2.2.2  Bahan
Bahan  untuk  pembuatan  bekatul  adalah  padi  Ciherang  dari  Sumedang,  Jawa Barat.  Bahan yang digunakan untuk analisis antara lain heksana dan isopropanol
PA  Merck,  Germany,  methanol,  asetonitril,  dan  diklorometan  standar  HPLC Merck,  Germany,  standar
α-tokoferol  Sigma,  Japan  dan  oryzanol  campuran Wako  Chemical  Industries  Co.  Ltd,  Japan,  asam  askorbat  JT.  Baker,  USA,
serta bahan-bahan untuk analisis kimia lainnya.
2.2.3  Alat
Alat-alat  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  mesin  giling  padi Satake, Japan,mesin sosoh beras Satake, Japan,penyaring 100 mesh, dan single
screw  conveyor  F-Technopark,  IPB.    Peralatan  analisis  meliputi  penangas  air, oven,    neraca  analitik,  hot  plate,  vorteks,  spektrometer  UV-Vis  Shimadzu,
Japan, HPLC Agilent, USA,  inkubator, dan kromameter Minolta, USA 2.2.4  Penentuan Kondisi Terbaik Stabilisasi Bekatul
Penelitian  dilakukan  dengan  beberapa  tahapan.    Tahapan-tahapan  itu  berupa: 1  tahap  pembuatan  bekatul,  2  tahap  penentuan  kondisi  terbaik  stabilisasi
bekatul  dengan  alat  stabilisasi,  dan  3  karakterisasi  komponen  tokoferol  dan oryzanol dari bekatul terstabilisasi.
Pembuatan  bekatul  diawali  dengan  penggilingan  gabah  terlebih  dahulu  yang akan menghasilkan beras giling dan sekam.  Beras giling kemudian disosoh untuk
mendapatkan bekatul dan beras sosoh yang telah berwarna putih. Bekatul yang didapatkan dari pengolahan gabah kemudian segera distabilisasi
dengan single screw conveyor.Perlakuan stabilisasi  yang digunakan adalah A100 15Hz, 100°C, A120 15Hz, 120°C, A140 15Hz, 140°C, B100 25Hz, 100°C,
B120  15Hz,  120°C  dan  B140  25Hz,  140°C.Hasil  stabilisasi  diayak  dengan ukuran 100 mesh.
Bekatul  yang  telah  terstabilisasi  dan  bekatul  segar  kemudian  dianalisis kandungan
ϒ-oryzanol dan tokoferolnya dengan metode HPLC untuk mengetahui tingkat  pengaruh  proses  stabilisasi    terhadap  kandungan  dua  komponen  tersebut.
Bekatul  dikemas  dengan  plastik  dan  disimpan  dalam  dalam    inkubator  37
o
C selama 2 minggu.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap.  Data akan diolah dengan menggunakan progam SPSS versi 20 dengan analisis sidik ragam dan uji
Duncan  untuk  uji  lanjutnya.    Perlakuan  stabilisasi  terbaik  dipilih  berdasarkan kandungan  ALB10  dengan  perubahan  kandungan  tokoferol  dan
ϒ-oryzanol yang minimum.Alur proses stabilisasi bekatul dapat dilihat pada Gambar 2.1.