Hakikat Pembelajaran Sastra KAJIAN TEORETIS

kreatif sastra. Kompetensi apresiasi yang diasah dalam pendidikan ini adalah kemampuan menikmati dan menghargai karya sastra. Melalui pendidikan semacam ini, peserta didik diajak untuk langsung membaca, memahami, menganalisis, dan menikmati karya sastra secara langsung. Mereka berkenalan dengan sastra tidak melalui hapalan nama-nama judul karya sastra atau sinopsisnya saja, tetapi langsung berhadapan dengan karya sastranya. 86 Dapat dikatakan, melalui pendidikan sastra, peserta didik tidak hanya diajak untuk memahami dan menganalisis berdasarkan bukti nyata yang ada di dalam karya sastra dan kenyataan yang ada di luar sastra, tetapi juga diajak untuk mengembangkan sikap positif terhadap karya sastra. Pendidikan semacam ini akan membiasakan diri peserta didik untuk berpikir kritis, terbuka, dan bersikap jujur. Masalah yang muncul saat ini adalah kurangnya minat baca di sekolah membuat karya-karya sastra kurang diminati oleh siswa. Hal tersebut dapat dilihat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sedikit sekali pembahasan mengenai sastra dibahas. Akibatnya, banyak siswa yang tidak mengerti tentang sastra. Dari situlah muncul pandangan bahwa karya sastra dianggap tidak bermanfaat. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka sastra sudah tidak bisa lagi digunakan sebagai bahan untuk memahami masalah- masalah yang terjadi di dunia. Akan tetapi, Rahmanto memiliki pandangan, jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat. 87 Masalah lain yang terjadi dalam pendidikan adalah bagaimana pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh. Berdasarkan hal tersebut, Rahmanto memiliki pandangan bahwa pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara 86 Siswanto, op. cit., h. 168. 87 B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, Yogyakarta: Kasinius, 2000, h. 15. utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. 88 Selain itu, salah satu unsur yang terdapat dalam sebuah karya sastra adalah penggunaan gaya bahasanya. Penggunaan gaya bahasa juga turut memperkaya kosakata siswa. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tarigan dalam buku Pengajaran Gaya Bahasa adalah sebagai berikut. Gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan erat, hubungan timbal balik. Kian kaya kosakata seseorang, kian beragam pulalah gaya bahasa yang dipakainya. Peningkatan pemakaian gaya bahasa jelas turut memperkaya kosakata pemakainya. Itulah sebabnya maka dalam pengajaran bahasa, pengajaran gaya bahasa merupakan suatu teknik penting untuk mengembangkan kosakata para siswa. 89 Berdasarkan pendapat di atas, betapa pentingnya pengajaran sastra di sekolah. Selain mencakup empat manfaat yang telah diungkapkan oleh Rahmanto, pembelajaran sastra juga dapat memperkaya kosakata siswa.

E. Penelitian Relevan

Menghindari terjadinya kesamaan pembahasan pada skripsi ini dengan skripsi lain, penulis menelusuri kajian-kajian yang pernah dilakukan atau memiliki kesamaan. Selanjutnya hasil penelusuran ini akan menjadi acuan penulis untuk tidak mengangkat metodologi yang sama, sehingga diharapkan kajian ini tidak terkesan plagiat dari kajian yang telah ada. Berdasarkan hasil penelusuran, penulis menemukan adanya skripsi yang membahas tentang lirik lagu Rhoma Irama, yaitu Analisis Nilai-Nilai Pendidikan dalam Syair Lagu-Lagu H. Rhoma Irama oleh Lulu Ria Sari 2815001926, Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta 2007. Skripsi tersebut membahas tentang nilai-nilai pendidikan, seperti logika, etika, estetika, dan religi yang terkandung dalam 88 Ibid., h. 16. 89 Tarigan, op. cit., h. 5. syair lagu-lagu Rhoma Irama. Skripsi lain yang membahas Rhoma Irama, yaitu The Voice of Moslem: Dangdut Dakwah Rhoma Irama Bersama Soneta 1972-2000 oleh Sulaiman Yudha Harahap NPM: 070404044Y, program studi Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia 2010. Skripsi tersebut membahas tentang perjalanan dangdut dakwah Rhoma Irama bersama Soneta pada kurun waktu 1972-2000. Selain memaparkan sejarah dan hibridasi musik melayu, penelitian ini juga menunjukkan bagaimana dangdut dakwah Rhoma Irama bersama Soneta dapat bertahan dan sukses di industri musik nasional, bahkan menjadi salah satu ikon musik populer Indonesia. Penelitian tersebut juga mengutarakan bahwa kekuatan dakwah dalam dangdut Rhoma Irama terletak pada lirik- lirik lagunya yang argumentatif, komunikatif, dan inspiratif. Sementara itu, penelitian mengenai Mustofa Bisri, penulis temukan di skripsi yang berjudul Tema-tema Profetik Islam dalam Tadarus: Antologi Puisi Karya A. Mustofa Bisri oleh Erika Prettyza NPM. 0790010119, jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia 1996. Skripsi tersebut hanya dibatasi pada 22 dari 50 sajak yang ada dalam Tadarus. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengungkapkan tema-tema profetik Islam dalam antologi puisi Tadarus. Skripsi lain yang membahas A. Mustofa Bisri, yaitu Kritik Sosial dalam Puisi “Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat” dan “ Saling ” Karya A. Mustofa Bisri serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra Di Sekolah oleh Ria Fidiyanti 109013000014, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tersebut hanya dibatasi pada 2 puisi karya A. Mustofa Bisri. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menguraikan struktur dan kritik sosial dalam puisi ―Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat‖ dan ―Saling‖, serta implikasi kedua puisi tersebut dalam pembelajaran sastra Indonesia di sekolah. Berdasarkan hasil penelusuran di atas, penulis menemukan perbedaan mengenai pembahasan yang dilakukan, di mana penulis meneliti Perbandingan Gaya Bahasa pada Puisi Ibu Karya A. Mustofa Bisri dengan Lirik Lagu Keramat karya Rhoma Irama serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Perbedaan mengenai pembahasan dengan empat skripsi yang telah ditemukan adalah pada skripsi pertama, meskipun objek penelitiannya sama Rhoma Irama, tetapi fokus pembahasannya berbeda, yaitu nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam syair lagu Rhoma Irama, serta lagu-lagu yang dipilih untuk dianalisis pun berbeda. Selanjutnya perbedaan dengan skripsi yang kedua terletak pada fokus pembahasannya, di mana pada penelitian kedua fokus pembahasannya tentang sejarah dan hibridasi musik melayu serta kekuatan dakwah dalam dangdut Rhoma Irama yang terletak pada lirik-lirik lagunya. Kemudian, perbedaan dengan skripsi yang ketiga terletak pada fokus pembahasannya. Pada penelitian ketiga objek penelitiannya adalah kumpulan puisi karya A. Mustofa Bisri yang termuat di dalam Antologi Puisi Tadarus. Sementara itu, perbedaan dengan skripsi yang keempat juga terletak pada fokus pembahasannya. Pada penelitian keempat objek pene litiannya hanya pada 2 karya A. Mustofa Bisri, yaitu puisi ―Kalau Sibuk Kapan Kau Sempat‖ dan ―Saling‖. Selain itu, fokus penelitiannya berbeda, yaitu mengenai kritik sosial yang terdapat dalam dua puisi tersebut. Berdasarkan perbedaan keempat penelitian yang relevan di atas, peneliti terinspirasi untuk menjadikan A. Mustofa Bisri dan Rhoma Irama sebagai objek penelitian. Meskipun objek penelitian ini serupa dengan keempat penelitian yang sudah dijelaskan, tetapi skripsi ini memiliki perbedaan yang menjadi nilai tersendiri, yakni dengan membandingkan karya dari kedua objek penelitian. Dikatakan berbeda karena dari keempat penelitian yang sudah dijelaskan di atas, penelitian-penelitian tersebut hanya menjadikan satu tokoh sebagai objek penelitiannya, yaitu dengan memilih Rhoma Irama atau A. Mustofa Bisri. Sedangkan penulis memilih untuk