signifikan dari biaya pembeli, produk tidak terdiferensiasi, biaya perpindahan ke pemasokproduk lain rendah, pembeli peka terhadap
harga karena laba yang rendah, atau pembeli dapat melakukan integrasi ke hulu. Salah satu cara perusahaan untuk menghadapi masalah tersebut
adalah dengan memilih pembeli yang memiliki kekuatan posisi tawar yang paling rendah atau yang sulit mengganti pemasok. Cara lain yang
dapat digunakan adalah dengan mengembangkan tawaran unggul yang tidak dapat ditolak oleh para pembeli yang memiliki posisi tawar tinggi.
5. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok Suatu segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok
perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas pasokannya. Para pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka
terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit substitusi, produk yang dipasok merupakan produk input paling penting, biaya berpindah
pemasok tinggi, dan pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir. Cara yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut adalah membangun
hubungan menang-menang dengan para pemasok atau menggunakan berbagai sumber pasokan.
2.10. Penelitian Terdahulu
Penilitian yang dilakukan oleh Apriantoro 2006 mengenai “Analisis Positioning Popeyes Chicken and Seafood dalam Pasar Restoran Fast Food
di Kota Bogor” menggunakan analisis deskriptif, analisis faktor, multidimensional scalling, dan analisis biplot. Kesimpulan yang didapat
dari penelitian tersebut adalah diantara para pesaingnya di bidang restoran fast food yang ada di kota Bogor, Popeyes Chicken and Seafood memiliki
keunggulan pada dua atributnya, yaitu cita rasa khas bumbu dan pelayanan yang ramah.
Penelitian yang dilakukan oleh Ekaputra 2008 mengenai “Analisis Preferensi Pengunjung dan Positioning Pusat Perbelanjaan Modern di Kota
Bogor Studi Kasus: Botani Square, Ekalokasari Plaza, Bogor Trade Mall, san Pangrango Plaza”, didapatkan kesimpulan bahwa rata-rata pengunjung
melakukan dua kali kunjungan dalam satu bulan untuk berbelanja.
Menurut, para responden, bentuk promosi yang paling menarik adalah dengan diadakannya event-event di dalam pusat perbelanjaan. Secara
keseluruhan, responden lebih memilih Botani Square. Melalui penggunaan alat analisis IPA, didapatkan hasil bahwa faktor yang terpenting pada pusat
perbelanjaan adalah ketersediaan sarana ibadah, sedangkan faktor yang paling tidak penting adalah ukuran luas bangunan. Melalui penggunaan
alat analisis multidimensional scalling berbasis atribut dengan pendekatan analisis faktor, didapatkan hasil bahwa terdapat tiga pusat perbelanjaan yang
memiliki lokasi saling berdekatan. Berdasarkan perceptual map, diketahui bahwa Ekalokasari dianggap lebih baik karena adanya variasi tenant dan
fasilitas pendukung. Penelitian yang dilakukan oleh Zamahsyarie 2010 mengenai
“Analisis Positioning Ragusa Es Italia dalam Industri Es Krim di Jakarta”, didapatkan kesimpulan bahwa Ragusa Es Italia memiliki keunggulan pada
harga yang sesuai dibandingkan dengan para pesaingnya. Melalui penggunaan analisis Biplot, diketahui bahwa posisi Ragusa Es Italia sangat
berjauhan dengan para pesaingnya, di mana Ragusa Es Italia diposisikan sebagai toko es krim yang memiliki rasa lezat, tekstur lembut, dan
pelayanan yang cepat. Melalui penggunaan analisis IPA, diketahui bahwa faktor kualitas produk merupakan faktor terpenting dan memiliki kinerja
yang baik, faktor merek terkenal merupakan faktor tidak terpenting, dan faktor bonus yang diberikan merupakan faktor dengan kinerja yang
terburuk. Perbedaan penelitian ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu
terletak pada objek penelitian, di mana objek penelitian ini adalah salah satu bentuk retail consumer goods, yaitu convenience store. Pesaing yang
digunakan sebagai pembanding dari objek penelitian ini tidak hanya berbentuk convenience store, tetapi juga menggunakan bentuk lain dari
retail consumer goods, yaitu minimarket.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Peningkatan daya beli dan perubahan gaya hidup masyarakat saat ini, menyebabkan
kebutuhan pokok sehari-hari FMCG
meningkat. Peningkatan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan industri
ritel modern, terutama retail consumer goods, berkembang dengan pesat akhir-akhir ini. Retail consumer goods terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
hypermarket, supermarket, minimarket, dan convenience store. Minimarket merupakan jenis retail consumer goods yang telah berkembang pesat di
Indonesia, di mana perkembangan tersebut ditandai dengan banyaknya jumlah gerai minimarket yang dapat ditemui di berbagai daerah di
Indonesia. Retail consumer goods dengan bentuk convenience store kemudian muncul dan memenuhi harapan konsumen yang menyediakan
produk-produk FMCG dengan lokasi yang nyaman selama 24 jam setiap harinya. Ketersediaan spot khusus yang dapat digunakan bagi para
konsumen untuk bersantai dan mengkonsumsi produk yang dibelinya, menyebabkan bentuk ritel tersebut berkembang dengan pesat.
Saat ini, industri retail consumer goods dengan konsep convenience store di kota Jakarta didominasi oleh brand internasional, diantaranya
adalah Circle K Amerika Serikat, dan 7-Eleven Jepang. PT Modern PutraIndonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT Modern
Internasional Tbk, membawa 7-Eleven sebagai convenience store yang paling unggul di kota Jakarta saat ini. Convenience store dan minimarket
dipersepsikan oleh konsumen sebagai ritel dalam kategori yang sama, sehingga menarik untuk mengetahui positioning dari 7-Eleven sebagai
convenience store dibandingkan dengan pesaingnya di dalam retail consumer goods di daerah Jakarta Timur berdasarkan persepsi konsumen.
Pada tahap awal, perlu diketahui karakteristik dari responden 7-Eleven dengan menggunakan analisis deskriptif. Selain itu, perlu dilakukan
identifikasi pesaing terdekat 7-Eleven dengan menggunakan analisis multidimensional scalling. Pada tahap selanjutnya, dilakukan analisis