kriteria evaluasi yang dianggap penting oleh konsumen, seperti harga, merek, dan sebagainya.
4. Keputusan pembelian Pada tahap ini konsumen akan memutuskan produk yang akan dibeli atau
dikonsumsi. 5. Evaluasi hasil pembelian
Pada tahap ini, konsumen akan menunjukkan rasa puas atau ketidakpuasan atas produk yang telah dibeli dan dikonsumsinya. Jika
konsumen merasa puas, maka konsumen akan melakukan pembelian ulang bahkan merekomendasikannya kepada orang lain. Sedangkan rasa
tidak puas atas suatu produk, menyebabkan konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang dan tidak akan bercerita kepada orang lain.
Konsumen sering menghadapi situasi pembelian yang beragam. Beragamnya situasi pembelian yang dihadapi konsumen menyebabkan
konsumen tidak melakukan seluruh langkah pengambilan keputusan, sehingga terdapat tiga tipe pengambilan keputusan konsumen. Pertama
adalah pemecahan masalah yang diperluas, di mana konsumen tidak memiliki kriteria dalam mengevaluasi suatu produk atau merek tertentu.
Tipe tersebut biasanya terjadi pada barang-barang mewah, seperti rumah, mobil, peralatan elektronik, dan sebagainya. Kedua adalah pemecahan
masalah yang terbatas, di mana konsumen sudah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi produk dan merek, akan tetapi konsumen belum
memiliki preferensi tentang merek tersebut. Ketiga adalah pemecahan masalah rutin, di mana konsumen telah memiliki pengalaman terhadap
produk yang akan dibelinya. Pada tahap ini, konsumen tidak akan melalui seluruh langkah pengambilan keputusan.
2.5. Persepsi Konsumen
Pengolah informasi pada diri konsumen dapat terjadi akibat adanya stimulus rangsangan. Stimulus merupakan sebuah input yang dapat
merangsang satu atau lebih kelima panca indera manusia. Stimulus dapat berbentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, dan nama produsen
Engel dkk, 2002. Terdapat lima tahap pengolahan informasi, yaitu: pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan, dan perhatian.
1. Tahap pemaparan Tahapan di mana terjadi kegiatan penyampaian stimulus yang dilakukan
oleh para pemasar kepada konsumen. Pada tahap ini, konsumen akan merasakan sensasi yang merupakan respon terhadap stimulus yang
dirasakan konsumen. Sensasi dipengaruhi oleh ambang absolut, yaitu titik di mana konsumen merasakan perbedaan ada atau tidak suatu
stimulus, dan ambang berbeda, yaitu batas perbedaan terkecil yang dapat dirasakan antara dua stimulus yang mirip.
2. Tahap perhatian Pada tahap ini, tidak semua stimulus akan memperoleh perhatian dari
konsumen. Perhatian dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor stimulus, seperti warna, ukuran, intensitas stimulus, dan sebagainya.
3. Tahap pemahaman Pada tahap ini, konsumen akan berusaha untuk mengartikan dan
menginterpretasikan stimulus yang diperhatikannya. 4. Tahap penerimaan
Pada tahap ini, konsumen akan sampai pada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tertentu. Kesimpulan tersebut kemudian disebut
sebagai persepsi konsumen. Pada konteks pemasaran, persepsi konsumen dapat berupa persepsi produk, persepsi merek, persepsi
pelayanan, persepsi harga, persepsi produk, dan sebagainya. 5. Tahap retensi
Retensi merupakan proses memindahkan informasi ke memori jangka panjang. Informasi yang disimpan ini merupakan interpretasi konsumen
terhadap stimulus yang diterimanya. Apabila tahap ini dilakukan, konsumen dapat mengingat kembali informasi untuk digunakan dalam
pertimbangan pengambilan keputusan pembelian selanjutnya.
2.6. Ritel
Bisnis ritel merupakan suatu kegiatan menjual barang atau jasa kepada individu konsumen untuk keperluan pribadi, keluarga, ataupun rumah
tangga. Kegiatan tersebut mencakup penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen yang bervariasi, mulai dari mobil, pakaian,
makanan, hingga tiket bioskop Ma’ruf, 2006. Saluran tradisional pada industri ritel menggambarkan bagaimana
proses distribusi dalam industri ritel berjalan seperti mata rantai, seperti yang terlihat pada Gambar 3. Produsenpabrikan mempunyai tugas untuk
mendesain, membuat, memberi merek, menetapkan harga, mempromosikan, serta menjualnya kepada agendistributor, bukan kepada konsumen.
Agendistributor inilah yang membeli dan membayar produk dari produsen. Agen juga mempunyai tugas untuk melakukan stocking, mempromosikan,
mendisplay, mengirimkan, serta menjualnya kepada ritel. Ritel mempunyai fungsi untuk membeli dan membayar produk dari agen, melakukan stocking,
mempromosikan, mendisplay, menjual dan bila perlu mengirimkannya kepada konsumen. Ritel ini hanya menjual produk kepada konsumen, tidak
ke pengecer lain.
Gambar 3. Saluran tradisional Perkembangan zaman kemudian merubah saluran penjualan
tradisional menjadi saluran vertikal yang disebut sebagai VMS Vertical Marketing System. VMS memiliki fungsi-fungsi seperti mendesain,
menciptakan merek, menetapkan harga, mempromosikan, membeli, ProdusenPabrikan
AgenDistributor Ritel
Pembeli
melakukan stocking, mendisplay, menjual, mengirimkan, serta membayar saling tumpang tindih. Hal tersebut dapat terjadi karena masing-masing
pihak dalam penyaluran produk saling memasuki fungsi wilayah pihak yang lain seiring dengan semakin dinamisnya pasar. Pada saluran VMS ini,
ketiga pihak penyalur dapat melayani para pembeli secara langsung.
2.7. Retailer 2.7.1 Fungsi Retailer