Upaya yang Telah Dilakukan Pemerintah dalam Membina IRTP

25 makanan yang diijinkan. Sedangkan menurut SNI 01-3707-1995, definisi abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus, disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres.

D. Upaya yang Telah Dilakukan Pemerintah dalam Membina IRTP

Beberapa masalah keamanan pangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah 1 pangan yang tidak memenuhi standar yang disyaratkan; 2 kasus Kejadian Luar Biasa KLB keracunan pangan yang tidak terlaporkan dan tidak diketahui penyebabnya; 3 terbatasnya pengetahuan, keterampilan, dan tanggung jawab produsen pangan terutama industri kecil terhadap mutu dan keamanan pangan; 4 rendahnya pengetahuan konsumen pangan dan keterbatasan akses untuk mendapatkan pangan yang bermutu tinggi dan aman Rahayu dan Nababan 2011. Keamanan produk IRTP di Indonesia masih menjadi masalah karena sebagian besar IRTP belum mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Ketidakpatuhan ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, kesadaran, motivasi, dan kemampuan finansial IRTP; belum menerapkan sistem manajemen formal; dan belum menerapkan CPPB sebagaimana mestinya. Pemerintah BPOM telah melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran tentang keamanan pangan, seperti surveilan keamanan pangan pada rantai pangan dan surveilan KLB keracunan pangan. Selain itu juga dilakukan pelatihan surveilan keamanan pangan dan pelatihan sampling pangan untuk meningkatkan kompetensi petugas. BPOM juga membangun jejaring intelijen pangan, sistem kewaspadaan dan penanggulangan keamanan pangan, direktori keamanan pangan nasional, dan food watch. BPOM telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka promosi keamanan pangan. Kegiatan- kegiatan tersebut antara lain menerbitkan buletin keamanan pangan; mengadakan talkshow keamanan pangan di radio dan televisi, memutakhirkan data dan materi promosi keamanan pangan; membangun Jejaring Promosi Keamanan Pangan JPKP; meluncurkan maskot keamanan pangan PomPi dan keluarga; mengadakan pelatihan dan praktek kampanye keamanan pangan; mengadakan bimbingan teknis Bimtek promosi keamanan pangan; serta melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi KIE melalui pameran. Upaya KIE terhadap konsumen telah dilakukan dengan pembuatan produk informasi keamanan pangan seperti poster, leaflet, stiker, buku pedoman, komik jajanan anak sekolah, komik keamanan pangan, komik PoMpi, buku pangan segar, buku pangan siap saji, buku surveilan keamanan pangan, dan gimmick wadah telepon genggam, weker, stiker, token, kaos. Pembagian materi edukasi keamanan pangan masih terbatas sehingga pemerintah daerah perlu mengupayakan perbanyakan produksi produk KIE dan penyebaran yang lebih luas. Serangkaian kegiatan yang telah dilakukan BPOM dalam hal penyuluhan keamanan pangan, antara lain: pengembangan SDM, pelatihan, pelaksanaan Bimtek pada IRTP, review dan penyusunan peraturan untuk IRTP, serta penyusunan dan pengembangan pedoman modul untuk IRTP. Upaya aktif lainnya yang sudah dilakukan pemerintah BPOM adalah membina tenaga Penyuluh Keamanan Pangan PKP dan tenaga pengawas pangan KabupatenKota District Food Inspector DFI di Kabupaten Kota. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan penyuluhan keamanan pangan dan menerapkan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga SPP-IRT di Kabupaten Kota serta memberdayakan pengawas pangan Kabupaten Kota untuk melakukan pengawasan dan sampling pangan produksi IRTP dan Industri Pangan Siap Saji IPSS. Jumlah tenaga PKP sampai dengan tahun 2010 adalah 2635 orang dan 1987 orang tenaga DFI. Pemenuhan tenaga PKP baru mencapai 43,92, dan pemenuhan tenaga DFI baru mencapai 33,12 dari total tenaga PKP dan DFI yang dibutuhkan di seluruh Indonesia. Kendala yang ditemukan dalam hal ini yaitu mutasi yang cepat terhadap tenaga terlatih dan belum diberdayakan tenaga PKP dan DFI secara maksimal. Pemerintah daerah perlu terus 26 mengupayakan regenerasi tenaga PKP dan DFI dengan menyelenggarakan pelatihan sesuai dengan persyaratan kompetensi yang ditetapkan. Pemerintah BPOM juga telah menyelenggarakan kegiatan Piagam Bintang Keamanan Pangan PBKP. PBKP adalah program yang bersifat sukarela untuk mendorong industri pangan menerapkan prinsip-prinsip keamanan pangan. Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan PB1KP memberikan pengetahuan tentang keamanan pangan dan higiene sanitasi bagi pelaku usaha, baik karyawan yang mengawasi pangan maupun karyawan yang menangani pangan. Piagam Bintang Dua Keamanan Pangan PB2KP menunjukkan bangunan dan peralatan yang digunakan telah mengikuti prosedur kerja sesuai persyaratan dan lembar kerja diterapkan dengan baik. Piagam Bintang Tiga Keamanan Pangan PB3KP diberikan kepada IRTP yang telah mampu menerapkan manajemen keamanan pangan berdasarkan prinsip Hazard Analysis Critical Control Point HACCP Dari paparan di atas tampak bahwa pemerintah telah melakukan serangkaian upaya untuk membina produsen IRTP, namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan khususnya pada produsen IRTP berbasis tepung.

E. Intervensi Pemerintah dalam Pembinaan IRTP Berbasis Tepung