Analisis Nilai Saham Analisis Teknikal dan Fundamental

likuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di delist. 4. Saham di Delist dari Bursa Delisting Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari Pencatatan Bursa Efek alias di delist. Suatu saham perusahaan di delist dari Bursa umumnya karena kinerja yang buruk. Saham yang telah di delist tentu saja tidak lagi diperdagangkan di Bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar Bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya. 5. Saham di Suspend Jika suatu perusahaan di Suspend alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.

2.2.5.4. Analisis Nilai Saham

Menurut Tandelilin 2001 : 183, dalam penilaian saham dikenal ada tiga jenis nilai yaitu : 1. Nilai buku, merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham emiten. 2. Nilai pasar, adalah nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. 3. Nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis, adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.

2.2.5.5 Analisis Teknikal dan Fundamental

Dalam konteks teori menurut Anagora dan Pakarti 2001 : 108 ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk saham. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

a. Analisis Teknikal

Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang digunakan dalam analisis ini berupa grafik, atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi. Meskipun biasanya analisis jangka pendek dan jangka menengah tetapi sering juga digunakan untuk menganalisis dalam jangka panjang, yang didukung juga dengan data – data lain. Teknik ini mengabaikan hal – hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. Beberapa analisis teknikal antara lain Grafik Sederhana dan moving Average.

b. Analisis Fundamental

Menurut Tandelilin 2001 : 231 menyatakan bahwa analisis fundamental dibagi menjadi tiga secara Top-down, yaitu analisis perusahaan, tahap pertama yang kita lakukan adalah analisis terhadap berbagai variabel ekonomi dan pasar modal. Tahap selanjutnya, adalah analisis jenis industri, untuk menentukan industri – industri mana saja yang menawarkan prospek yang paling menguntungkan dan tahap terakhir yaitu analisis perusahaan manakah dalam industri terpilih yang mampu menawarkan keuntungan bagi investor. Hasil penilaian tersebut pada akhirnya mengharuskan kita untuk membandingkan nilai intrinsik saham perusahaan tersebut dengan nilai pasarnya. Jika nilai pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya nilai sesungguhnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang Undervalued dan layak dibeli. Sebaliknya jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang Overvalued dan layak dijual. Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental yaitu : Earning Per Share EPS dan Price Earning Ratio PER perusahaan. Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham. Tujuan analisis fundamental bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.