Dari model perilaku konsumen tersebut, dapat dilihat terdapat rangsangan stimuli pemasaran dan rangsangan stimuli lingkungan merupakan stimuli variabel,
sedangkan psikologi konsumen, karateristik konsumen dan proses keputusan pembeli merupakan variabel perantara, dan keputusan pembelian merupakan variabel respon.
Sedangkan Schiffman dan Kanuk 2008 : 493 merancang model pengambilan keputusan konsumen atas tiga bagian utama yaitu bagian Masukan, Proses dan
Keluaran seperti pada Gambar 2.3 Model Pengambilan Keputusan Konsumen. Pada bagian masukan, dijelaskan bahwa dampak kumulatif dari setiap usaha
pemasaran, pengaruh keluarga, teman dan perilaku masyarakat merupakan masukan yang mempengaruhi produk atau jasa yang akan dibeli oleh konsumen.
Pada bagian atau tahapan proses, adalah menunjukan cara konsumen mengambil keputusan dalam memutuskan untuk membeli. Dalam hal ini terdiri dari
dua bagian yaitu psikologi dan proses pengambilan keputusan pembelian yang terdiri dari tahap pengenalan kebutuhan, penelitian sebelum membeli dan penilaian berbagai
alternatif. Bagian selanjutnya adalah keluaran, di mana terdapat dua jenis kegiatan
setelah pengambilan keputusan yang memiliki hubungan yaitu perilaku pembeli dan evaluasi setelah membeli.
2.8 Keputusan Pembelian
Menurut Kolter 2009 : 184 proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi altenatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca-pembelian. Proses keputusan pembelian dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
2.8.1 Pengenalan Masalah Proses pembelian diawali pada saat pembeli menyadari akan adanya masalah
kebutuhan dalam dirinya. Kebutuhan disebabkan oleh rangsangan dari dalam diri individu dan kebutuhan dasar sesorang seperti rasa haus, lapar dan
sebagainya. 2.8.2 Pencarian Informasi
Secara normal seseorang yang mulai timbul minatnya akan sesuatu barang atau jasa akan terdorong untuk mencari informasi mengenai barang atau jasa
yang dibutuhkannya. Informasi yang dibutuhakn perserti produk, merek, tipe, manfaat, keunggulan, harga dan layanan purna jual. Pencarian tersebut dapat
dilakukan secara aktif maupun pasip berupa informasi dari lingkungan sekitarnya.
2.8.3 Evaluasi Alternatif Setelah konsumen mendapat informasi yang cukup, dalam proses pembelian
seorang konsumen akan menggali informasi yang lebih dalam seperti perbandingan antara merek, harga, bentuk, tipe barang subsitusi dan
sebagainya sebagai rangkaian dari proses pengambilan keputusan untuk membeli. Sebagian model dari proses evaluasi konsumen bersifat kognitif
yaitu konsumen akan menentukan produk yang dipilih berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional.
2.8.4 Keputusan Membeli Konsumen membentuk preperensi sendiri terhadap produk atau jasa yang
akan dikomsumsinya. Bentuk perangkat tersebut adalah nilai dari produk atau
Universitas Sumatera Utara
jasa secara bertingkat sesuai dengan preperensinya. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti, faktor budaya, sosial,
harga yang diharapkan. 2.8.5 Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami memasuki tahapan kepuasan atau ketidapuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika
produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan
pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja
produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa. Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan konsumen maka pembeli
akan merasa puas.
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian
2.9 Tinjauan Penelitian Terdahulu