17 memiliki sandaran punggung dan penumpu kaki foot rest, c harus pada
kondisi yang baik jika terjadi kerusakan harus diperbaiki atau diganti. 8 Lantai harus: a tidak diberi beban berlebih, b rata dan mulus, c tidak
berlubang, bergelombang atau rusak yang mungkin menyebabkan bahaya sandungan, d bebas hambatan dari barang-barang di letakkan di tempat
yang telah ditentukan, e tidak licin, f memiliki sarana drainase yang memadai jika ada kemungkinan terkena air, g memiliki pemisah antara jalur-
jalur lalulintas dan pejalan kaki berupa hand rail, penghalang atau marka lantai, h memiliki penghalang di sekitar lubang atau tempat yang tersedia.
Penentuan standar bengkel merupakan acuan mutlak bagi setiap sekolah
menengah kejuruan.
Kesesuaian atau
ketercapaian kondisi
laboratorium bengkel setiap sekolah akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c. Lingkungan Fisik Bengkel
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa belajar di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Maka dapat dikatakan bahwa lingkungan
fisik bengkel akan mempengaruhi belajar siswa. The Liang Gie 2005: 179 menyatakan bahwa lingkungan fisik bengkel adalah segenap faktor yang
bersama-sama merupakan suasana tertentu yang melingkupi suatu tempat kerja. Faktor-faktor tersebut mencakup tata ruang, penyusunan mesin, perabotan,
cahaya penerangan, hiasan dinding, keadaan warna tempat kerja, keadaan udara dan keadaan suara. Agus Ahyari 2003: 154 menyatakan bahwa
lingkungan fisik bengkel kerja meliputi penerangan, suhu udara, suara bising, penggunaan warna, ruang gerak dan keamanan yang diperlukan. Berikut ini
adalah hal-hal yang harus diperhatikan terkait dengan lingkungan fisik bengkel:
18 1 Masalah Penerangan Pencahayaan
Penerangan atau pencahayaan terhadap ruang kerja memiliki pengaruh terhadap keselamatan kerja terutama pada indra penglihatan. Pencahayaan
yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek-objek yang dikerjakaanya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu
Anizar,2012: 38. Sumber penerangan yang digunakan dapat berupa penerangan alami dan penerangan buatan dengan menggunakan lampu.
Warna juga penting untuk penerangan dan penglihatan yang cukup baik dan berhubungan dengan kontras. Pengaruh warna adalah untuk memudahkan
pekerja dalam melihat suatu obyek yang dihadapi 2 Masalah Sirkulasi Udara
Bentuk lain dari polusi udara yang dideteksi oleh indra adalah bau-bau yang tertangkap oleh indra penciuman. Bau yang terkandung dalam udara
dapat menimbulkan persepsi bau, misalnya: bau asap mesin, gas, keringat, sampah, dan lain sebagainya. Didalam pelaksanaan praktik, polusi udara
tidak secara langsung mempengaruhi kesehatan, akan tetapi bau yang tidak sedap dapat mengganggu kenyamanan siswa dalam pelaksanaan praktik.
Menurut Cecep Dani Sucipto 2012: 25 ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor secara alamiah maupun
Ventilasi udara diperoleh secara alami dari lubang-lubang jendela atau dinding ruang kerja. Jika ventilasi dengan cara tersebut dirasa kurang maka
diperlukan ventilasi buatan dengan menggunakan mesin kipas atau blower. 3 Masalah Temperatur
Temperatur adalah suatu istilah yang menggambarkan kondisi temperatur atmosfer disekitar lingkungan. Interaksi manusia dengan lingkungan sekitar
19 yang berkaitan dengan temperatur udara dilakukan melalui persepsi. Suhu
ruangan kerja yang baik adalah 24-26
o
. Temperatur udara akan dapart mempengaruhi kondisi fisik dan emosi seseorang dalam praktik.
4 Masalah Ruang kerja. Faktor ruang kerja ditinjau dari luas dan pembagian menurut unit-unit kerja
tertentu turut menentukan prestasi dan cara kerja. Ruangan kerja yang sempit dan kurang sirkulasi udara, pengap serta letak yang berjauhan antara
unit kerja satu dengan lainnya akan member dampak bagi gairah kerja siswa dalam melaksanakan praktik. Ruang kerja akan sagat berkaitan dengan lay-
out dan pengaturan mesin dan fasilitas kelengkapan pendukung praktik 5 Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah ruhaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya Cecep Danu Sucipto, 2014: 2. Tujuan dari K3 adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
mengurangi dampak dari kecelakaan. Penerapan K3 di laboratoriumbengkel merupakan upaya pelaksanaan kaidah-kaidah keselamatan dan kesehatan
kerja yang selalu berorientasi kepada faktor-faktor keselamatan dan pencegahan
kecelakaan yang
terlibat dalam
laboratorium dan
lingkungannya. Keadaan lingkungan bengkel akan sangat berpengaruh terhadap kondisi
fisik siswa. Kondisi fisik adalah hal-hal yang berkaitan dengan keadaan fisik, alat indra yang sehat, bugar dan kuat. Kondisi fisik yang sehat akan membuat siswa
lebih fokus dalam melaksanakan proses pembelajaran.