masyarakat. Kerjasama dengan institusi lain ini juga diharapkan dapat menjangkau institusi internal seperti UPT Pendidikan dan Pelatihan pada
dinasinstansi teknis seperti Dinas Tanaman Pangan di Pemerintah Provinsi Riau yang tugasnya langsung berhubungan dengan masyarakat luas.
6.2. Alat Pencapaian Hasil Analisis
Untuk mencapai tujuan akhir Pengembangan Kapasitas Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, selanjutnya
disusun rencana program kediklatan melalui rumusan kerangka kerja logis yang merupakan alat menuju efektifitas diklat dalam penyelenggaraan kediklatan bagi
PNS sebagaimana tampak pada Tabel 18. Tabel 18 Kerangka Kerja Logis Program Pengembangan Kapasitas UPT Diklat
Provinsi Riau Berbasis Pelayanan Publik
Tujuan Akhir Indikator Kinerja
Alat Verifikasi Sasaran
1. Terciptanya good governance Pemerintah Provinsi Riau,
melalui pengembangan kapasitas UPT Diklat yang
berbasis peningkatan metodologi pemberdayaan
masyarakat. Terciptanya good governance
Pemerintah Provinsi Riau melalui pendidikan dan
pelatihan berbasis pelayanan publik yang memuat pendekatan
metodologi pemberdayaan masyarakat pada tahun 2013.
Monitoring, evaluasi,
pelaporan dan Diskusi
Kelompok Pemerintah
Provinsi Riau , masyarakat,
media massa
Manfaat Indikator Kinerja
Alat Verifikasi Sasaran
1. Kurikulum pembelajaran UPT Pendidikan dan Pelatihan
sesuai dengan kebutuhan setiap satuan kerja terutama
fungsi pelayanan berbasis pemberdayaan masyarakat
2. Meningkatnya pengetahuan widyaiswara dalam metodologi
pemberdayaan masyarakat, serta mampu
memformulasikannya dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan.
3. UPT Pendidikan dan Pelatihan dapat memonitoring dan
mengevaluasi perkembangan kinerja PNS maupun pejabat
daerah pasca mengikuti pendidikan dan pelatihan,
terutama pengaruhnya pada peningkatan pelayanan publik
yang menerapkan metodologi pemberdayaan.
1. Perubahan bentuk dan suasana pendidikan dan
pelatihan yang tertuang di dalam kurikulum, modul
dan materi pendidikan dan pelatihan berbasis
metodologi pemberdayaan masyarakat pada setiap sesi
pendidikan dan pelatihan.
2. Setiap bentuk pelayanan masyarakat yang
dilaksanakan oleh satuan kerja menggunakan prinsip
dan metodologi pemberdayaan masyarakat.
3. Pengetahuan widyaiswara meningkat terutama
mengenai metodologi pemberdayaan masyarakat.
4. Semua bentuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan kebutuhan satker
Monitoring, evaluasi,
pelaporan dan Diskusi
Kelompok Satuan Kerja
lingkup Pemerintah
Propinsi Riau, BKD, UPT
Pendidikan dan pelatihan,
Masyarakat, dan institusi
pendidikan
Manfaat Indikator Kinerja
Alat Verifikasi Sasaran
4. Meningkatkanya mutu pelayanan pendidikan dan
Pelatihan UPT, serta melalui kerjasama dengan institusi lain
sehingga mendorong terbentuknya kebijakan
pembangunan kediklatan berdasarkan kebutuhan
masyaraka 5. Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan melalui
berkomunikasi dan menyampaikan informasi
seperti memberikan masukan, kritikan,
menganalisis semua kegiatan yang berhubungan
dengan pembangunan dan kebijakan pemerintah.
Kemampuan mengakses informasi pembangunan,
serta peningkatan peran serta masyarakat alam
pembangunan.
Hasil Indikator Kinerja
Alat Verifikasi Sasaran
1. Terakreditasinya metode pembelajaran yang
dikembangkan oleh UPT Pendidikan dan pelatihan,
terutama pada materi yang berhubungan dengan
peningkatan pelayanan publik dengan muatan metodologi
pemberdayaan masyarakat
2. Meningkatnya sistem pembelajaran UPT Pendidikan
dan Pelatihan pada materi- materi bermuatan lokal sesuai
kebutuhan satuan kerja serta meningkatnya pelayanan publik
berbasis pemberdayaan masyarakat.
3. Terbentuknya Tim analisis kesesuaian diklat dimana
anggotanya merupakan perwakilan dari BKD,
widyaiswara dan satuan kerja, dimana Tim punya kewenangan
dalam merekomendasikan bentuk-bentuk pembinaan dan
pendidikan, memonitoring, mengevaluasi hasil pendidikan
dan pelatihan, serta mampu memberikan masukan bagi
perencanaan atau penyusunan kebijakan publik yang berbasis
pemberdayaan masyarakat.
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan sebagai tanggapan positif atas i
kebijakan yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan
masyarakat.
1. Terakreditasinya sistem pembelajaran yang
dikembangkan oleh UPT Pendidikan dan Pelatihan
oleh LAN pada tahun 2011
2. Materi-materi dengan muatan lokal lebih
mendominasi dalam sistem pembelajaran dengan
persentasi 70 pada materi pemberdayaan masyarakat
3. Setiap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
merupakan hasil rekomendasi training serta
pembinaan PNS berdasarkan Sistem monitoring, evaluasi
dan koordinasi yang berjalan secara terjadwal dengan
hasil yang konkrit
4. Terjalinnya kerjasama dengan institusi pendidikan
2 universitas dan 1 UPT Pendidikan dan pelatihan
teknis, terbentuknya kebijakan pembangunan
yang mengikuti kaidah metodologi pemberdayaan
masyarakat
5. Kepuasan masyarakat terhadap sistem pelayanan
publik yang diberikan, yang dibuktikan dengan semakin
tingginya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan Monitoring,
evaluasi, pelaporan dan
Diskusi Kelompok
Satuan Kerja lingkup
Pemerintah Propinsi Riau ,
BKD, UPT Pendidikan
dan pelatihan, Masyarakat,
dan institusi pendidikan
Alat Pencapaian Indikator Kerja
Alat Verifikasi Sasaran
1. Surat Keputusan mengenai penetapan Tim Analisis
Kesesuaian Diklat yang mempunyai tugas dan
wewenang.
2. Kapasitas Widyaiswara meningkat dalam metodologi
pemberdayaan masyarakat melalui jenjang pendidikan
formal perguruan tinggi maupun non formal pelatihan
3. Terjadinya kerjasama dengan lembaga pendidikan formal
Perguruan Tinggi dan lembaga pelatihan dinas teknis dalam
upaya peningkatan pelayanan publik pada bidang pendidikan,
pengadaan instruktur pendidikan, penelitian dan
pengembangan manajemen kepegawaian, serta sistem
website pelayanan publik
4. Tingkat kepuasan dan kepercayaan masyarakat
meningkat terhadap pelayanan pemerintah. Semua bentuk
kebijakan dan kegiatan teknis disesuaikan dengan metodologi
pemberdayaan masyarakat dan kebutuhan masyarakat.
1. Penerbitan Surat keputusan mengenai Tim Analisis
Kesesuaian Diklat yang berisikan tugas dan
wewenang Tim Analisis. Berjalan efektifnya Tim
sesuai dengan maksud pembentukannya
2. Ditetapkannya anggota Tim Analisis Kesesuaian Diklat
serta disahkannya melalui Surat Keputusan oleh
Gubernur Riau. Berjalannya kerja Tim sesuai dengan
tugas dan wewenang yang diberikan.
3. Peningkatan Pendidikan S2 dan S3 bagi widyaiswara
dalam bidang perencanaan pembangunan maupun
pemberdayaan masyarakat. Pelatihan TOT Metodologi
Pemberdayaan Masyarakat bagi widyaiswara.
4. Adanya Instruktur eksternal yang berasal dari perguruan
tinggi dan lembaga pelatihan dinas teknis pada setiap
kegiatan pendidikan dan pelatihan. Dilibatkannya
perguruan tinggi dalam penelitian dan
pengembangan manajemen kepegawaian serta
perencanaan dan pengembangan website
pelayanan publik.
5. Peningkatan partisipasi masyarakat melalui
dukungan terhadap kegiatan teknis program satuan kerja,
serta pemberian umpan balik positif dari masyarakat.
Monitoring, evaluasi,
pelaporan dan Diskusi
Kelompok Satuan Kerja
lingkup Pemerintah
Propinsi Riau , BKD, UPT
Pendidikan dan pelatihan,
Masyarakat, dan institusi
pendidikan
Dari paparan di atas dapat dianalisis bahwa terdapat beberapa kelemahan UPT Diklat BKD Provinsi Riau yang mendorong lemahnya penerapan aplikasi
hasil diklat oleh PNS pasca mengikuti kegiatan diklat. Kelemahan yang ditemui UPT Diklat BKD Provinsi Riau adalah:
a. Bentuk kurikulum diklat tidak tertintegrasi dengan instansional pembinaan karir. Instansional pembinaan karir yang berada di BKD Provinsi Riau saat ini
tidak mampu melihat kebutuhan diklat PNS secara berjenjang maupun lingkup
pekerjaan teknis PNS yang akan mengikuti diklat. Hal ini menyebabkan timbulnya ketidaksesuaian materi diklat dengan kebutuhan diklat PNS yang
didasari oleh bidang pekerjaannya. Untuk mengatasi persoalan ini seharusnya dibentuk Tim Penilai kebutuhan diklat yang merupakan representasi satuan
kerja maupun UPT Diklat, yang secara berkelanjutan berkoordinasi menilai kebutuhan diklat PNS. Selain itu instansional pembina karir juga harus
berhubungan intensif dengan LAN untuk berusaha memasukkan beberapa materi khusus bermuatan lokal agar dapat terdaftar sebagai materi yang diakui
oleh LAN, sehingga mendapat akreditasi baik. b. Kapasitas Widyaiswara yang tidak memadai dalam hal metodologi
pemberdayaan masyarakat, hal ini disebabkan karena widyaisawara di UPT Diklat BKD Provinsi Riau tidak memiliki pendidikan khusus mengenai
pemberdayaan masyarakat. Untuk itu diperlukan penambahan kapasitas widyaiswara dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan formal
pasca sarjana yang secara khusus mengenai pemberdayaan masyarakat atau komunikasi pembangunan. Hal lain yang dilakukan adalah membuat
kerjasama dengan lembaga pendidikan yang mempunyai kompetensi dalam pemerdayaan masyarakat seperti perguruan tinggi atau UPT Diklat lainnya
yang dianggap mempunyai kompetensi di bidang pemberdayaan masyarakat. c. Evaluasi pasca diklat tidak dilakukan secara optimal, hal ini disebabkan
evaluasi secara langsung tidak dilaksanakan dengan melibatkan satuan kerja dimana PNS tersebut ditempatkan. Evaluasi hanya dilakukan secara sepihak
sehingga tidak dapat melihat secara lebih dalam persoalan-persoalan yang timbul dari individu PNS pasca diklat. Dengan dilibatkannya satuan-satuan
kerja tersebut pada sebuah tim yang independen diharapkan evaluasi dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan rekomendasi yang tepat untuk
pengembangan dan pembinaan PNS. d. Kelembagaan UPT yang tidak instansional disebabkan UPT diklat masih
berada di bawah kendali BKD Provinsi Riau, sehingga proses birokrasi kediklatan menjadi lebih panjang. Hal ini dapat saja diatasi bila UPT Diklat
diberikan kewenangan dalam mengelola kediklatan, dapat dilakukan dengan membentuk tim kesesuaian diklat yang berasal dari BKD, UPT Diklat serta
representasi satuan kerja yang secara langsung diberikan tugas dan tanggung jawab oleh Gubernur Riau dalam bentuk surat keputusan, sehingga diperoleh
indepedensi yang kuat dalam menilai maupun merekomendasikan bentuk- bentuk diklat maupun pembinaan PNS.
Dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang, serta mengurangi ancaman yang ada diharapkan pelaksanaan kegiatan pengembangan kapasitas UPT Diklat
BKD Provinsi Riau dapat memberi penguatan terhadap kelembagaan diklat, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan hasil kerja PNS pada unit-unit
satuan kerja menjadi profesional. Sebagai bentuk keberhasilan penguatan kapasitas pada UPT Pendidikan dan Pelatihan BKD Provinsi Riau, kelembagaan
UPT Pendidikan dan Pelatihan semakin berkembang dan semakin independen dalam pelaksanaan kegiatannya. Peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam mendukung program kegiatan yang dilaksanakan oleh unit satuan kerja di Pemerintah Provinsi Riau serta mendorong terciptanya
good governance Pemerintah Provinsi Riau yang ditandai dengan peningkatan layanan publik yang lebih prima pada masa yang akan datang.
6.3. Ikhtisar