tidak lain daripada melayani.

Jadi, administrasi itu hanya alat yang dipakai untuk melayani tujuan

dari organisasi. Oleh karenanya seorang administrator harus lebih

daripada seorang eksekutif yang hanya melaksanakan program yang

sudah dibuat oleh orang lain. Ia tidak seharusnya tenggelam dalam


(55)

26

dalam kebebasan mengevaluasi dan mengarahkan semua kegiatan itu

supaya tetap sesuai dengan tujuan utama dari organisasi itu.

Dan pengertian dari manajemen strategik ialah suatu keilmuan

yang mengintegrasikan seluruh cabang manajemen dalam kesatuan

yang selaras guna mencapai suatu tujuan besar yang disepakati

bersama, menurut John Andrew Pearce dan Richart Benjamin

Robinnson (2008:11), manajemen strategik merupakan “Ilmu yang

mengkaji kumpulan keputusan dan tindakan sebagai hasil dari

penerapan rencana guna mencapai tujuan suatu organisasi”.

Berdasarkan namanya, kita dapat menyatakan bahwa strategik

merupakan tumpuan utama bidang kajian ini, strategi itu berasal dari

bahasa yunani , strategos yang memiliki arti harafiah ”jenderal” .

Didalamnya juga terdapat pengertian tentang pengelolaan

sumber daya dan organisasi, tidak dipungkiri pelaksanaan suatu

kegiatan dalam organisasi seperti implementasi alternative yang telah

dipilih sebagaimana yang telah dikaji sebelumnya, pastilah

membutuhkan ketersediaan sumber daya. Setidaknya , keberadaan

sumber daya dalam segala wujud yang diperlukan untuk menerapkan

suatu alternative strategi haruslah menjadi pertimbangan yang tidak

boleh diabaikan begitu saja oleh para perumus kebijakan. Dalam salah

satu artikel berjudul “Strukture in not organization” yang di tulis oleh

Robert H. Waterman JR, Thomas J. Peter dan Julian R, Pillips,


(56)

27

jaringan kegiatan organisasi yang tentunya harus dipadukan dengan

komponen lain, semisal perumusan strategi guna mencapai serangkaian

tujuan tertinggi. Secara lengkap Mac Kinsey menyatakan terdapat

tujuh kerangka jaringan kegiatan organisasi, diantaranya :

1. Perumusan strategi.

2. Struktural organisasi.

3. Gaya manajemen.

4. Sumber daya staf.

5. Sistem yang mengatur bagaimana seluruh kegiatan serta proses

pekerjaan harus berlangsung.

6. Tujuan subordinat yang meliputi berbagai dinamika seperti halnya

tata nilai dan perusahaan social di luar perusahaan yang mampu

mempengaruhi aktifitas perusahaan sehingga harus tetap dijadikan

bahan pertimbangan dalam penentuan keputusan.

7. Keahlian dalam arti kemampuan perusahaan secara keseluruhan.

2.2.2.3. Manajemen Organisasi Mahasiswa

Manajemen organisasi adalah langkah pengelolaan dan

pegaturan sebuah organisasi yang telah direncanakan sesuai dengan

analisis kondisi yang terjadi, dan pengertian lain dari manajemen

organisasi di mahasiswa

 

adalah suatu proses mengatur dan memimpin organisasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama,


(57)

28

 Planning : Proses perencanaan kegiatan (alat yang dipakai adalah 5W + 1H).

 Organizing : Proses pendelegasian tugas & wewenang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat (alat yang dipakai adalah struktur

organisasi).

 Actuating : Proses pelaksanaan dari rencana kegiatan yang telah dibuat, dengan menggerakkan struktur yang telah disusun (alat yang

dipakai adalah 5W + 1H dan struktur organisasi).

 Controlling : Proses control terhadap perangkat organisasi dimana dengan adanya control diharapkan kegiatan lebih optimal (alat yang

digunakan adalah analisa SWOT).

 Directing : Proses pengarahan dari kegiatan yang sedang dilaksanakan.

 Evaluating : Proses pengevaluasian terhadap pencapaian hasil kegiatan.

Manajemen organisasisi ditingkatan organisasi mahasiswa

berfungsi sebagai tangga proses yang dimana harus dilakukan oleh para

pelaku organisasi, untuk mengembangkan program – program atau

organisasi tersebut, untuk lebih baik dan maju secara komprehensif,

seperti adminstrasi organisasi , kotroling program kerja, pengambilan

keputusan organisasi, yang semua itu bertujuan untuk mengembangkan


(58)

29

pelayanan dan kinerja yang optimal,serta pencapaian tujuan organisasi

itu.

2.3. Pengertian Dan Proses Akuntansi 2.3.1. Badan Usaha Manajemen

Sebelum kita menjelaskan pengertian dan proses akuntansi ada

baiknya dijelaskan objek dari akuntansi atau laporan keuaangan itu.

Objeknya ada dua kelompok besar :

1. Perusahaan yang bertujuan mencari laba.

2. Lembaga pemerintah atau organisasi yang bukan mencari laba

(nirlaba)

Menurut Harahap (1997:24) Badan usaha, lembaga, atau

organisasi adalah merupakan lembaga ekonomi yang memiliki tujuan

tertentu bisa untuk tujuan laba maupun untuk tujuan nirlaba (non profit)

untuk mencapai tujuan ini maka pemilik menugaskan manajemen untuk

bertugas mencapainya.

Manajemen dalam melaksanakan tugasnya memerlukan informasi

mengenai bisnis atau lembaga yang dipimpinnya. Informasi ini

dimaksudkan untuk dua hal :

1. Untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Decision

Making)

2. Untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan perusahaan


(59)

30

Untuk memenuhi tujuan inilah akuntansi berperan. Akuntansi

memberikan informasi yang sangat dibutuhkan manajemen dalam

melaksanakan fungsi– fungsinya yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Pengarahan (Actuating)

4. Pengawasan (Controlling)

Akuntansi sebagai bagian dari informasi merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari gugusan tugas manajemen dalam mencapai

tujuannya. Disini akuntansi merupakan alat pembantu untuk

memperlancar tugas – tugas manajemen (facilitating function) terutama

dalam fungsi perencanaan dan pengawasan.

Dalam fungsi perencanaan informasi akuntansi sangat berguna

terutama sebagai pemberi data aktual yang akan dijadikan dasar dalam

penyusunan anggaran atau perencanaan operasi perusahaan. Dalam

fungsi pengawasan tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat

pembanding dengan rencana. Perbandingan ini dimaksudkan untuk

mengetahui penyimpangan yang terjadi sehingga manajemen dapat

dengan mudah melakukan penilaian dan upaya koreksi dan perbaikan

secara lebih dini. Sehingga kekeliruan tidak berlangsung lama. Dalam

fungsi pengarahan dan koordinasi maka system akuntansi sengaja

didesain untuk menampung segala informasi sehingga hasilnya dapat


(60)

31

pertanggung jawaban masing – masing unit pertanggung jawaban. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa akuntansi memiliki peran sentral

dalam mencapai keberhasilan perusahaan baik dari segi upaya

pencapaian tujuannya maupun dalam pengelolaan dan pengawasannya.

2.3.2. Fungsi Akuntansi

Sebelum membahas fungsi dari akuntansi, sebaiknya kita

terlebih dahulu mengetahui arti dari akuntansi terlebih dahulu.

Akuntansi adalah merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan

informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis yang dapat

memberikan informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis dan

hasil usahanya pada suatu waktu atau pada suatu periode tertentu.

Beberapa pengertian akuntansi dapat kita lihat dibawah ini.

Menurut Suwardjono, akuntansi adalah “seni pencatatan,

penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat

keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam bentuk satuan uang

dan penginterprestasian hasil proses tersebut” dikutip oleh

(Ulum,2004:2).

Menurut Ulum (2004:2) dalam arti sempit dan dari sudut proses

atau kegiatan praktik, akuntansi dapat diartikan sebagai “proses

pengindetifikasian, pengukuran, pengakuan(pencatatan),

pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data


(61)

32

transaksi, atau kegiatan operasi saat unit organisasi dengan cara tertentu

untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang

berkepentingan.”

Dari berbagai definisi mengenai akuntansi diatas maka dapat

disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi

yang berkaitan dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kualitatif yang

dapat menjadi dasar bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil

keputusan. Sehingga akuntansi juga dapat disebut sebagai bahasa bisnis

karena akuntansi mengukur dan mengkomunikasikan informasi

keuangan dan lainnya kepada pembuatan keputusan.

Ada beberapa kelompok, orang atau pihak yang berkepentingan

terhadap informasi yang dihasilkan oleh akuntansi. Laporan keuangan

yang merupakan hasil proses dari akuntansi dijadikan sebagai dasar

bagi pihak – pihak yang berkepentingan didalam pengambilan

keputusan. Bagi para pemakainya, akuntansi menyediakan informasi

yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas secara efesien serta

mengevaluasi aktivitas – aktivitas suatu unit organisasi.

Menurut Suwaldiman (2005:18) terdapat dua fungsi pokok

informasi yang dihasilkan akuntansi, yaitu :

1. Untuk dasar dalam membuat perencanaan yang efektif, pengawasan

dan pengambilan keputusan oleh manajemen.

2. Sebagai alat pertanggung jawaban organisasi kepada investor,


(62)

33

Dengan demikian ada dua kelompok pihak yang berkepentingan

terhadap laporan keuangan yaitu pihak intern (manajemen) dan pihak

ekstern. Pihak ekstern terdiri dari investor, pemilik, kreditor, badan

pemerintah, dan pihak lain yang mempunyai hubungan searah maupun

timbale balik dengan perusahaan / unit organisasi bersangkutan.

2.3.3 Proses Akuntansi

Hasil dari proses akuntansi adalah laporan keuangan, untuk

mengetahui bagaimana proses lahirnya laporan akuntansi maka

dibawah ini akan dijelaskan mulai dari adanya transaksi sebagai input

sampai lahir laporan keuangan sebagai output. Hal ini dapat dilihat dari

gambar :

INPUT

PROSES

OUTPUT

Gambar 2.1. Proses Akuntansi (Sumber : Harahap (1997:26))

Bukti

 

Transaksi

 

Jurnal

 

Neraca

 

Lajur

 

Buku

 

Lejer

 

Laporan

 


(63)

34

Kegiatan – kegiatan untuk menghasilkan output berupa laporan

keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Transaksi

Transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan

atau hasil usaha entity yang dilaporkan (perusahaan / lembaga).

Kejadian yang terjadi dalam perusahaan yang tidak mempengaruhi

posisi harta / utang / modal dan hasil usaha perusahaan bukan

merupakan transaksi yang dicatat dalam akuntansi. Kejadian yang

dicatat dan dibukukan hanya kejadian yang dapat dikategorikan

sebagai transaksi. Setiap transaksi harus mempunyai bukti

(evidence), baik dari luar misalnya faktur pembelian, rekening listrik

maupun dari dalam misalnya daftar gaji, alokasi penyusutan,dan

sebagainya.

2. Buku harian / Jurnal

Dalam system pembukuan Belanda, transaksi dicatat secara

kronologis dalam buku harian tanpa melakukan klasifikasi atau

penggolongan lain terhadap transaksi tersebut. Dalam sistem

akuntansi Amerika, pencatatan transaksi itu dilakukan ke buku jurnal

sekaligus setelah dilakukan pengolahan, mana yang dikelompokan

sebagai transaksi yang akan mempengaruhi perkiraan disebelah

debet dan mana transaksi yang akan mempengaruhi perkiraan


(64)

35

perkiraan sebelah kredit, sehingga buku harian dan jurnal

digabungkan dalam satu buku yang disebut jurnal.

3. Buku Besar (General Ledger)

Buku besar sering juga disebut perkiraan, akun (di Malaysia), item,

pos, dan lain – lain. Buku ini adalah merupakan tempat menampung

seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui jurnal. Seluruh

jurnal dimasukkan kedalam buku besar dengan cara memindah

bukukan jurnal (posting) ke buku besar.

4. Neraca Lajur (Worksheet)

Untuk memudahkan menyusun laporan keuangan biasanya dibuat

neraca lajur. Dalam neraca lajur ini semua perkiraan dijumlahkan

dan didaftar, dan kemudian dilakukan penjurnalan, baik jurnal

penyesuaian, maupun jurnal penutup. Dari hasil penjualan ini, maka

akan diperoleh angka yang menggambarkan posisi keuangan dan

hasil usaha yang up to date. Dari angka – angka inilah disusun

laporan keuangan.

2.4 Laporan Keuangan

2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ngumar (2000:18), laporan keuangan (Financial

Statement) adalah laporan yang memberikan informasi keuangan yang


(65)

36

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.

Proses akuntansi itu sendiri dimulai dari adanya suatu transaksi yang

kemudian dijurnal, dimasukkan ke dalam buku besar, lalu neraca

lajur/worksheet setelah itu baru dibuat laporan keuangan. Suatu laporan

keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi

aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan

dan kerugian, dan arus kas.

Menurut PSAK No. 1 Tahun 1998 komponen-komponen laporan

keuangan terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut

Ngumar (2000:36), adapun pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Laporan Neraca (Balance Sheet) yang disebut pula laporan posisi

keuangan, menunjukkan likuiditas dan kelancaran operasi suatu

perusahaan.

2. Laporan Rugi Laba atau Income Statement, yaitu suatu laporan yang

menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba, atau dapat

pula disebut suatu laporan yang menunjukkan hasil operasi

perusahaan.

3. Laporan Perubahan Modal atau Capital Statement yaitu suatu laporan

yang menunjukkan perubahan modal pemilik, sebagai hasil operasi

perusahaan.

4. Laporan Arus Kas atau Laporan Aliran Kas atau Cash Flow, yaitu


(66)

37

pengeluaran uang kas selama satu periode penerimaan dan

pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi

dan aktivitas pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan adalah bentuk penjelasan atas

laporan keuangan yang terdiri atas lembar-lembar atau

halaman-halaman tersendiri tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dengan laporan keuangan utama.

2.4.2Sifat Dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang dikutip oleh

Suwaldiman (2005:20) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah

sebagai berikut :

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas

kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat

dianggap sebagai satu – satunya sumber informasi dalam proses

pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari taksiran dan

berbagai pertimbangan.

4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula,


(1)

 LPJ Program kerja (Laporan kegiatan dan keuangan dengan bukti-buktinya)

 Penyusunan LPJ Tahunan dan harian yang disusun menjadi Satu

 Arus kas, terdiri dari :

a. Aktivitas Oprasional

b. Aktivitas Pendanaan (aktifitas sumbangan – sumbangan yang diperoleh)

c. Aktifitas Investasi (perlengkapan dan peralatan)

d. Aktifitas lain-lain (kegiatan di luar rencana kegiatan yang sudah di anggarkan)

8. Didalam internal HMAK ada media sebagai sistem kontrol yaitu didalam Rapat

koordinasi kepengurusan disanalah akan membahas permasalahan yang terjadi dalam kepengurusan, apakah dalam kinerja atau dalam permasalahan keuangan di HMAK yang semua itu juga sudah dicantumkan dalam aturan ART. Bila bersangkutan dengan permasalahan keuangan bendahara berkewajiban menganalisa permasalahan dengan solusinya yang akan dibahas juga didalam rapat koordinasi. Kontrolling eksternal dijalankan oleh BLM J (Badan Legislatif Jurusan) yang dimana fungsi dari BLM J sudah di atur dalam ART. Sistem kontrol yang dilakukan oleh pihak eksternal, bahwa ada pembagian kontroling di internal dan eksternal HMAK, yang dibagi dalam bidang komisi kemahasiswaan, udang – undang , dan bidang keuangan. Disana sudah diatur dalam kinerja dan tugas yang akan dilakukan oleh 3 orang perwakilan tersebut. Kontrolling bisa dilihat dalam bentuk kinerja kepengurusan dan laporan keuangan yang dibuat oleh HMAK. Untuk masalah kinerja, BLM J biasanya turun langsung kedalam setiap kegiatan HMAK, yang akan mengarahkan dan mengontrol bagaimana jalanya kegiatan yang dilakukan, apakah sudah berjalan dengan baik atau belum,


(2)

dilakukan evaluasi dalam bentuk laporan kegiatan . Kekurang serta kelebihan akan dipaparkan dalam Evaluasi Panitia maupun dalam LPJ tahunan di sidang umum. Aturan atau standart dalam melakukan kontrol HMAK adalah bentuk alat bantu menjalankan tugasnya.

9. Masih belum ada aturan yang dibakukan oleh BLM J untuk melakukan sistem kontrol

terhadap HMAK, tetapi sudah ada pembahasan dan alur secara tidak tertulis. Sebatas aturan sederhana yang dimiliki oleh internal BLM J sendiri. Disini masih banyak aturan yang harus ditetapkan, bila tidak akan terjadinya konflik antara pihak HMAK dan BLM J, dikarenakan tidak ada aturan secara detail dan baku yang dijalankan. Selama ini hanya menggunakan asumsi aturan yang biasa dilakukan dari tahun ke tahun tanpa ada pembaruan aturan yang jelas.

5.2 Saran

1. Berdasarkan uraian kesimpulan diatas terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan untuk organisasi HMAK :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

a) Untuk visi dan misi HMAK, harus ada suatu perubahan dan penambahan. Bahwa yang selama ini visi dan misi HMAK di peroleh dari seorang ketua umum, untuk kedepannya harus dibuat visi dan misi Organisasi HMAK sendiri, dikarenakan visi dan misi organisasi ini meliputi suatu tujuan bersama organisasi bukan suatu visi - misi perorangan, karena ditakutkannya visi - misi HMAK akan berganti-ganti setiap tahun saat berberganti-gantinya seorang ketua umum. Akhirnya tidak ada tolak ukur keberhasilan yang jelas suatu tujuan organisasi tersebut.

b) Program kerja dan aktifitas HMAK harus lebih inovatif dan kreatif, dengan

membangun sistem kontrol yang baik. Dikarenakan dalam penelusuran di lapangan, masih banyak kegiatan HMAK yang dilakukan berulang - ulang kali tanpa ada pembaruan kegiatan atau inovasi baru. Akhirnya terkesan monoton dan tidak dinamis, serta struktural yang lebih bisa fokus dengan fungsi dan tugas untuk berorientasi dalam mencapai tujuan organisasi, bukan hanya formalitas saja.

c) Untuk Pembuatan laporan keuangan HMAK, harus ada pedoman umum

sederhana yang dicantumkan dalam ART HMAK. Agar kepengurusan dapat melakukan pelaporan secara lebih objektif. Untuk lebih diperjelas dalam bentuk dan alur laporan kuangan HMAK bagaimana, nama – nama akun harus lebih bersifat akuntansi dan penamaan akun harus di perjelas fungsi dan peruntukannya, karena dalam pelaporan masih ada pengertian akuntansi yang tidak jelas, seperti (jurnal, audit, poin dalam arus kas).


(4)

dengan tahapan dan pertimbangannya dalam ART HMAK. Agar saat pengontrolan secara kinerja maupun keuangan ada alur yang jelas dan lebih tersistematis lagi.

e) Untuk akutabilitas LPJ HMAK untuk bisa ditingkatkan lagi. Seperti adanya

publikasi hasil dari laporan tersebut dalam mading atau website HMAK, agar tingkat transparasi pelaporan pertanggungjawaban lebih baik lagi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menambah kajian dalam proses Pelaporan Keuangan dan sistem kontrolling yang baik untuk dapat dianut dalam orgainsasi kemahasiswaan, dengan memperkaya literatur dan penemuan di dalam objek penelitian tersebut. Dan banyak lagi peneliti yang melakukan penelitian secara kualitatif serta penelitan yang baru, agar lebih dinamis lagi proses penelitian ditingkat mahasiswa S1, serta adanya pedoman atau buku panduan khusus yang dibuat untuk para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian kualitatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

56

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi. Universitas Pembangunan “Veteran”, Jawa Timur.

Bungin, Burhan, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Prenada Media Group, Jakarta.

Efferin, Sujoko, 2004, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Bayumedia Publishing, Malang.

Jusup, Al Haryono, 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 1. Edisi 6, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Mahsun, Mohamad, dkk, 2007, Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

MD, Ulum Ihyaul, 2004, Akuntansi Sektor Publik Sebuah Pengantar, UMM Press, Malang.

Mulyana, Deddy, 2001, Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Nainggolan, Pahala, 2005, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba

Sejenis, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Ngumar, Sutjipto, 2000, Dasar-Dasar Akuntansi di Indonesia : Bagian 1, Stiesia Press, Surabaya.

Prastowo, Dwi, 2005, Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. Simamora, Henry, 2002, Auditing 1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit CV. ALFABETA Anggota IKAPI, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi

Supriyono, RA., 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.


(6)

57

Streers, M. Richard, 1977, Efektifitas Organisasi, Terjemahan Jamin Magdalena, Erlangga, Jakarta

Syamsi, Ibnu, 1983, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen. Edisi 1, PT. Bina Aksara, Jakarta.

Tampubolon, Robert, 2005, Risk and Systems–Based Internal Auditing, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Yuhertina, 2009, “Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula”, Eureka Smart Publishing, Surabaya.

JURNAL

Nurdiono, 2007, “Penerapan PSAK 45 Pada Organisasi Pengelola Zakat” jurnal akuntansi dan keuangan, vol.12, No.1, Januari 2007, hal 19 - 47

PENELITIAN TERDAHULU

Joseph, 2007, “Implementasi Akuntansi Pada Organisasi Keagamaan” (Studi Kasus Pada GPIB Jemaat Eben- Hazer Surabaya). Universitas pembangunan Nasional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :