Perubahan Demografi Persistensi Pengangguran dan

mereka lebih termotivasi dan aktif dalam mencari pekerjaan dan lebih enggan untuk berhenti bekerja. - Pendidikan: Elhorst 2003 menyatakan dalam beberapa studi bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengangguran. Hal ini disebabkan karena berbagai alasan berikut: Pertama, seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung mencari pekerjaan lebih intensif. Kedua, mereka kurang rentan terhadap pemutusan hubungan kerja PHK dan menunjukkan pola yang lebih stabil dibandingkan yang kurang berpendidikan. Ketiga, seseorang yang berpendidikan tinggi biasanya memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perekonomian dengan tingkat teknologi yang terus berkembang. Dengan demikian seharusnya, semakin tinggi pangsa pria terhadap angkatan kerja maka tingkat pengangguran akan semakin rendah. - Beban tanggungan keluarga dependency ratio: Ide dasarnya adalah apabila dalam - Migrasi: Filiztekin 2007 menyatakan bahwa migrasi bisa mempengaruhi sisi supply maupun demand tenaga kerja. Migrasi keluar bisa mengurangi labor supply, sementara migrasi masuk bisa menyebabkan peningkatan baik dalam supply tenaga kerja pengaruh langsung dan demand tenaga kerja tidak langsung. Efek terhadap demand tenaga kerja yaitu jika migrant berketerampilan dan berpendidikan tinggi, migrant memiliki kontribusi human capital dalam bentuk akumulasi keahlian, bakat kewirausahaan keterampilan dan inovasi yang akan berkontribusi terhadap produktivitas lokal sehingga produksi dapat meningkat. Selanjutnya hal ini dapat berimplikasi terhadap demand tenaga kerja. suatu rumah tangga terdapat anggota keluarga non produktif yang menjadi beban bagi individu usia produktif di keluarga, maka individu tersebut akan lebih intensif dalam mencari pekerjaan. Dengan demikian semakin tinggi dependency ratio di suatu wilayah tersebut semakin rendah tingkat pengangguran Chuang dan Lai 2007.

2.3.2. Hambatan Sosial dan Ekonomi

Berbagai pandangan menyatakan bahwa adanya pengangguran di tingkat regional merefleksikan slow operation of equilibrating mechanisms karena adanya hambatan ekonomi dan sosial. Pertama, sebagai catatan bahwa perilaku migrasi tidak dapat sepenuhnya dijelaskan dengan konsep ekonomi. Hambatan sosial dan ekonomi bisa memisahkan pasar tenagakerja regional friction terdiri dari: 1. Hambatan yang ditimbulkan karena adanya tingkat kepemilikan rumah. Chuang dan Lai 2007 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat kepemilikan rumah dengan tingkat pengangguran yaitu “a house ownership variabel to stand for the workers community identity and sosial networks affect the cost of migration and thus workers mobility. Strong community identification and cohesive social networks increase the cost of migration”. 2. Hambatan yang ditimbulkan karena adanya kebijakan ‘social security’. Banyak studi telah mengkaji dampak asuransi pengangguran terhadap pencarian pekerjaan. Keberadaan sistem ‘social security’ atau asuransi pengangguran pada khususnya berhubungan positif dengan tingkat pengangguran regional karena sistem ini mengurangi biaya dari ‘menganggur’ dan meningkatkan upah reservasi tingkat upah terendah agar penganggur mau bekerja. Dengan kata lain, kebijakan tersebut menurunkan tingkat pencarian kerja. Di samping itu Elhorst 2003 menemukan hubungan yang positif bahwa sistem upah minimum meningkatkan pengangguran regional. Upah minimum dianggap sebagai proteksi atau perlindungan untuk kesejahteraan pekerja. Dalam kebijakan ini, perusahaan secara legal tidak boleh melakukan kebijakan pengupahan di bawah floor wage, sehingga upah minimum sering dijadikan alasan oleh serikat buruh untuk mencegah terjadinya penurunan upah di bawah upah minimum. Hal ini akan berimplikasi pada penurunan demand akan tenaga kerja.

2.3.3. Komposisi Industri Argumen yang sering dikemukakan bahwa salah satu penyebab

pengangguran regional adalah struktur perekonomian dalam suatu wilayah tersebut. Chuang dan Lai 2007 menyatakan bahwa pergeseran dalam komposisi industri berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja pada level regional. Dengan demikian komposisi industri mempengaruhi tingkat pengangguran