Metode Analisis Linier Berganda Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Untuk dapat menganalisa hipotesis yang sudah dirumuskan, penulis menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh situs penyedia data historis keuangan perusahaan, diantaranya adalah www.idx.co.id dan situs perusahaan-perusahaan yang merupakan objek dari penelitian. Selain melakukan pencarian data sekunder untuk keperluan penelitian melalui situs internet, penulis juga melakukan riset kepustakaan library research untuk memperoleh landasan dan konsep yang kuat guna memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan melalui jurnal-jurnal penelitian, artikel, dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan topik yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah suatu data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, barulah dilakukan pengujian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Metode Analisis Linier Berganda

Menurut Suharyadi dan Purwanto.S.K 2009:208 analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable. Analisis regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel terikat Y dengan variabel bebas X dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Model regresi linier berganda mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel terikat, secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut : PersamaanRegresi Linier Berganda dalam penelitian iniadalah : = + + + + 㜱 + Keterangan : Y : Variabel Dependen Price Earning Ratio α : Konstanta X 1 : Variabel Independen 1 Return On Equity X 2 : Variabel Independen 2 Debt to Equity Rasio X 3 : Variabel Independen 3 Price to Book Value X 4 : Variabel Independen 4 Dividend PayOut Rasio b 1,2,3,4 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen e : Error term

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Santoso 2001:92, uji normalitas suatu data sangat diperlukan dalam penggunaan statistik parametrik. Untuk menguji normalitas distribusi populasi diajukan hipotesis sebagai berikut: H : data berasal dari populasi distribusi normal. H a : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan uji grafik P-Plot untuk melihat keseluruhan data tersebut apakah normal atau tidak. b. Uji Multikolinieritas Menurut Danang Sunyoto 2009 : 79, multikolinieritas diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas independent, variabel akan diukur tingkat asosiasi keeratan hubungan pengaruh antara variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi. Dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas, dapat digunakan cara lain, yaitu dengan: 1 Nilai toleransi adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik. 2 Nilai Variance Inflation Factor VIF adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Nilai tolerance a dan Variance Inflation Factor VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut: 1. Besar nilai tolerance a a = 1VIF 2. Besar nilai variance inflation factor VIF=1a a Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika a hitung a dan VIF hitung VIF. b Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika a hitung a dan VIF hitung VIF. c. Ujiautokorelasi Menurut Imam Ghazali 2008:99, uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkolerasi dengan dirinya sendiri. Yang dimaksud korelasi itu sendiri adalah bahwa nilai variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau sesudahnya. Salah satu ukuran dalam menentukan gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson DW. Uji menghasilkan nilai DW hitung d dan nilai DW tabel d L d U . Aturan pengujinya adalah: dd : terjadi masalah autokorelasi positif yang perlu perbaikan. d L dd U : terdapat masalah autokorelasi positif tetapi lemah, dimana perbaikan akan lebih baik. d U d4-d L : tidak ada masalah autokorelasi. 4-d U d4-d L :masalah autokorelasi lemah, dimana perbaikan akan lebih baik. 4-d L d : masalah autokorelasi serius. Sedangkan menurut Sunyoto 2011:91, Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson DW, dengan ketentuan sebagai berikut : . Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2 DW-2. 2. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara - 2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2. 3. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW +2. d. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghazali 2005:125, heteroskedastisitas merupakan asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pangamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama sekali ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antara satu varians dari residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heteroskedastisitas, sedangkan gejala varians yang sama dari satu pengamatan kepengamatan yang lain disebut homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 6 e. Pengujian Hipotesis Menurut Imam Ghazali 2005:88, pengujian hipotesis digunakan dalam analisis statistik disertai dengan uji-f dan uji-t untuk menentukan derajat yang signifikan α. Suatu pengujian hipotesis statistik adalah prosedur yang memungkinkan keputusan dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis, digunakan data yang sedang dipersoalkandiuji. Seperti dibawah ini: 1 Uji –f Uji–f merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan dari variabel independen. Untuk menghitung F hitung digunakan rumus sebagai berikut: = ²2 1 Dimana: R 2 : koefisisen determinasi N : jumlah pengamatan sampel K -1 : jumlah variabel Setelah didapat F hitung , maka untuk menginterpretasikan hasilnya dengan ketentuan sebagai berikut: a. Apabila F hitung F tabel , maka H ditolak dan H a diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Apabila F hitung F tabel , maka H diterima dan H a ditolak, yang berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: H : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. H a : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2 Uji-t Uji–t merupakan pengujian terhadap signifikan koefisien regresi masing-masing variabel independen, dalam hal ini adalah tingkat suku bunga obligasi, suku bunga SBI, harga obligasi dan inflasi terhadap variabel dependen yield to maturity. Untuk menghitung T hitung digunakan rumus sebagai berikut: = = 0 = 8 Dimana: bi: koefisien variabel ke i βi: parameter ke 1 yang dihipotesiskan Sb: kesalahan standar Sb merupakan standar eror dari koefisien regresi dengan rumus matematis sebagai berikut: Se merupakan standar error sampel yang dirumuskan sebagai berikut: = ² 2 Dimana ∑ e 2 dirumuskan sebagai berikut: e 2 = Y 2 - Y - XY Setelah diperoleh T hitung , maka untuk menginterpretasikan hasilnya dapat ditentukan sebagai berikut: a. Jika T hitung T tabel , berarti H ditolak dan H a diterima artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika T hitung T tabel , berarti H diterima dan H a ditolak artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 9 c. Jika nilai probabilitas 5, maka H diterima dan H a ditolak, artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. d. Jika nilai probabilitas 5, maka H ditolak dan H a diterima, artinya variabel indepnden tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: H : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. H a : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Economic Value Added terhadap Return Saham

4 73 101

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Kelompok Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 69 79

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168