36
kasih yang menjadi dasar perkawinan. Melalui hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan, dari cinta kasih ini lahirlah hubungan
persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai cinta kasih. Hubungan afeksi ini merupakan faktor
penting bagi perkembangan anak. Dalam masyarakat yang makin impersonal, sekuler dan asing, pribadi sangat membutuhkan hubungan
afeksi sperti yang terdapat pada keluarga, suasana afeksi itu tidak terdapat dalam insititusi sosial lainnya.
c. Fungsi Sosialisai
Fungsi sosialisasi menunjukan peranan keluarga dalam kepribadian anak. Melalui interak sosial dalam keluarga, anak mempelajari pola-pola tingkah
laku, sikap dan keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarkat dalam rangka perkembangan kepribadiannya Su’adah, 2005:27
2.6 Definisi Konsep Kesejahteraan Sosial
Pengertian dasar dari konsep sosial yang merupakan kata kunci dari konsep kesejahteraan sosial adalah hubungan antar manusia, maka konsep kesejahteraan
sosial dapat dipandang dari empat sisi, yaitu: 1.
Sebagai suatu sistem pelayanan sosial. Elizabeth Wickenden dalam Wibhawa, Raharjo, Budiarti,
2010: 23 mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai : “a system of laws, programs, benefits, and services which strengthen or assure
Universitas Sumatera Utara
37
provision for meeting social needs recognized as basic for the welfare of the population and for the functioning of the social order”.
suatu sistem perundang-undangan, kebijakan, program, pelayanan, dan bantuan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sosial yang
dikenal sebagai kebutuhan dasar bagi kesejahteraan manusia dan bagi keberfungsiannya ketertiban sosial secara lebih baik. Setidaknya ada
tiga hal yang dapat dipahami dari definisi tersebut, yaitu: a. Konsep pelayanan sosial bidang praktik pekerja sosial mencakup
aktivitas yang sangat luas, mulai dari perundang-undangan sosial sampai tindakan langsung pemberian bantuan.
b. Konsep kesejahteraan sosial berbeda dengan kesejahteraan. Terpenuhinya kebutuhan sosial kesejahteraan sosial sebagai suatu
keadaan menjadi dasar bagi terciptanya kesejahteraan sebagai keadaan yang baik dalam semua aspek kehidupan manusia.
c. Pada tingkat masyarakat, kesejahteraan sosial berarti terdapat ketertiban sosial social order yang lebih baik.
Friedlander dalam Wibhawa, Raharjo, Budiarti, 2010: 24 mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial adalah “Sistem yang
terorganisasi dari usaha-usaha sosial dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan membantu individu maupun kelompok dalam mencapai
standar hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka
Universitas Sumatera Utara
38
mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka secara penuh, serta untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-
kebutuhan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan kedua pengertian kesejahteraan sosial tersebut, maka tak salah dan tak heran jika semua
orang ingin hidupnya sejahtera, dan bahkan salah satu tujuan penyelenggaraan negara adalah ingin menyejahterakan rakyatnya.
2. Sebagai suatu displin keilmuan Sebagai suatu displin ilmu, kesejahteraan sosial tidak dapat
dan tidak mungkin mengkaji semua aspek kehidupan manusia, melainkan harus menentukan dan membatasi kajian pada satu aspek
kehidupan manusia. Sebutan konsep sosial dengan sendirinya telah membatasi sisi kajian Ilmu Kesejahteraan Sosial hanya terhadap aspek
kehidupan sosial manusia dengan segala perangkat sistem sosial dan dinamikanya Wibhawa, Raharjo, Budiarti, 2010: 25.
Sebagai sebuah cabang disiplin ilmu, kesejahteraan sosial harus memiliki satu sudut kajian yang merupakan domain wilayah
keilmuannya terhadap manusia sebagai objek kajiannya dalam perbandingan dengan cabang-cabang ilmu yang juga mengkaji dan
melayani manusia seperti psikologi, kedokteran, ekonomi, dan hukum. 3. Sebagai suatu keadaan hidup
Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai berikut “Kesejahteraan sosial adalah suatu
Universitas Sumatera Utara
39
keadaan yang sejahtera, baik secara fisik, mental, maupun sosial; dan tidak hanya perbaikan-perbaikan dari penyakit-penyakit sosial tertentu
saja” Duwipa, 2010: 5. Mengacu pada pengertian-pengertian tersebut maka
kesejahteraan sosial dapat mengarah pada keadaan antar hubungan manusia yang baik, artinya yang kondusif bagi manusia untuk
melakukan upaya guna memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Berdasarkan defenisi tersebut dapat dijelaskan beberapa hal, sebagai
berikut : a.
Konsep baik dalam antarhubungan manusia diukur dari standar nilai-nilai sosial dan norma-norma yang melandasi tatanan
kehidupan bermasyarakat dan perilaku warga masyarakat itu sendiri.
b. Konsep manusia ditujukan baik kepada individu-individu, maupun
unit-unit sosial kelompok, organisasi, maupun masyarakat itu sendiri.
c. Bersifat kondusif, artinya bahwa hubungan sosial tersebut
berwujud dalam tatanan atau ketertiban sosial yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap warga masyarakat untuk
berusaha mencapai kesejahteraan hidupnya. d.
Memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri, artinya setiap warga masyarakat dimungkinkan untuk melakukan upaya dengan
kemampuannya sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan-
Universitas Sumatera Utara
40
kebutuhannya sendiri tanpa ketergantungan kepada pemberian dari manusia lain dan juga bukan berarti setiap warga masyarakat hidup
sendiri-sendiri, melainkan hidup dalam keadaan saling membantu saling mendukung upaya warga masyarakat sesuai dengan posisi
dan peran masing-masing di dalam masyarakat Duwipa, 2010: 5. 1.
Sebagai suatu tatanan atau ketertiban sosial Pasal 1 UU Nomor 11 tahun 2009 tentang “Kesejahteraan
Sosial” menegaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Beberapa hal dapat disimpulkan dari defenisi tersebut, antara lain : a.
Kesejahteraan sosial dipandang sebagai suatu tatanan masyarakat. b.
Tatanan masyarakat tersebut bersifat kondusif bagi setiap warga negara untuk melakukan upaya memenuhi kebutuhan hidup mereka.
c. Adanya interaksi yang tidak terpisahkan dan saling mendukung di
antara setiap individu warga masyarakat dengan masyarakatnya. d.
Landasan nilai bagi tatanan masyarakat adalah nilai-nilai dasar sosial budaya masyarakat itu sendiri Wibhawa, Raharjo, Budiarti,
2010: 25. Wujud konsep kesejahteraan sosial adalah pengadaan dan penataan
berbagai kebijakan sosial, perencanaan sosial, program-program, dan penyelenggaraan berbagai pelayanan sosial dalam rangka penataan masyarakat itu
Universitas Sumatera Utara
41
sendiri yang bersifat saling mendukung dengan upaya warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Guna mewujudkan konsep kesejahteraan sosial tersebut dilaksanakan berbagai program, antara lain adalah asuransi kesejahteraan sosial. Dengan
memaparkan konsep-konsep yang ada, maka yang dimaksud dengan asuransi kesejahteraan sosial dalam penelitian ini adalah suatu sistem perlindungan sosial
bagi para pekerja mandiri dan atau sektor informal dalam bentuk jaminan pengganti pendapatan keluarga, yang mengalami penurunan atau kehilangan
pendapatan akibat sakit, kecelakaan, dan meninggal dunia.
2.7 Kerangka Pemikiran