Kadmium Cd Merkuri Hg

Darmono 2008; Connell Miller 1995: Widowati et al. 2008; Effendi 2003: Das et al. 2007: Dauvalter Rognerud 2001. Konsentrasi Pb pada insang ikan yang dipelihara pada akuarium yang menggunakan sedimen jumlahnya lebih sedikit dari yang tidak menggunakan sedimen. Hal ini karena sifat logam berat yang berbentuk kation sehingga mudah mengendap pada sedimen. Menurut Effendi 2003 penyerapan logam Pb oleh sedimentanah sangat baik, tetapi bisa dilepaskan pada saat terjadi perubahan kesadahan dan perubahan DO. Salah satu upaya untuk menurunkan konsentrasi Pb yaitu dengan meningkatkan kesadahan dan oksigen terlarut. Konsentrasi Pb pada insang ikan patin baik yang dipelihara di Waduk Cirata maupun akuarium akumulasinya telah melebihi standar baku mutu kemanan pangan yang ditetapkan oleh Kepdirjen P2HP-DKP No 010DJ- P2HP2007 tentang pengendalian dan monitoring hasil perikanan yaitu sebesar 0,2 mgKg. Konsentrasi ini juga sudah tidak layak bagi manusia karena sudah melebihi standar yang direkomendasikan oleh EPA 1987 dalam Laws 1993 yaitu baku mutu aman untuk manusia sebesar 0,05 mgKg. Sehingga insang ikan patin sudah tidak bisa dikonsumsi karena konsentrasi logam berat Pb yang ada pada insang sudah melebihi standar baku mutu keamanan pangan.

b. Kadmium Cd

0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 Hasil dari Patin Cirata Awal Hasil dari Patin Cirata Akhir Hasil dari Patin Tanpa Sedimen Hasil dari Patin Pakai Sedimen C d m g K g bb Gambar 4. Logam berat Cd mgKg dalam insang ikan patin Logam berat kadmium Cd banyak ditemukan dalam perairan dalam jumlah yang sangat sedikit renik dan bersifat tidak larut dalam air. Akumulasi nilai Cd pada akhir penelitian pada insang ikan patin mencapai 0,04 mgKg atau mengalami kenaikan akumulasi sebesar 0,02 mgKg 50 jika dibandingkan dengan awal penelitian. Konsentrasi Cd pada insang ikan patin yang dipelihara di akuarium yang tidak menggunakan sedimen sebesar 0,053 mgKg 72,60 dan akumulasi pada ikan yang diberi sedimen kenaikannya sebesar 0,011 mgKg 35,48 jika dibandingkan dengan konsentrasi awal penelitian. Dilihat dari sifat logam berat Cd yaitu terikat pada protein dan lemak, sehingga pada tempat yang terbatas logam tersebut bisa iekresikan tetapi masuk lagi ke dalam tubuh ikan. Selain sifat dari logam itu sendiri, juga diduga oleh media penyebaran yaitu salah satunya melalui udara, sehingga diakuarium pun bisa terakumulasi lebih tinggi dari yang dipelihara di alam. Beberapa pernyataan bahwa logam Cd bisa melalui udara disampaikan dari hasil penelitian Darmono 2008; Connell Miller 1995: Widowati et al. 2008; Effendi 2003: Das et al. 2007: Dauvalter Rognerud 2001. Menurut Peters 1999 akumulasi dan kontaminasi logam Cd pada sedimen sangat rendah. Konsentrasi logam Cd pada insang masih dalam ambang yang ditoleransi untuk keamanan pangan dari Kepdirjen P2HP-DKP Nomor. KEP. 010DJ- P2HP2007 tentang pengendalian dan monitoring hasil perikanan yaitu sebesar 0,10 mgKg dan untuk kemanan manusia dari EPA 1987 dalam Laws 1993 yaitu baku mutu aman untuk manusia sebesar 0,10 mgKg. Sehingga bagian insang terbebas dari kontaminasi logam Cd.

c. Merkuri Hg

0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 Hasil dari Patin Cirata Awal Hasil dari Patin Cirata Akhir Hasil dari Patin Tanpa Sedimen Hasil dari Patin Pakai Sedimen H g m g K g b b Gambar 5. Logam berat Hg mgKg dalam insang ikan patin Logam berat Hg adalah satu-satunya logam dalam bentuk cair pada suhu normal Effendi 2003. Pada dasar perairan anaerobik, Hg berikatan dengan sulfur. Pada kadar Hg anorganik yang rendah dapat mengalami transformasi menjadi dimetil merkuri dan pada kadar Hg yang tinggi mengalami transformasi menjadi monometil dengan bantuan mikroba, baik dalam kondisi aerob maupun anaerob. Kedua bentuk metil merkuri tersebut dapat dipecah oleh bakteri yang hidup pada dasar sedimen. Senyawa Hg bersifat toksik bagi ikan dan biota akuatik lainnya karena dapat mengalami biomagnitifikasi pada rantai makanan. Salah satu sumber utama pencemaran logam Hg adalah pembuangan tailing pengolahan emas yang diolah secara amalgasi. Sehingga kandungan Hg pada sedimen Waduk Cirata sekitar 29,83 mgKg, tetapi di air konsentrasinya lebih kecil. Karena dalam air Hg mudah berikatan dengan klor yang ada dalam air dan membentuk ikatan HgCl Widowati 2008. Dalam bentuk tersebut, Hg mudah masuk ke dalam plankton dan bisa masuk kebiota akuatik lainnya. Sehingga konsentrasi Hg pada insang ikan patin yang dipelihara di Waduk Cirata lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang dipelihara di akuarium. Karena salah satu sumber utama Hg pada plankton yang langsung dimakan oleh ikan tidak tersedia pada akuarium. Konsentrasi Hg pada insang ikan patin pada akhir penelitian mengalami akumulasi sebesar 0,0155 mgKg 76,35 dibandingkan dengan awal penelitian. Pada insang ikan patin yang dipelihara di akuarium tanpa di beri sedimen kandungan merkurinya mengalami penurunan sebesar 0,0034 mgKg 70,80 dan pada ikan yang dipelihara di akuarium yang diberi sedimen nilai merkurinya tidak terdeteksi. Penurunan ini karena sifat logam Hg yang mudah terurai oleh bakteri khususnya bakteri anaerob sehingga terjadi depurasi pada konsentrasi logam Hg pada insang ikan patin yang dipelihara di akuarium dengan sumber yang masuk lebih sedikit. Konsentrasi logam Hg pada insang ikan patin yang dipelihara baik yang dipelihara di Waduk Cirata maupun akuarium masih dalam ambang standar baku mutu keamanan pangan Kepdirjen P2HP-DKP Nomor. KEP. 010DJ-P2HP2007 tentang pengendalian dan monitoring hasil perikanan yaitu sebesar 1,00 mgKg. Sehingga insang ikan patin yang dipelihara di Waduk Cirata masih layak untuk dikonsumsi.

d. Besi Fe