Tugas Perkembangan pada Masa Remaja

51 akademik luar biasa untuk dapat menyelesaikan program pendidikan lebih cepat, yang dilakukan dengan pemadatan materi pelajaran. Pada program akselerasi, siswa yang seharusnya menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas SMA dalam waktu 3 tahun dapat menyelesaikan materi kurikulum yang telah didiversifikasi hanya dalam waktu 2 tahun. Program ini secara umum dapat memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif. Secara khusus memberikan pelayanan kepada siswa berbakat untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari biasanya. Dalam hal ini siswa Sekolah Menengah Atas SMA adalah seorang remaja yang tumbuh menjadi dewasa atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa yang tidak realistik karena pada masa ini remaja cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Oleh karenanya siswa berbakat ini tidak lepas dari tuntutan atau standar tinggi yang ditetapkan oleh dirinya sendiri dan standar tinggi terhadap orang lain tanpa melihat kemampuan yang dimiliki. Hal ini yang kemudian menyebabkan siswa menjadi perfeksionisme. Perfeksionisme adalah keinginan seseorang untuk mencapai suatu kesempurnaan dalam hal akademik karena adanya standar tinggi yang ditetapkan oleh individu kepada dirinya, orang lain serta pengharapan 52 orang lain untuk standar tinggi tersebut. Tuntutan atau standar tinggi yang ditetapkan oleh dirinya sendiri membuat siswa semakin termotivasi untuk mencapai kesempurnaan dalam hal prestasi karena harus bersaing dengan teman-temannya sesama siswa akselerasi maupun reguler. Hal ini dikarenakan anggapan bahwa siswa akselerasi tidak boleh sampai kalah bersaing dengan siswa kelas reguler. Standar tinggi terhadap orang lain yaitu siswa menilai orang lain sesuai standar pribadinya yang tinggi, sehingga terkadang siswa tidak mengharapkan bantuan dan tidak percaya terhadap orang lain atau temannya karena tidak sesuai dengan standar pribadinya. Siswa tersebut merasa orang lain tidak mampu bekerja ataupun melakukan suatu hal sebaik dirinya. Pengharapan akan standar yang tinggi oleh orang lain seperti guru, orang tua dan masyarakat akhirnya menjadi sebuah motivasi yang baik bagi siswa untuk berprestasi dan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi agar siswa selalu dapat menjadi yang terbaik. Sementara itu pada siswa akselerasi yang belum memiliki sikap perfeksionisme, mereka menunjukkan hasil belajar yang kurang optimal sehingga tidak bisa bersaing dengan teman lainnya. Siswa tersebut terlalu santai dalam belajar dan pengerjaan tugas-tugas sekolah, bahkan ada di antara mereka yang tertinggal jauh dari teman lain yang berusaha lebih keras dalam belajar sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Berdasarkan uraian diatas, masalah perfeksionisme yang dialami oleh siswa akselerasi dapat dijelaskan pada gambar berikut : 53 Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dijelaskan, muncul pertanyaan yang menjadi dasar pertanyaan penelitian ini, yaitu : “Bagaimana tingkat perfeksionisme siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta?” 1. Bagaimana tingkat perfeksionisme siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta berdasarkan Self-Oriented Perfectionism? 2. Bagaimana tingkat perfeksionisme siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta berdasarkan Other-Oriented Perfectionism? 3. Bagaimana tingkat perfeksionisme siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta berdasarkan Socially Prescribed Perfectionism? 4. Bagaimana tingkat perfeksionisme siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin siswa? 5. Bagaimana tingkat perfeksionisme siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Yogyakarta berdasarkan usia siswa? Siswa Akselerasi Perfeksionisme Tuntutan akan standar yang tinggi Tidak Perfeksionisme Hasil Belajar kurang Optimal Hasil Belajar Optimal