a. Analisis Teknikal
Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program komputer. Dari
grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Meskipun
biasanya analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan
data – data lain. Teknik ini mengabaikan hal – hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara lain Grafik Sederhana
dan moving Average.
b. Analisis Fundamental
Menurut Tandelilin 2001 : 231 menyatakan bahwa analisis fundamental dibagi menjadi tiga secara Top-down, yaitu analisis perusahaan, tahap pertama
yang kita lakukan adalah analisis terhadap berbagai variabel ekonomi dan pasar modal. Tahap selanjutnya, adalah analisis jenis industri, untuk menentukan
industri – industri mana saja yang menawarkan prospek yang paling menguntungkan dan tahap terakhir yaitu analisis perusahaan manakah dalam
industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor. Hasil penilaian tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk
membandingkan nilai intrinsik saham perusahaan tersebut dengan nilai pasarnya. Jika nilai pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya nilai sesungguhnya, maka
saham tersebut tergolong sebagai saham yang Undervalued dan layak dibeli. Sebaliknya jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham
tersebut tergolong sebagai saham yang Overvalued dan layak dijual. Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan
kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental yaitu : Earning Per Share EPS dan Price Earning Ratio PER perusahaan. Ada tiga
alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik
suatu saham. Tujuan analisis fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dibayarkan dari earning laba. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham.
Bagi para investor yang melakukan anlisis perusahaan, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang
paling mudah dan paling murah didapatkan disbanding alternative informasi lainnya. Di samping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup
menggambarkan pada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Dengan menggunakan laporan keuangan,
investor juga bisa menghitung berapa besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Bagi para investor,
informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa datang.
Secara tradisional analisis fundamental memperoleh perhatian yang cukup besar dari para analisis sekuritas, dan perkembangan penelitian tentang konsep
pasar yang efisien telah mempengaruhi analisis saham. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan
mengestimasi nilai – nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel – variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Dalam membuat model peramalan harga saham, langkah yang penting
adalah mengidentifikasi faktor – faktor fundamental seperti : penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden, dsb yang diperkirakan akan
mempengaruhi harga saham. Untuk melakukan analisis fundamental diperlukan beberapa tahapan analisis, tahapan yang dilakukan dimulai dengan analisis
kondisi makro ekonomi atau kondisi pasar diikuti dengan analisis industri dan akhirnya analisis kondisi spesifik perusahaan.
Husnan, 2001 : 315 1. Analisis Ekonomi dan Pasar
Analisis ekonomi bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis suatu perusahaan. Aktivitas ekonomi akan mempengaruhi laba perusahaan. Apabila
tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah, pada umumnya tingkat laba
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang dicapai perusahaan juga rendah. Jadi lingkungan ekonomi yang sehat, akan sangat mendukung perkembangan perusahaan. Dalam analisis ini terdapat
banyak variabel yang bersifat makro yaitu pendapatan nasional, kebijakan moneter dan fiscal, tingkat bunga dan sebagainya.
2. Analisis Industri Dalam melakukan analisis industri, langkah pertama yang dapat dilakukan
adalah dengan mengidentifikasi tahap kehidupan produknya. Tahap ini bermaksud untuk menggali apakah industri tempat perusahaan beroperasi
merupakan industri yang masih akan berkembang cepat, sudah stabil, ataukah sudah menurun. Langkah berikutnya adalah menganalisis industri dalam
kaitannya dengan kondisi perekonomian. Langkah ketiga adalah analisis kualitatif terhadap industri, yang dimaksudkan untuk membantu pemodal
menilai prospek industri dimasa yang akan datang. 3. Analisis Perusahaan
Analisis perusahaan berguna untuk mengetahui kinerja perusahaan. Penanaman modal memerlukan informasi tentang perusahaan yang relevan sebagai dasar
pembuatan keputusan investasi. Informasi tersebut baik termasuk informasi intern maupun ekstern perusahaan. Informasi tersebut antara lain tentang
informasi laporan keuanagan periode tertentu. Disamping itu dapat pula dianalisis mengenai solvabilitas, rentabilitas, dan likuiditas perusahaan.
2.2.5.6. Faktor – Faktor Fundamental
Faktor fundamental merupakan informasi yang berkenaan dengan kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan ini sendiri berkaitan dengan kondisi internal
perusahaan, industri sejenis dan prospek perusahaan. Secara terperinci faktor – faktor fundamental diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Kemampuan Manajemen Perusahaan Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan integritas
dan profesionalisme manajemen. Manajemen harus mampu menganalisis keadaan dan perubahan yang terjadi serta mengambil langkah penyesuaian
yang tepat. Pengetahuan investor atas kemampuan manajemen perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sangat diperlukan karena dana yang ditanamkan investor pada akhirnya akan dikelola oleh menajemen perusahaan.
b. Prospek dan Perkembangan Perusahaan Dalam menganalisis proyek dan perkembangan perusahaan, investor harus
mengetahui sejauh mana peranan perusahaan dalam perekonomian nasional. Perolehan ini dapat diperoleh dengan melihatseberapa jauh produk dalam
persaingannya dengan industri sejenis baik domestik atau asing mampu untuk tumbuh dan berkembang.
c. Rentabilitas Perusahaan Investor perlu mengetahui rentabilitas kemampuan menghasilkan keuntungan
perusahaan mengingat beban resiko yang melekat pada investasi mereka. Informasi ini dapat diperoleh perusahaan dengan melihat data dan informasi
laporan perusahaan. d. Hak – Hak dan Kewajiban Investor
Bagi investor telah membeli suatu jenis efek, maka investor perlu mengetahui hak dan kewajibannya. Untuk hasil tersebut investor perlu menyadari hal – hal
yang menyangkut haknya sebagai salah satu pemilih perusahaan, dan resiko atas investasi yang mungkin timbul.
2.2.5.7. Pengertian Harga Saham
Pengertian harga saham menurut H.M Jogiyanto 2000:8 , adalah “Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku
pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal.”Menurut Agus Sartono 2001:9 , harga saham terbentuk dipasar
modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning
ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan. Saham merupakan tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemiliknya berapapun porsinyajumlahnya dari suatu perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang menerbitkan kertas saham tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga.
2.2.5.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001 : 139, Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan return yang
diperoleh investor atau pemegang saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan
untuk pemegang saham, maka pemegang saham akan tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga dapat menguatkan harga saham.
Menurut Indriyo 2000 : 7 EPS sangat besar pengaruhnya terhadap harga saham, meningkatnya laba per lembar saham cenderung meningkatkan harga
saham. Informasi mengenai pendapatan per lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan deviden yang akan dibagikan dan untuk
mengetahui perkembangan perusahaan. Investor pada dasarnya menginginkan deviden dan capital gain yang besar. Apabila EPS suatu perusahaan tinggi maka
deviden dan capital gain yang tinggi akan diminati oleh investor sehingga menyebabkan harga saham naik. Begitu pula sebaliknya, apabila EPS suatu
perusahaan turun, maka deviden dan capital gain yang diperoleh investor turun dan tidak menutup kemungkinan investor menderita capital loss.
2.2.6. Laporan Keuangan 2.2.6.1. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi.
Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Tandelilin 2001 : 233, salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
keuangan ini merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh
perusahaan serta transaksi – transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.
Laporan keuangan sangat berguna bagi investor untuk menentukan keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan analisis terhadap
informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui perbandingan antara nilai instrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar saham perusahaan
bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan.
2.2.6.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. Namun demikian,laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah
dilakukan manajemen stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini menycakup,
misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.6.3. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir 2002;35 pengertian analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut, “analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau
mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan trend untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan
yang bersangkutan”. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi
dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan,
sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
2.2.6.4. Neraca
Neraca adalah daftar yang memuat posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, baik harta maupun modal. Neraca sering disebut dengan laporan posisi
keuangan, yaitu melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari perusahaan pada tanggal tertentu dan membantu dalam memprediksi jumlah, waktu dan
ketidakpastian dari arus kas di masa depan. Dengan melihat hubungan di unsur- unsur ini, para pemakai laporan keuangan dapat memprediksi indikator resiko
perusahaan dan arus kas di masa depan berupa likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan Kieso, 2004 : 170. Dalam neraca sebagian
besar aktiva dan kewajiban dicatat berdasarkan historical cost. Menurut
Munawir 2002
: 13 tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada
waktu dimana buku – buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga secara sering disebut dengan balance sheet.
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Aktiva Pada dasarnya aktiva dibagi menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar
aktiva tidak lancar. a. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran
kegiatan perusahaan yang normal. b. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif
permanen atau jangka panjang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran perusahaan.
2. Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan kedalam hutang lancar atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
a. Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
b. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih jangka panjang lebih dari satu tahun neraca.
3. Modal Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal modal saham, surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
hutang – hutangnya.
2.2.6.5. Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang terpenting karena mencerminkan kegagalan atau keberhasilan operasional suatu usaha bisnis dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mencapai salah satu tujuan utamanya yaitu memperoleh keuntungan atau laba bersih. Laba bersih terjadi jika pendapatan yang diperoleh oleh suatu usaha bisnis
melebihi beban yang dikeluarkan, sebaliknya jika beban yang dikeluarkan melebihi pendapatan yang diperoleh maka akan dihasilkan rugi bersih. Fungsi dari
laporan laba rugi adalah untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu; memberi dasar untuk memprediksi kinerja di masa depan; membantu menaksir
resiko atau ketidakpastian dari pencapaian arus kas di masa depan Kieso, 2004 : 124.
2.2.6.6. Pihak – Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Menurut Munawir 2002 : 2, pihak – pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah :
1. Pemilik Perusahaan Dengan laporan keuangan pemilik perusahaan dapat menilai sukses tidaknya
manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya dinilai gengan laba yang diperoleh perusahaan.
2. Manajer Perusahaan Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan periode lalu maka dapat
menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki system pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan – kebijaksanaan yang lebih tepat.
3. Kreditur, Banker, dan Investor Mereka memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka ini
menanamkan modalnya untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan.
4. Pemerintah Pemerintah memerlukan laporan keuangan untuk menetukan besarnya pajak
yang harus ditanggung oleh perusahaan. Laporan keuangan juga diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja
untuk dasar perencanaan pemerintah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Karyawan Dengan melihat laporan keuangan di mana mereka bekerja maka mereka dapat
mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan social yang lebih baik. Selain itu dengan melihat perkembangan keuangan dan
hasil – hasil operasinya, para karyawan dapat menentukan langkah – langkah yang harus ditempuh sehubungan dengan kelangsungan kerjanya.
2.2.7. Analisis Rasio Keuangan 2.2.7.1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya dalam
laporan keuangan. Hubungan antara unsur – unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu
dapat dinilai jika dibandingkan dengan suatu standar rasio yang layak dijadikan dasar pembanding.
Menurut Satradipoera 2004: 173, “Analisis rasio adalah pengkajian yang dipergunakan oleh penyelia dan pengguna laporan keuangan dalam hal ini, bisnis
perbankanuntuk menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dan kecenderungan operasi sebuah perusahaan. Analisis rasio akan menyebabkan pengukuran relative
terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit kepada sebuah bisnis perbankan”.
2.2.7.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum, menurut Jusuf 2005:51 kita dapat membagi rasio menjadi lima golongan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek. Rasio-rasio yang
digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya
oleh aktiva lancar. Rumusnya adalah: Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
b. Quick Ratio Acid Test Ratio Rasio cepat ini menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Rumusnya adalah:
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan Hutang Lancar
c. Net Working Capital Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancar dan
hutang lancar. Rumusnya: Net Working Capital = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
2. Rasio Leverage yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh
hutang dana pihak luar. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman kreditor, dalam hal ini adalah bank yang kita wakili.
Dengan kata lain, rasio leverage ini mengukur kemampuan peruashaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio-rasionya
antara lain: a. Debt to Equity Ratio DER
Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar
dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan Rumusnya:
DER = Total Hutang Total Modal Sendiri
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Long Term Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai hutang
jangka panjang dengan modal sendiri. Rumusnya: Long Term Debt to Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang
Total Modal Sendiri
3. Rasio Rentabilitas atau Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba
untuk para pemegang saham pemilik perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain:
a. Gross Profit Margin Rasio ini menunjukkan berapa persen kemungkinan laba kotor yang dicapai
dengan menjual produk. Rumusnya: Gross Profit Margin = Laba Kotor
x100 Penjualan
b. Net Profit Margin Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis
setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya. Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal
yakni pengendalian biaya dan volume bisnis. Rumusnya: Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
x100 Penjualan
c. Return On Asset ROA Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi
yang telah dilakukan. Rumusnya: ROA = Laba Setelah Pajak
x100 Total Aktiva
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Return on Equity ROE Rasio ini mengukur berapa besar tingkat pengembalian yang diperoleh pemilik
perusahaan pemegang saham untuk setiap modal yang disetor pada perusahaan tersebut. Rumusnya:
ROE = Laba Setelah Pajak x100
Modal Sendiri
4. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen
dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinspnya semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan
sumber dayanya. Rasio aktivitas yang umum digunakan antara lain: a. Asset Turnover Perputaran Aktiva
Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi guna menghasilkan penjualan. Rumusnya:
Asset Turnover = Penjualan Total Aktiva
b. Account Receivable Turnover Perputaran Piutang Dagang Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piutang dagang
perusahaan berputar dalam 1 tahun. Rumusnya: Account Receivable Turnover = Kredit Penjualan
Piutang Dagang
5. Rasio Coverage yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran
kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berjalan terus going concern. Rasio coverage yang banyak digunakan antara lain:
a. Times Interest Earned Ratio Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga
pinjaman. Rumusnya: Times Interest Earned = EBIT
x100 Interest Expense
b. Devidend Pay-Out Ratio Rasio ini menunjukkan berapa besar bagin dari laba bersih yang dibagi dalam
bentuk deviden tunai. Rumusnya: Devidend Pay-Out Ratio = Deviden Tunai yang Dibayar
x100 E A T
6. Rasio Penilaian Yaitu rasio yang berfungsi mengukur kemampuan manajemen untuk
menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya Sutrisno, 2001 : 247. Rasio ini terdiri dari :
a. Price Earning Ratio PER = Harga Pasar Saham
Laba Per Lembar Saham
b. Market to Book Value Ratio MBV = Harga Pasar Saham
Nilai Buku Saham
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.8. Pengaruh ROE, ROA, EPS, DER terhadap Harga Saham. 2.2.8.1. Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham.
ROE merupakan
suatu pengukuran dari hasil penjualan income yang
tersedia bagi para pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun pemagang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh, maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Sebaliknya
semakin rendah return atau penghasilan maka semakin buruk kedudukan pemilik perusahaan. Syamsuddin, 2004 : 79
Menurut Halim dan Hanafi 2003 : 85, Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.
Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Semakin tinggi tingkat profitabilitasnya maka nilai perusahaan cenderung tinggi
pula dan jika naik maka harga saham akan mengalami kenaikan juga. Ini berartji menunjukkan hubungan positif antara ROE dengan harga saham.
Menurut Sawir 2005 : 20, Return On Equity memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Perusahaan ROE akan mempengaruhi harga saham
bila ROE cukup tinggi maka perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk membagi dividen yang cukup tinggi dari perusahaan tersebut dapat dikatakan
menggunakan equity dengan efisien dan efektif, sehingga para pemegang saham percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan memberikan pendapatan yang
lebih besar. Akibatnya harga saham dapat naik di pasar modal.
2.2.8.2. Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui
rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan Darsono, 2005 : 57.
Menurut Astuti 2004 : 37 rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total
investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan yang menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan adanya hasil
pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut. Sebagai
salah satu ukuran keefektifan, maka semakin tinggi hasil pengembalian maka semakin efektiflah perusahaan dan akan meningkatkan harga saham.
2.2.8.3. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham.
Informasi laba per lembar saham atau lebih dikenal Earning Per Share suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan kepada semua pemegang saham peusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun
beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita
hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena
semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Tandelilin 2001 : 241
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001 : 139, EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan return yang diperoleh investor atau
pemegang saham per saham. Investor seringkali memusatkan perhatian pada Earning Per Share EPS dalam melakukan investasi karena EPS mencerminkan
tingkat pendapatan per saham yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika Earning Per Share suatu perusahaan tinggi, maka investor akan semakin berminat untuk
membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga saham perusahaan tersebut akan naik dan pendapatan sahamnya akan naik pula. Ini menunjukkan hubungan
positif searah antara EPS dengan harga saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Syamsul 2006 : 167, membeli saham berarti membeli prospek perusahaan, yang tercermin pada laba per lembar saham Earning Per Share. Jika
laba per lembar saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik, sementara jika laba per saham lebih rendah berarti kurang baik. Dengan
berkurangnya permintaan saham perusahaan tersebut, maka harga saham akan turun dan pendapatan saham perusahaan tersebut akan turun juga.
2.2.8.4. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham.
Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Diukur dengan menggunakan Ratio Leverage, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sawir, 2000 : 13
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001 : 61, Debt to Equity Ratio merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas
modal sendiri. Tingkat Debt to Equity Ratio DER yang aman biasanya kurang dari 50. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan, maka berarti
sebagian struktur modal perusahaan terdiri dari equity sehingga resiko finansial rendah, ini dapat menaikkan harga saham di pasar modal.
Menurut Halim dan Hanafi 2005 : 185, bahwa semakin rendah hutang DER maka semakin rendah bunga dan akan meningkatkan laba saham yang
berarti dapat menyebabkan naiknya harga saham. Menurut Noor dan Rini 2005, jika Debt to Equity Ratio perusahaan
rendah maka investor akan merespon positif dan memandang resiko perusahaan tersebut dalam membayar hutang akan kecil sehingga minat membeli saham
perusahaan tersebut akan tinggi, dan harga saham perusahaan tersebut akan naik dan pendapata saham akan naik pula. Jadi Debt to Equity Ratio berhubungan
negative dengan pendapatan saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dan teori-teori penunjang yang telah memperkuat permasalahan tersebut maka diajukan suatu hipotesis atau
dugaan sementara, yaitu : a.
Diduga terdapat pengaruh signifikan positif antara Return On Equity ROE terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage.
b. Diduga terdapat pengaruh signifikan positif antara Return On Assets
ROA terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage. c.
Diduga terdapat pengaruh signifikan positif antara Earning Per Share EPS terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage.
D E R X
4
Harga Saham Y
Return On Equity X
1
Return On Assets X
2
Earning Per Share X
3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Diduga terdapat pengaruh signifikan positif antara Debt to Equity Ratio
DER terhadap harga saham perusahaan Food and Beverage.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu pernyataan tentang definisi batasan dan pengertian mengenai variabel – variabel yang diambil dalam suatu penelitian
secara operasional, baik dalam teori yang telah ada maupun empiris. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka variabel – variabel
yang akan dianalisis sebagai berikut :
1. Variabel Terikat atau Variabel Dependen Y
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas, dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah :
a. Harga Saham
Harga saham yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan closing price per tahun pada perusahaan Food and Beverage
yang go public di BEI, dengan periode waktu penelitian dari tahun 2006 sampai tahun 2010. Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan yang
memasyarakatkan sahamnya di BEI. Indikator pengukuran menggunakan satuan rupiah. Skala pengukuran adalah rasio.
2. Variabel Bebas atau Variabel Independen X
Merupakan variabel
yang mempengaruhi atau menjadi penyebab adanya
variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah :
a. Return On Equity X
1
adalah indikator untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan Fakhruddin dan Hadianto, 2001 : 65. Untuk
mengukur indikator tersebut digunakan perbandingan antara EAT dengan modal sendiri. Satuan yang digunakan adalah persentase, dan skalanya adalah skala
rasio.
ROE =
Laba bersih x 100
Total Modal Sendiri
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.