Sistem Pembiayaan Syariah Manajemen Pembiayaan BMT

32 c. Untuk menciptakan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama keluarga miskin, yang diarahkan pada kegiatan usaha yang produkif menuju terciptanya kemandirian berusaha wirausaha. d. Untuk membantu mengentaskan masalah kemiskinan dengan upaya pembinaan nasabah yang menonjolkan sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha produsen, pedagang perantara, konsumen, pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama. e. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non- islam konvensional yang masih menerapkan sistem riba. BMT yang menjadi lembaga keuangan mikro syariah merupakan salah satu bagian kecil dari sistem agribisnis sebagai sub-sistem penunjang dalam membangun agribisnis. Oleh karena itu, salah satu fungsi BMT yang melakukan penyaluran dana. Penyaluran dana tersebut dilakukan terhadap sektor usaha pertanian dari hulu sampai hillir.

2.3. Sistem Pembiayaan Syariah

Bank syariah menunjukan pertumbuhan yang meningkat. Ini didorong oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang halal. Karena jumlah penduduk muslim di Indonesia yang paling banyak di dunia, merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam pembiayaan ekonomi masyarakat. Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah Bank Indonesia 2007 : 1 Keadilan, pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan dana maupun pihak yang menyediakan dana. 2 Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi hasil yang menyertai pembiayaan tersebut. Untuk mendukung prinsip – prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang memadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk 33 mengambil keputusan yang proporsional. Jenis informasi yang dimaksud antara lain: 1 Informasi dasar nasabah 2 Informasi data penjualanpembelianpenyewaan riil 3 Proyeksi laporan keuangan 4 Akad pembiayaan

2.4. Manajemen Pembiayaan BMT

Menurut Farida 2007, manajemen pembiayaan merupakan suatu proses yang terintegrasi dari sumber-sumber dana pembiayaan, alokasi dana yang dapat dijadikan pembiayaan dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian administrasi dan pengamanan pembiayaan. Bagi suatu lembaga keuangan dalam mengalokasikan dana yang dijadikan pembiayaan perlu suatu sistemmekanisme dan prosedur penyaluran serta analisa pembiayaan Hal umum yang perlu diperhatikan dalam proses pembiayaan pada BMT, antara lain : 1 Pembiayaan diberikan kepada mitra yang dikenal dalam hal karakter usaha. Karakter mencerminkan willingness to pay tanggung jawab akan hutang, sedangkan usaha mencerminkan ability to pay kemampuan membayar. 2 Barang jaminan bukan sebagai pengganti karakter atau pembayaran. BMT mengartikan barang jaminan sebagai keberlangsungan usaha bukan sebagai jaminan harta. 3 Pembiayaan yang diperuntukan untuk usaha, harus memiliki criteria : bukan usaha baru, tingkat keuntungan usaha minimal 3 kali mark-up BMT, pengembalian harus dari usaha utama yang dibiayai, usaha sudah dimengerti oleh BMT. 4 Hal yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan adalah melihat keamanan sumber pengembaliannya. 5 Memprioritaskan kualitas daripada kuantitas pembiayaan. Kualitas pembiayaan yang baik akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh. 6 Komite pembiayaan bersifat independen bebas dari intervensi siapapun karena keputusan pembiayaan bersifat personal. Account officer AO harus yakin 34 dengan rekomendasinya karena ia bertanggung jawab sampai pembiayaan itu selesai. 7 Melakukan pengecekan agar data yang diperoleh akurat. Keakuratan data diperlukan dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil benar.

2.5. Jenis-Jenis Akad Pembiayaan