Jenis-jenis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan

5. Karyawan Dengan melihat laporan keuangan di mana mereka bekerja maka mereka dapat mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan jaminan social yang lebih baik. Selain itu dengan melihat perkembangan keuangan dan hasil – hasil operasinya, para karyawan dapat menentukan langkah – langkah yang harus ditempuh sehubungan dengan kelangsungan kerjanya. 2.2.7. Analisis Rasio Keuangan 2.2.7.1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur – unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu dapat dinilai jika dibandingkan dengan suatu standar rasio yang layak dijadikan dasar pembanding. Menurut Satradipoera 2004: 173, “Analisis rasio adalah pengkajian yang dipergunakan oleh penyelia dan pengguna laporan keuangan dalam hal ini, bisnis perbankanuntuk menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dan kecenderungan operasi sebuah perusahaan. Analisis rasio akan menyebabkan pengukuran relative terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit kepada sebuah bisnis perbankan”.

2.2.7.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara umum, menurut Jusuf 2005:51 kita dapat membagi rasio menjadi lima golongan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek. Rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Rumusnya adalah: Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar b. Quick Ratio Acid Test Ratio Rasio cepat ini menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Rumusnya adalah: Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan Hutang Lancar c. Net Working Capital Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancar dan hutang lancar. Rumusnya: Net Working Capital = Aktiva Lancar – Hutang Lancar 2. Rasio Leverage yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang dana pihak luar. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman kreditor, dalam hal ini adalah bank yang kita wakili. Dengan kata lain, rasio leverage ini mengukur kemampuan peruashaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio-rasionya antara lain: a. Debt to Equity Ratio DER Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan Rumusnya: DER = Total Hutang Total Modal Sendiri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Long Term Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Rumusnya: Long Term Debt to Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang Total Modal Sendiri 3. Rasio Rentabilitas atau Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham pemilik perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain: a. Gross Profit Margin Rasio ini menunjukkan berapa persen kemungkinan laba kotor yang dicapai dengan menjual produk. Rumusnya: Gross Profit Margin = Laba Kotor x100 Penjualan b. Net Profit Margin Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya. Rasio ini juga menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal yakni pengendalian biaya dan volume bisnis. Rumusnya: Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak x100 Penjualan c. Return On Asset ROA Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. Rumusnya: ROA = Laba Setelah Pajak x100 Total Aktiva Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Return on Equity ROE Rasio ini mengukur berapa besar tingkat pengembalian yang diperoleh pemilik perusahaan pemegang saham untuk setiap modal yang disetor pada perusahaan tersebut. Rumusnya: ROE = Laba Setelah Pajak x100 Modal Sendiri 4. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinspnya semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio aktivitas yang umum digunakan antara lain: a. Asset Turnover Perputaran Aktiva Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi guna menghasilkan penjualan. Rumusnya: Asset Turnover = Penjualan Total Aktiva b. Account Receivable Turnover Perputaran Piutang Dagang Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piutang dagang perusahaan berputar dalam 1 tahun. Rumusnya: Account Receivable Turnover = Kredit Penjualan Piutang Dagang 5. Rasio Coverage yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berjalan terus going concern. Rasio coverage yang banyak digunakan antara lain: a. Times Interest Earned Ratio Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. Rumusnya: Times Interest Earned = EBIT x100 Interest Expense b. Devidend Pay-Out Ratio Rasio ini menunjukkan berapa besar bagin dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk deviden tunai. Rumusnya: Devidend Pay-Out Ratio = Deviden Tunai yang Dibayar x100 E A T 6. Rasio Penilaian Yaitu rasio yang berfungsi mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya Sutrisno, 2001 : 247. Rasio ini terdiri dari : a. Price Earning Ratio PER = Harga Pasar Saham Laba Per Lembar Saham b. Market to Book Value Ratio MBV = Harga Pasar Saham Nilai Buku Saham Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.8. Pengaruh ROE, ROA, EPS, DER terhadap Harga Saham. 2.2.8.1. Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham. ROE merupakan suatu pengukuran dari hasil penjualan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun pemagang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh, maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Sebaliknya semakin rendah return atau penghasilan maka semakin buruk kedudukan pemilik perusahaan. Syamsuddin, 2004 : 79 Menurut Halim dan Hanafi 2003 : 85, Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Semakin tinggi tingkat profitabilitasnya maka nilai perusahaan cenderung tinggi pula dan jika naik maka harga saham akan mengalami kenaikan juga. Ini berartji menunjukkan hubungan positif antara ROE dengan harga saham. Menurut Sawir 2005 : 20, Return On Equity memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Perusahaan ROE akan mempengaruhi harga saham bila ROE cukup tinggi maka perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk membagi dividen yang cukup tinggi dari perusahaan tersebut dapat dikatakan menggunakan equity dengan efisien dan efektif, sehingga para pemegang saham percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan memberikan pendapatan yang lebih besar. Akibatnya harga saham dapat naik di pasar modal.

2.2.8.2. Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham.