19
1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana masyarakat korban PHK di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli dalam
mempertahankan sosial ekonomi keluarga dan strategi apa yang mereka lakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dalam rangka memperhatikan kondisi sosial ekonomi rumah tangga korban PHK di
Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi terkait dalam mengambil kebijakan dan
perhatian terhadap masalah perburuhan bagi para pemerintah maupun pengusaha.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari :
BAB I :PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum mengenai lokasi dimana peneliti melakukan penelitian.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisa pembahasannya
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat dari hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strategi Adaptasi
Adaptasi merupakan proses perubahan yang dilakukan oleh para korban PHK dengan situasi krisis global dunia. Startegi adaptasi yaitu cara-cara atau
tindakan yang dilakukan oleh korban PHK untuk mempertahankan sosial ekonomi keluarganya. Edi suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB,
menyatakan bahwa definisi dari strategi bertahan hidup coping straregi adalah kemampuan seorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Dalam konteks keluarga miskin, starategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan segenap aset
yang dimilikinya bisa juga dinamakan dengan kapabilitas keluarga miskin dalam menanggapi goncangan dan tekanan Shock dan stress Suhartono, 2007.
http:www.policy.hu diakses tanggal 4 desember 2011 pukul 20.35 WIB. Selanjutnya Edi Suhartono menyatakan strategi bertahan hidup coping
strategis dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat dikelompokan dengan 3 cara yaitu:
a. Strategis Aktif yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga
misalnya melakukan aktifitas sendiri, memperpanjang jam kerja,
Universitas Sumatera Utara
22
memanfatkan sumber atau tanaman liar dilingkungan sekitarnya dan sebagainya
b. Strategi Pasif yaitu mengurangi pengeluaran keluarga misalnya
pengeluaran sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya. c.
Strategi Jaringan misalnya menjalin relasi, baik secara informal maupun secara formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan
misalnya meminjam uang tetangga, mengutang diwarung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang renteinir atau bank dan sebagainya
Suhartono, 2007. http:www.policy.hu diakses pada tanggal 4 desember 2011 pukul 20.35 WIB.
Sebagian besar peneliti mengenai coping strategis menggunakan keluarga atau rumah tangga sebagai unit analisis. Meskipun istilah keluarga dan tangga
sering dipertukarkan, keduanya memiliki sedikit perbedaan. Keluarga menunjuk pada hubungan normatif antara orang-orang yang memiliki ikatan biologis,
sedangkan rumah tangga umumnya memiliki kesempatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya secara bersama-sama.
Konsep mata pencaharian livelihood sangat penting dalam memahami coping strategis karena merupakan bagian dari atau kadang-kadang dianggap
sama dengan strategi mata pencaharian livelihood strategis. Satu mata pencaharian meliputi pendapatan baik yang bersifat tunai ataupun barang,
lembaga-lembaga sosial, relas gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan guna mendukung dan menjamin kehidupan. Seperti kasus kehidupan nelayan yang
senantiasa tidak mendapat jaminan kehidupan yang layak dan nelayan senantiasa
Universitas Sumatera Utara
23
tidak dapat dilepaskan dari jebakan kemiskinan. Sejak enam bulan terakhir, dari bulan februari hingga juli sekarang masyarakat nelayan dihadapkan pada musim
paceklik yang tidak kunjung akhir. Untuk mengatasi masalah di musim paceklik ini, berbagai upaya telah dilakukan nelayan, contohnya adalah beberapa nelayan
pangandaran menjual istri demi menyambung hidup keluarganya. Musim paceklik adalah permasalahan klasik, dikarenakan musim paceklik
akan senantiasa datang setiap tahun. Sampai saat ini nelayan tidak mendapatkan asuransi dan tabungan untuk jaminan keselematan atau masa depan keluarganya
dalam menghadapi musim paceklik itu. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa mereka tetap bertahan menjadi nelayan meskipun
terjebak dalam kubangan kemiskinan dan bagaimana caranya mereka keluar dari jebakan kemiskinan di musim paceklik.
Selain itu, kompleksnya permasalahan kemiskinan masyrakat nelayan terjadi disebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang
selalu diliputi ketidakpastian uncertainty dalam menjalankan usahanya. Kondisi inilah yang mengakibatkan nelayan dijauhi oleh institusi-institusi perbankan dan
perusahaan asuransi, seperti sulitnya masyarakat nelayan mendapatkan akses pinjaman modal, baik untuk modal kerja maupun untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga. Berbagai strategi adaptasi dilakukan masyarakat nelayan untuk bertahan
hidup. Strategi adaptasi yang biasanya dilakukan adalah memobilisasi peran perempuan kaum istri dan anak-anaknya untuk mencari nafkah. Keterlibatan
Universitas Sumatera Utara
24
perempuan dalam mencari nafkah untuk keluargadi wilayah pesisir atau desa-desa nelayan tidak terlepas dari sistem pembagian kerja secara seksual the division of
labour by sex yang berlaku pada masyarakat setempat. Kaum setempat biasanya terlibat penuh dalam kegiatan pranta-pranata sosial
ekonomi yang mereka bentuk, seperti arisan, kegiatan pengajian berdimensi kepentingan ekonomi, simpan pinjam, dan jaringan sosial yang bisa mereka
manfaatkan untuk menunjang kelangsungan hidup keluarga. Hadirnya pranata- pranata tersebut merupakan strategi adaptasi masyarakat nelayan dalam
menghadapi kesulitan hidup yang dihadapinya. Strategi adaptasi diartikan sebagai pilihan tindakan yang bersifat rasional dan efektif sesuai dengan konteks
lingkungan sosial, politik, ekonomi dan ekologi, dimana penduduk miskin itu hidup. Sedangkan strategi adaptasi yang dilakukan para nelayan kaum suami
adalah diversifikasi pekerjaan untuk memperoleh sumber penghasilan yang baru. Bahkan, strategi adaptasi tersebut diselingi dengan menjual barang-barang
berharga yang ada dan berhutang. Namun, kedua strategi adaptasi inipun tidak mudah didapat karena berbagai faktor telah membatasi akses mereka.
Bagi masyarkat nelayan, jaringan sosial merupakan salah satu potensi budaya yang dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk menyikapi tekanan
ekonomi. Kendati pun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi jaringan sosial masih bersifat kariatif, bukan merupakan solusi sustansial untuk mengatasi
berbagai kesulitan sosial-ekonomi rumah tangga nelayan secara mendasar. Hal ini dikarenakan, faktor-faktor penyebab kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari atau kemiskinan dikalangan masyarakat nelayan sangat kompleks solihin,
Universitas Sumatera Utara
25
2004. http:io.ppi-jepang.org diakses tanggal 6 Desember 2011 pukul 16:00 WIB
2.2 Sebab – Sebab Kemiskinan