dalam Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas mengacu pada the labor force concept yang disarankan ILO International Labor Organization. Secara
skematis konsep tersebut digambarkan sebagai berikut:
Sumber: BPS 2008
Gambar 5 Diagram Ketenagakerjaan
2.2. Persistensi Pengangguran dan
Hysteresis
Blanchard dan Summer 1986 menyatakan bahwa the existence of hysteresis should not be confused with persistence. Persistence implies that,
although the speed of adjustment towards the equilibrium level is slow, unemployment shows mean reversion. Thus persistence is a special case of the
natural rate hypothesis in which unemployment is a near-unit root process. Under hysteresis, macroeconomic policy would have permanent effects on
unemployment. If persistence were the prevailing case it would have long lasting but not permanent effects. Persistensi pengangguran terjadi manakala penyesuaian
adjustment terhadap tingkat kesetimbangan berjalan dengan lambat. Pernyataan ini sesuai dengan Elmeskov 1993 yang menyatakan bahwa the adjustment
towards equilibrium takes time and the adjustment process may be complicated. Walaupun dengan adjustment yang lambat, tingkat pengangguran yang berada
Penduduk
Bukan Usia Kerja
Usia Kerja
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
Pengangguran Mengurus RT
Sedang Bekerja
Sementara Tidak Bekerja
Mempersiapkan Usaha
Merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
Sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja
Mencari Pekerjaan
Bekerja Sekolah
Cacat Jasmani
pada kondisi persisten memiliki kecenderungan untuk dapat kembali ke tingkat pengangguran alamiahnya mean reversion. Equilibrium rate menurut Elmeskov
1993 adalah natural rate tingkat pengangguran alamiah. Kondisi ini perlu dibedakan dengan hysteresis yang merupakan kondisi
fluktuasi dalam pasar tenaga kerja yang memiliki dampak yang permanen terhadap tingkat pengangguran. Menurut Mankiw 2003, hysteresis adalah teori
yang menyatakan bahwa resesi dapat mempengaruhi tingkat pengangguran alamiah secara permanen. Hysteresis merupakan suatu proses unit root tidak
stasioner sedangkan persistensi pengangguran disebut sebagai near unit root dan memiliki kecenderungan untuk mean reversion. Mean reversion dalam
ekonometrika adalah suatu series jika fluktuasi cenderung kembali ke nilai rata-rata dan varian cenderung bersifat konstan.
2.3.
Faktor-faktor Penyebab Pengangguran Regional
Sub bab berikut memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab pengangguran regional yang terdiri dari labor supply, labor demand, dan
mekanisme upah sebagai market clearing.
2.3.1. Perubahan Demografi
Berdasarkan berbagai literatur sebelumnya, perubahan demografi dapat dikategorikan berdasarkan: struktur umur, gender, pendidikan, angkatan kerja,
migrasi dan latar belakang keluarga. Tiap-tiap faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Struktur umur: Pengangguran usia muda 15-24 kerap menjadi fokus perhatian para pembuat kebijakan dan peneliti. Pada umumnya yang terjadi
adalah tingkat pengangguran usia muda lebih tinggi dibandingkan pengangguran usia dewasa. Hal ini disebabkan karena tingginya frekuensi
dalam pergantianpencarian kerja pada kelompok umur tersebut dan didukung
dengan kurangnya pengalaman dan keahlian mereka.
- Gender: Berdasarkan jenis kelamin, angkatan kerja terbagi menjadi angkatan kerja pria dan wanita. Pria pada umumnya memikul tanggung jawab utama
untuk menghidupi keluarga. Oleh karena itu menurut Chuang dan Lai 2007