27
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kredit dan Pembiayaan
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem hulu, usahatani, hilir,dan penunjang. Soekartawi 1993 batasan agribisnis adalah sistem
yang utuh dan saling terkait di antara seluruh kegiatan ekonomi subsistem agribisnis hulu, subsistem agribisnis budidaya, subsistem agribisnis hilir, sub-
sistem jasa penunjang agribisnis yang terkait langsung dengan pertanian. Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan :
1 pra-panen, 2 panen, 3 pasca-panen dan 4 pemasaran. Sebagai sebuah sistem, kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling
menyatu dan saling terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut. Sedangkan kegiatan agribisnis melingkupi sektor
pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, serta bagian dari sektor industri. Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah yang akan menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang baik secara nasional Agribisnis didefiniskan sejumlah operasi atau kegiatan yang terdiri dari
manufaktur dan distribusi penawaran produk pertanian; produksi operasi di lahan pertanian dan penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas hasil pertanian
. Sering ditemukan bahwa konsep agribisnis diartikan dengan sempit, yaitu
perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal, pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari konsep yang dimaksud Soekartawi 1993.
Konsep agribisnis sebenarnya adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan
dengan kegiatan pertanian. Menurut Soekartawi 1993, yang dimaksudkan dengan agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah-satu
atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
pertanian.
28 Pada sistem agribisnis perlu ada dukungan pendanaan atau modal, modal
yang ada dapat diperoleh dari dana pribadi maupun dana pinjaman. Pinjaman modal yang lazimnya dinamakan kredit. Dengan cara meminjam, pelaku pertanian
mendapat modal dengan perjanjian bahwa waktu yang akan datang dia harus mengembalikan modal itu berdasarkan syarat-syarat yang telah disetujui kedua
belah pihak, yaitu pelaku pertanian sebagai penerima pinjaman dan pemilik modal sebagai pemberi pinjaman. Modal ini dapat merupakan perseorangan, tetapi dapat
pula merupakan badan-badan perkreditan atau lembaga keuangan mikro. Dalam hal ini, kredit dan pembiayaan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem agribisnis. Secara lebih khusus masuk kedalam sub- sistem penunjang agribisnis. Menurut undang-undang No.10 tahun 1998 tentang
perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sedangkan dengan adanya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah maka kredit pun diatur dengan menggunakan istilah
pembiayaan. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :
1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik; 3
Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam dan istishna; 4
Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5
Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kepakatan antara Bank Syariah danatau UUS
dan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau
bagi hasil.
2.2. Karakeristik Usaha BMT