4.2. Kandungan Logam Berat pada Ikan
Data hasil analisis terhadap logam berat disajikan pada Lampiran 2.
4.2.1.Insang a. Timbal
Pb
0.000 0.050
0.100 0.150
0.200 0.250
0.300 0.350
0.400
Hasil dari Patin Cirata Awal
Hasil dari Patin Cirata Akhir
Hasil dari Patin Tanpa Sedimen
Hasil dari Patin Pakai Sedimen
Pb m
g K
g bb
Gambar 3. Logam berat Pb mgKg dalam insang ikan patin Logam berat Pb termasuk dalam logam berat toksik bagi ikan dan banyak
tersedia di perairan Das et al. 2007. Pada awal penelitian organ insang ikan patin telah terkonsentrasi logam berat sebesar 0,0984 mgKg, pada akhir penelitian ada
kenaikan akumulasi logam berat insang sebanyak 0,340 mgKg 73,71. Logam berat Pb pada insang ikan patin yang dipelihara selama 6 bulan ternyata
akumulasinya cukup tinggi. Ikan patin termasuk ikan karnivora dan suka memakan tumbuhan dan kacang-kacangan maka akumulasi logam berat lebih
cepat melalui rantai makanan. Menurut Zyadah 1998 cemaran logam berat terakumulasi pada air, sedimen, dan komponen yang mempengaruhi biologi
perikanan. Konsentrasi Pb pada ikan patin yang dipelihara di akuarium dengan tidak
menggunakan sedimen dari Waduk Cirata konsentrasinya cukup tinggi yaitu sebesar 0,380 mgKg kenaikannya sebesar 74,11 dari konsentrasi awal dan
konsentrasi pada insang ikan patin yang dipelihara di akuarium yang diberi sedimen Waduk Cirata kenaikannya sebesar 0,268 mgKg 73,11. Konsentrasi
logam berat Pb pada insang yang dipelihara secara alami di Waduk Cirata lebih kecil dari pada ikan yang dipelihara di Akuarium. Hal ini diduga karena media
distribusi logam berat Pb bukan saja lewat air tetapi bisa lewat udara. Hasil penelitian emisi logam berat Pb banyak terdapat di udara disampaikan menurut
Darmono 2008; Connell Miller 1995: Widowati et al. 2008; Effendi 2003: Das et al. 2007: Dauvalter Rognerud 2001.
Konsentrasi Pb pada insang ikan yang dipelihara pada akuarium yang menggunakan sedimen jumlahnya lebih sedikit dari yang tidak menggunakan
sedimen. Hal ini karena sifat logam berat yang berbentuk kation sehingga mudah mengendap pada sedimen. Menurut Effendi 2003 penyerapan logam Pb oleh
sedimentanah sangat baik, tetapi bisa dilepaskan pada saat terjadi perubahan kesadahan dan perubahan DO. Salah satu upaya untuk menurunkan konsentrasi Pb
yaitu dengan meningkatkan kesadahan dan oksigen terlarut. Konsentrasi Pb pada insang ikan patin baik yang dipelihara di Waduk
Cirata maupun akuarium akumulasinya telah melebihi standar baku mutu kemanan pangan yang ditetapkan oleh Kepdirjen P2HP-DKP No 010DJ-
P2HP2007 tentang pengendalian dan monitoring hasil perikanan yaitu sebesar 0,2 mgKg. Konsentrasi ini juga sudah tidak layak bagi manusia karena sudah
melebihi standar yang direkomendasikan oleh EPA 1987 dalam Laws 1993 yaitu baku mutu aman untuk manusia sebesar 0,05 mgKg. Sehingga insang ikan
patin sudah tidak bisa dikonsumsi karena konsentrasi logam berat Pb yang ada pada insang sudah melebihi standar baku mutu keamanan pangan.
b. Kadmium Cd