33 4.6.6 Variabel Independen: Persepsi Stimuli Pemasaran
Karyawan merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap
karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge pengetahuan yang baik, akan menjadi
kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation
dari karyawan dalam industri jasa. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting,
dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata.
Sedangkan motivasi
karyawan diperlukan
untuk mewujudkan
penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan. Lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan
bagi bank karena mudah terjangkau oleh konsumen. Agar variabel tersebut dapat diukur, maka variabel lokasi dinilai dengan menggunakan skala
likert 5 poin 5-point likert scale.
4.7 Pengujian Instrumen
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk mengumpulkan data dan guna memastikan bahwa instrumen yang digunakan
sebagai alat ukur akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan : 4.7.1 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
Universitas Sumatera Utara
34 adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya dilakukan sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Menurut Ghozali 2013
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60.
4.7.2 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahid
mempunyai validitas yang tinggi. Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan coefficient corelation pearson yaitu
dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor Ghozali, 2013.
4.8. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili
populasi secara keseluruhan. Pengujian meliputi: 4.8.1
Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal
atau mendekati normal Ghozali, 2013. Dalam penelitian ini digunakan cara analisis plot grafik histogram dan uji Kolmogorov-Smirnov uji K-S.
Universitas Sumatera Utara
35 Analisis normalitas data dengan menggunakan grafik histogram dilakukan
dengan cara melihat apakah posisi histogram berada di tengah-tengah atau tidak. Apabila posisi histogram sedikit miring ke kiri ataupun ke kanan,
maka data tidak berdistribusikan secara normal.sedangkan analisis normalitas dengan menggunakan uji K-S dilakukan dengan melihat nilai
probabilitas signifikansi atau asymp. Sig 2-tailed. Sebelumnya perlu ditentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu:
- Hipotesis Nol H
: data terdistribusi secara normal
- Hipotesis Alternatif H
a
: data tidak terdistribusi secara normal
Apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari nilai ∝ = 0,05, maka
data tidak terdistribusi secara normal. Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari
∝ = 0,05 maka data terdistribusi secara normal. 4.8.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linier
berganda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan koefisien R
2
. Jika R
2
sangat tinggi dan tidak satupun koefisien regresi yang signifikat maka secara statistik ini berarti terjadi gejala multikolinier
Ghozali, 2013. Salah satu cara menganalisis ada atau tidaknya ganggunan multikolinearitas ini adalah dengan Variance Inflation
Factor VIF. Jika nilai VIF yang diperoleh kurang dari 10, dan toleransi mendekati
nilai 1 maka dapat dikatakan bahwa persamaan suatu model penelitian tidak menunjukan gejala multikolinearitas.
Universitas Sumatera Utara
36 4.8.3
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastitias bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2013. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterosdastisitas Ghozali,2013.
Uji statistik untuk menditeksi ada tidaknya heterosdastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan scatter plot.
4.9 Analisis Data