Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

4. Penelitian Penelitian Rosi Dyah Pradita 2012 yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kerja Sama Siswa pada Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pakem Tahun Ajaran 20112012”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 55,26 dan pertemuan 2 sebesar 71,05, sedangkan pada siklus II pertemuan 1 menjadi 84,87 dan pertemuan 2 sebesar 90,79. Persamaan penelitian relevan dengan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran. Perbedaannya adalah pada penelitian Rosi Dyah Pradita yang diukur yaitu Aktivitas dan Kerja Sama Siswa sedangkan dalam penelitian ini yang diukur hanya Aktivitas Siswa.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah bahwa proses pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri Pakem Sleman masih terlihat kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dimana terdapat beberapa aktivitas siswa ketika pembelajaran akuntansi yang kurang menggambarkan adanya motivasi belajar tinggi antara lain berbicara di luar topik materi ketika guru menjelaskan, cenderung mencontek teman yang dirasa pandai, dan sebagian besar kurang aktif bertanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami. Seperti yang telah diketahui bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar adalah motivasi belajar. Adanya situasi yang demikian perlu diatasi melalui penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat suasana menjadi lebih aktif sehingga siswa menjadi termotivasi dalam pembelajaran, salah satunya model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw sesuai untuk diterapkan pada mata pelajaran Akuntansi yang memiliki struktur materi yang dapat didiskusikan ataupun dipelajari secara individu oleh siswa. Penerapan model pembelajaran ini mengakibatkan siswa untuk belajar lebih dibandingkan saat penerapan model pembelajaran ceramah dan tanya jawab sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. Untuk dapat berdiskusi dalam kelompok, masing- masing siswa harus membaca materi pelajaran dan mencatat materi pelajaran yang penting. Selama berdiskusi dalam kelompok, siswa perlu saling mendengarkan penjelasan dan menanggapi pendapat antaranggota kelompok untuk menguatkan pemahaman materi. Diskusi akan mendorong siswa untuk lebih suka mengerjakan soal yang mereka tidak bisa selesaikan apabila dikerjakan oleh siswa sendiri. Saat berdiskusi akan terjadi hubungan saling ketergantungan positif, di mana siswa yang lebih pandai akan membantu menjawab pertanyaan dari teman sekelompoknya. Dengan model ini, siswa saling berinteraksi satu sama lain sehingga tercipta aktivitas belajar yang efektif untuk saling menguatkan pemahaman materi pelajaran.