Perumusan Masalah Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan syariah pada sektor agribisnis

23 bergerak karena tidak terbebani akan adanya bunga yang terus bertambah. BMT dipandang sebagai salah satu alternatif sehubungan dengan usaha memperjuangkan nasib pengusaha kecil dan petani. Baitul Maal Waat Tamwill dapat mengurangi atau meniadakan syarat-syarat dipandang memberatkan para pengusaha kecil dan petani tersebut. Namun, perkembangan BMT yang semakin bertambah jumlahnya harus terkendali. Baitul Maal Waat Tamwill harus mampu berkembang tidak hanya kuantitas lembaganya saja, tapi juga kualitasnya yang pada akhirnya diarahkan pada efesiensi dan efektivitas kerja. Pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis yang terdapat pada KBMT dilihat perkembangannya, sehingga pembiayaan syariah yang ada pada KBMT Tadbiirul Ummah dapat menjadi alternatif pembiayaan untuk sektor agribisnis. Oleh karena itu, perlu dikaji secara lebih mendalam mengenai skim pembiayaan syariah yang ada pada KBMT Tadbiirul Ummah. Selain itu, perlu juga untuk mengetahui efektivitas pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis. Hal tersebut dimanfaatkan pula untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah untuk sektor

1.2. Perumusan Masalah

Lembaga Keuangan Mikro Syariah atau dalam hal ini BMT sebagai lembaga keuangan dengan sistem syariah di tingkat mikro. KBMT Tadbiirul Ummah memiliki akses terhadap usaha menengah kecil dan mikro UMKM salah satunya ialah usaha agribisnis. Berdasarkan hasil kajian Departemen Pertanian tahun 2008 usaha skala mikro mendominasi sebesar 98 persen. Namun, sangat sedikit sekali lembaga keuangan yang mau berkontribusi untuk memajukan sektor pertanian dalam skala mikro. Padahal potensi yang sangat besar tersebut masih belum teroptimalkan dengan baik. Saat ini yang dibutuhkan oleh sektor agribisnis skala mikro salah satunya ialah pembiayaan terhadap petani agar usahanya mampu berjalan secara berkelanjutan sustainability. Pembiayaan syariah yang ada pada saat ini mulai mengarahkan pembiayaanya pada sektor agribisnis. Hal tersebut dapat dilihat padaTabel 1 dan 2, pembiayaan syariah untuk sektor ekonomi pertanian, kehutanan dan sarana pertanian mengalami laju pertumbuhan pertahun yang cukup besar. Berdasarkan data dari Bank Umum Syariah atau BUS pembiayaan untuk sektor tersebut 24 memiliki laju sebesar 84 persen dan data yang diperoleh dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah menunjukan laju pertumbuhan sebesar 66 persen. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis menarik untuk dikaji. Sedangkan, berdasarkan kasus pada penyaluran pembiayaan syariah yang disalurkan oleh KBMT Tadbirul Ummah masih sangat minim dari apa yang diharapkan, pada tahun 2008 alokasi pembiayaan untuk pertanian murni sebesar Rp 22.800.000 dan peternakan sebesar Rp 31.700.000. Walaupun secara laju pertumbuhannya sangat besar khusus untuk pertanian dan peternakan masing- masing memiliki laju pertumbuhan sebesar 146 persen dan 73 persen. Tetapi, perkembangan secara nominal masih jauh dibandingkan dengan sektor perdagangan dan jasa yang mendominasi tiap tahunnya. Minimnya pembiayaan syariah yang dialokasikan menunjukan bahwa pembiayaan syariah apakah dapat menjadi alternatif pembiayaan. Tabel 3 . Pembiayaan Syariah KBMT Tadbiirul Ummah Berdasarkan Sektor Usaha Pada Tahun 2004-2008 Pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha dalam ribu rupiah SEKTOR USAHA 2004 2005 2006 2007 2008 Laju Pertumbuhan 2004-2008 tahun Perdagangan 1.166.400 1.774.527 1.815.821 2.752.270 2.447.160 85 Jasa 702.520 693.585 391.177 354.084 573.650 113 Home Industri 28.000 164.910 102.968 53.970 552.680 94 Pertanian 8.000 64.480 16.050 16.700 22.800 146 Peternakan 10.500 10.000 20.000 31.700 73 Lain - lain 91.206 211.120 55.605 - 19.240 237 Total 2.006.626 2.918.623 2.381.622 3.197.024 3.647.230 88 Oleh karena itu, perlu dilihat seberapa besar efektivitas pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan syariah. Selain itu, mitra yang menjadi objek sasaran pembiayaan BMT Tadbiirul Ummah dalam hal ini perlu dilakukan kajian secara faktual untuk melihat manfaat yang muncul secara langsung dan objektif. Berdasarkan uraian diatas maka dalam ini ada beberapa permasalahan yang harus dijawab dalam penelitian ini. yaitu: 25 1 Apakah skim pembiayaan syariah yang diterapkan oleh KBMT Tadbiirul Ummah dapat menjadi alternatif pembiayaan untuk sektor agribisnis? 2 Apakah tingkat efektivitas penyaluran dari skim pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis KBMT Tadbiirul Ummah dapat berjalan dengan baik? 3 Apa sajakah faktor–faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah? 4 Bagaimanakah pemanfaatan pembiayaan syariah untuk sektor agribisnis pada KBMT Tadbiirul Ummah?

1.3. Tujuan Penelitian