Latar Belakang Masalah Strategi Adaptasi Masyarkat Korban Phk Dalam Mengatasi Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Selayang Kota Medan

14 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat lebih dikenal dengan Krisis Global 2008 sangat berdampak terhadap perekonomian dunia. Akibat kiris tersebut adalah ditariknya bursa saham pada berbagai sektor investasi yang turut mempengaruhi rontoknya bursa saham dunia. Hal itu juga yang menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja PHK besar-besaran hampir diseluruh belahan dunia untuk meminimalisir kerugian. Pemutusan hubungan kerja tentu dianggap salah satu strategi untuk menyeimbangkan kerugian yang disebabkan oleh krisis ekonomi tersebut dengan mengurangi biaya untuk tenaga kerja. Data Pemerintah Amerika Serikat yang dirilis pada bulan. Oktober 2008 menunjukan jumlah pekerja yang di-PHK di Amerika Serikat berjumlah 478 ribu orang. Pada perkembangan selanjutnya bulan desember Walstreet kembali mengumumkan jumlah PHK mencapai 152.000 orang. Hal itu merupakan jumlah PHK terbesar yang melebih estimasi yaitu 85.000 orang. Modjo, 2008. Http:www.ahmadheryawan.com diakses tanggal 27 Desember 2011 pukul 20.00 WIB. Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak krisis ekonomi global tersebut. Hal ini didukung juga dengan sistem perekonomian terbuka Indonesia saat ini. Banyaknya perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi dan berada di Indonesia tentu juga sangat terkena oleh dampak krisis ekonomi Universitas Sumatera Utara 15 sehingga tenaga-tenaga kerja diperusahaan asing tersebut mengalami PHK seiring dengan krisis ekonomi global. Bukan hanya tenaga kerja yang bekerja di perusahaan asing banyak mengalami pemutusan hubungan kerja tersebut para tenaga kerja nasional maupun lokal juga banyak yang mengalaminya. Hal ini disebabkan terganggunya sistem perekonomian indonesia yang menjadi dampak dari krisis perekonomian global tersebut. Selain itu juga untuk para tenaga Produk-produk andalan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dan Eropa seperti tekstil, kopi, teh, menghadapi tantangan berat karena menurunnya permintaan yang sangat besar dari para pengusaha di Amerika serikat dan Eropa. Permasalahnnya adalah produk-produk tersebut di dalam negeri menyerap tenaga kerja yang sangat signifikan. Oleh karenanya, ancaman pemutusan hubungan kerja PHK bukan merupakan sebuah ancaman tetapi telah menjadi kenyataan. Mereka yang diberhentikan pada sektor formal akan beralih profesi ke sektor informal yang mengakibatkan penurunan produktivitas dan menekan tingkat upah. Kondisi akan merusak pasar kerja yang sudah dibangun selama 5 tahun terakhir. Pada saat ini, sekitar dua pertiga dari pekerja bekerja di sektor informal pada umumnya minim perlindungan dan memiliki produktivitas rendah. Melemahnya permintaan akibat krisis global akan meningkatkan rasio pekerja informal. Penurunan pasar kerja juga akan menghambat distribusi pendapatan domestik. Angka ketimpangan yang diukur oleh koefisien gini sesungguhnya sudah memprihatinkan karena tertinggi selama hampir 30 tahun terakhir. Peningkatan kesempatan kerja akan sangat banyak terjadi di tengah arus PHK yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dan berskala internasional Universitas Sumatera Utara 16 tetapi dengan sistem kontrak. Pakar ekonomi memperkirakan dan meramalkan bahwa pertumbuhan dunia akan berasal dari tiga negara besar Asia yang memiliki pasar yang cukup besar yakni Cina, India dan Indonesia. Pangsa pasar domestik Indonesia masih cukup besar jika dibandingkan dengan negara tetangga Indonesia masih jauh dari sempurna, masih membanjirnya produk impor baik yang legal maupun ilegal inilah yang membuat pasar menjadi tidak sempurna walaupun dalam data BPS bulan januari 2009, ekspor kita turun 9 bukan berarti ini sinyal untuk menjadi sebuah negara proteksionis. Indonesia tentu tidak ingin sikap proteksionis yang dilakukan diikuti negara lain dan tentu saja akhirnya akan merugikan Indonesia sendiri. Sedangkan di Sumatera utara sebanyak 30 perusahaan melakukan PHK terhadap 5.627 pekerja hingga akhir tahun lalu. Alasannya, selain kesalahan yang dibuat bekerja, larangan berserikat, juga akibat krisis ekonomi. Data yang diperoleh dari Kelompok pelita Sejahtera KPS menunjukan, perusahaan yang melakukan PHK beralasan melakukan efisien, rata-rata perusahaan bergerak dibidang industri. Misalnya saja mebel dan perusahaan sarung tangan. Selain itu, dari catatan KPS, penyelesaian yang dilakukan selama ini tidak jelas. Di antaranya, 15 kasus yang terjadi tidak mendapatkan penyelesaian akhir. “seperti PT central Windu Sejati” yang melakukan PHK terhadap 2.000 pekerjanya. Perusahaan yang bergerak di sektor makanan itu menginginkan untuk mengubah status pekerja tetap menjadi status pekerja kontrak. Universitas Sumatera Utara 17 Data yang dihimpun Disnaker Kota Medan, periode Januari-Desember 2008, dari 256 perusahaan jumlah pekerja yang di-PHK mencapai 3.942 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan karena pada periode yang sama pada, pada 2007 jumlah yang di-PHK mencapai 2.000-an orang. Sementara periode januari 2009, tercatat jumlah pekerja yang d PHK sebanyak 34 orang. Data yang dipaparkan diatas hanya sebagaian saja karena masih banyak korban PHK yang belum terdata karena para korban PHK masih banyak yang tidak melaporkan diri mereka kepada Disnaker. Kota Medan merupakan kota yang terpadat ke-3 setelah DKI Jakarta dan Surabaya yang tentu saja mempunyai kawasan industri yang disebut Kawasan Industri Medan yang berada di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli. Kawasan industri yang paling banyak melakukan PHK karena dampak dari krisis Global yang paling banyak adalah disektor industri. Masyarakat yang bekerja di Kawasan Industri Medan umumnya adalah buruh. Pendidikan parah buruh umumnya paling tinggi adalah Sekolah Menengah Atas SMA sehingga ketika terjadi pemutusan hubungan kerja para buruh hanya akan mendapatkan pekerjaan yang sama bahkan lebih parah lagi mereka hanya menjadi buruh harian lepas dengan gaji yang sedikit dan resiko pekerjaan yang besar. Kawasan Industri Medan awalnya adalah kawasan industri yang berkembang pesat dimana menyerap banyak tenaga kerja kondisi inilah yang menyebabkan orang dari desa bermigrasi dan melamar pekerjaan ke Kawasan Universitas Sumatera Utara 18 Industri Medan. Saat itu untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah mudah menyebabkan daerah pinggiran kawasan ini dihuni oleh banyak buruh salah satunya adalah Kelurahan Mabar yang wargannya kebanyakan adalah buruh. Kondisi ini membawa dampak positif bagi masyarakat Kelurahan Mabar dengan kehadiran buruh masyarakat dapat menambah pendapatan keluarga dengan membuka usaha kecil seperti warung kopi, kios, membuat kos-kosan atau rumah kontrakan. Semenjak terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran terhadap buruh yang bekerja di berbagai perusahaan sangat mempunyai dampak besar bagi kehidupan sosial ekonomi terhadap parah buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja. Dalam hal ini para buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja tentu memiliki strategi atau lebih lengkap lagi strategi adaptasi dalam rangka memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi mereka. Berdasarkan hal di atas peneliti tertarik untuk meniliti tentang strategi adapatasi para korban PHK dalam mempertahan sosial ekonomi mereka.

1.2 Perumusan Masalah