Perjalanan Karir Rhoma Irama
Setelah jatuh bangun akhirnya Rhoma membentuk OM Soneta pada 11 Desember 1970, di Gang Seno, Tebet Barat, Jakarta Selatan, tepat di hari
ulang tahunnya yang ke-23. Semua anggota Soneta yang terdiri dari Oma Irama gitarvokal, Herman bass, Kadir gendang, Ayub tamborin,
Riswan organ, Hadi suling, Nasir mandolin, dan Wempy Gitar berikrar dan bersumpah untuk bersama-sama membangun Soneta demi
mencapai kejayaan, sejajar dengan grup musik lain yang sudah tenar saat itu. Rhoma sendiri memilih nama Soneta untuk grup musik dangdut yang
dipimpinnya. Soneta adalah salah satu bentuk puisi yang dia sukai. Soneta, terdiri dari sampiran 3-3. Isi 4-4, empat belas baris. Rhoma Irama memilih
nama tersebut karena di waktu Sekolah Menengah Atas SMA ia sangat suka dengan bentuk syair Soneta, kemudian ia terapkan dalam syair lagu-
lagunya.
121
Munculnya Rhoma dengan Orkes Soneta begitu menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Bersama dengan Elvy Sukaesih, Rhoma Irama
merekam banyak lagu-lagu yang sangat populer dan abadi. Di bawah payung Remaco selaku produser rekaman terbesar saat itu, semua album
tersebut meledak luar biasa, bahkan menganugerahkan Golden Record bagi Rhoma Irama dan Soneta.
122
Tak kalah dahsyatnya, pada tahun 1975, bersama Yukawi, Rhoma dan Soneta merilis album Begadang yang melesat cepat. Lagu Begadang
begitu familiar sampai sekarang. Begadang juga masuk ke dalam 150 lagu Indonesia terbaik majalah Rolling Stone Indonesia dalam urutan ke-24.
121
Moh. Shofan., op. cit., h. 44 – 47.
122
Anonim, Suara Soneta-38 Tahun The Sound of Moeslem Musik Lintas Generasi- dalam
http:www.sonetamania.comindex.php?option=com_contentview=articleid=298:38- tahun-the-sound-of-moeslemcatid=58:artikel-rhoma-a-sonetaItemid=116, diakses
Senin, 17 Maret 2014 pukul 08.00 WIB
Begadang juga merupakan lagu dangdut pertama yang dianggap terbaik sepanjang masa oleh majalah Franchise asal Amerika Serikat.
123
Setelah album Begadang sukses merajai tangga lagu seantero Indonesia, Rhoma pada Desember 1975 sebelum merilis album Soneta
volume 3 Rupiah mengumumkan rencana kepergiannya untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Sepulang dari Tanah Suci, Rhoma juga merevolusi
penampilannya. Ia membabat habis rambut gondrongnya dengan menyisakan sedikit jenggot pada dagunya. Pakaiannya pun tidak kemeja
ketat dan celana cutbray, tetapi kemeja longgar dan kerap menyelipkan surban di bahunya. Bicaranya pun tidak lagi meledak-meledak, tetapi lebih
lembut dan pelan penuh kesabaran. Saat itu, banyak orang meramalkan bahwa Rhoma Irama dan Soneta akan hancur dengan pilihannya
menunaikan ibadah haji, karena predikat haji sangat ditabukan bagi seorang artis panggung.
124
Ia juga melengkapi namanya menjadi Rhoma, yang awalnya Oma. RH di depan nama Oma adalah singkatan dari Raden dan
haji. Alasan Rhoma menyingkat kata Raden dan Haji karena menurutnya sepulang naik haji, orang-orang memanggil namanya dengan sebutan haji.
Rhoma merasa resah dengan panggilan haji ini. Hal yang sama juga ketika dipanggil ―raden‖, karena Rhoma tidak menyukai feodalisme.
125
Perlu diketahui, bahwa Rhoma dan Soneta hadir saat demam rock melanda dunia. Rolling Stones, Led Zeppelin, dan Deep Purple menjadi
idola. Wabah rock ini membuat genre musik lain nyaris mati. Rhoma pun bersiasat agar orkes Melayu bisa bertahan. Ia memasukkan nafas hard rock
ke dalam komposisi lagu Melayu. Rhoma mengaku bahwa unsur rock yang identik dengan Barat, sangat mewarnai musik dangdut yang dibawakannya.
Rhoma sendiri mengelak jika hal itu dianggap sebagai sebuah tiruan.
123
Islahudin, Begadang Lagu Terbaik Rhoma Irama Sepanjang Masa-dalam http:www.merdeka.comperistiwabegadang-lagu-terbaik-rhoma-irama-sepanjang-
masa.html
124
Anonim., loc. cit.
125
Moh. Shofan., op. cit., h. 49.
Dangdut bagi Rhoma bisa dijadikan alternatif dari dominasi musik Barat yang menjadi kiblat musik dunia. Belakangan Rhoma mencopot orkes
Melayu di depan nama Soneta, seraya menambahkan kata Group di belakangnya, mengikuti perusahaan-perusahaan multinasional yang ramai
bermunculan saat itu.
126
Konsistensi Rhoma di jalur musik dangdut tak pernah berubah. Ia tak peduli dengan segala cacian dan hinaan, bahkan dalam lirik lagu Musik,
Rhoma mengajak penggemar musik untuk bisa saling belajar dan menghargai satu sama lain. Sastrawan Sapardi Djoko Damono pun ikut
menengarai adanya perubahan besar pada musik dangdut. Lirik dangdut yang dulu sangat sederhana, kini sudah disusun dengan puitis. Selanjutnya
ia juga menunjukkan, bahwa dalam dangdut itu sendiri terkandung intelektualitas.
127
Pada ASEAN Cultural Meeting di Filipina, Desember 1984, diputuskan bahwa dangdut adalah musik khas negara-negara ASEAN. Di
sisi lain, Jepang, misalnya pernah merilis 200-an lagu karya Rhoma Irama, bahkan baru-baru ini, Rhoma diundang oleh sebuah universitas terkemuka
di Pittsburgh, Amerika Serikat. Ia didaulat untuk menceritakan tentang lirik- lirik lagu yang diciptakannya serta hubungan dengan agama dan kehidupan
sosial. Profesor Andrew Wientraub dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat, memberi surat kepada Rhoma yang isinya mengundang dalam
sebuah acara Konferensi Islam Internasional. Rhoma diminta untuk berbicara di depan umum. Konteksnya adalah tentang lagu-lagunya yang
selama ini dibahas di ratusan universitas di 70 negara baik di Eropa maupun Amerika. Rhoma menyiapkan sebuah makalah yang isinya mengenai
kondisi umat muslim di Indonesia dan menjelaskan bagaimana dirinya
126
Ibid., h. 61-62.
127
Ibid., h.75.
membuat lirik lagu yang cocok untuk didengarkan oleh seluruh masyarakat dunia.
128
Rhoma menyampaikan makalah berjudul ―Dangdut: Musik, Media, D
akwah” pada acara Interdisciplinary Conference on Islam and Popular Culture in Indonesia and Malaysia di University of Pittsburgh. Rhoma juga
menjadi narasumber dalam sebuah seminar tentang ―Islam, Terorisme, dan Kebudayaan Pop” dengan menghadirkan para pakar dari Bowling Green
University, Ohio University, Arizona State University, New York University, dan masih banyak lagi, termasuk sejumlah pakar televisi dari
Indonesia.
129
Saat berada di Amerika, selain menjadi narasumber, Rhoma bersama Soneta juga menyanyikan sekitar 20 lagu, di antaranya Darah
Muda, Begadang, Judi, Gali Lobang Tutup Lobang. Karya-karya Rhoma telah banyak diteliti oleh para ilmuwan.
Beberapa buku dan literatur karya ilmuwan yang di dalamnya mengupas lirik-lirik karya Rhoma, di antaranya, 1 Broughton, Simon, dan Mark
Ellingham 2000 Rough Guide to World Music; volume 2: Latin and North America the Carribean, Asia, and the Pasific London: Rough Guide; 2
Capwell, Charles 2004 The Music of Indonesia; 3 Manuel, Peter 1988 Popular Musics of the Non-Western World New York: Oxford; 4 Sutten,
R. Anderson 2002 AsiaIndonesia in World Music, edited by JT Titon Belmont, CA: Schirmer, Thomson Learning; 5 Sweeney, Philip 1991
The Virgin Directory of World Music New York: Henry Holt and Company; dan 6 Taylor, Timothy 1997 Global Pop: World Music,
World Markets New York: Routledge.
130
Di mata Andrew, lirik-lirik Soneta perlu didengar oleh seluruh dunia, karena lagu-lagu Rhoma memberi inspirasi, solusi, dan bimbingan
128
Ibid., h. 86.
129
Ibid
130
Tahta Aidila, Lagu-lagunya Rhoma dipelajari Sejumlah Negara-dalam http:www.republika.co.idberitasenggangmusik131122mwniet-lagulagunya-rhoma-
irama-dipelajari-sejumlah-negara, 17 Maret 2014 pukul 08.30 WIB
kepada umat manusia, bukan hanya kepada umat Islam saja, juga bukan hanya kepada bangsa Indonesia, tetapi dunia juga perlu mendengar lirik-
lirik Soneta. Andrew pun menambahkan, bahwa sejumlah buku dan literatur yang telah meneliti lirik-lirik karya Rhoma, dijadikan buku wajib sekaligus
kurikulum musik dunia dan sangat sering dipakai di ratusan universitas di dunia.
131
Musik dangdut telah lama sekali dikenal publik Amerika, bahkan musik Soneta yang didirikan Rhoma ini sudah ada di museum di
Washington DC. Itu indikasi bahwa dangdut diperhitungkan dan dihargai di dunia, tidak hanya di Indonesia saja. Di Jepang, buku musik dangdut telah
terbit dengan judul Road to Dangdut Music, di Washington berjudul Rhoma Irama and The Dangdut Style, dan Prof. Andrew Weintraub dari University
of Pittsburgh menulis buku Dangdut Stories. Rhoma juga melakukan kesepakatan dengan seorang pengusaha Jepang yang berminat merekam dan
mengedarkan 200 lagu Soneta Grup di luar negeri.
132