didinginkan sekitar 1 jam dalam suhu ruang. Langkah terakhir yaitu larutkan lagi dalam labu yang berukuran 50 ml dengan larutan HNO
3
0,1 M. Selanjutnya larutan tadi siap diukur logam beratnya dengan menggunakan AAS.
3.4.2. Kegiatan laboratorium
Kegiatan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Budidaya Perikanan, Departemen Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, IPB. Kegiatan yang dilakukan adalah pemeliharaan ikan patin dalam akuaruim. Akuarium yang digunakan sebanyak 6 buah, yang terdiri dari 3
buah akuarium menggunakan sedimen dari Cirata masing-masing setinggi 10 cm. Akuarium satu diisi sedimen yang diambil dari Waduk Cirata pada S-1, akuarium
dua diisi sedimen dari Waduk Cirata pada S-2, dan akuarium tiga diisi sedimen dari Waduk Cirata yang diambil dari S-3. Tiga akuarium lainnya digunakan
sebagai pembanding untuk tiap-tiap stasiun tanpa diberi sedimen. Kegiatan pemeliharaan ikan patin dilakukan pada bulan Oktober-Desember
2008 dengan benih ikan patin diambil dari KJA Pusat Riset Perikanan Budidaya di Waduk Cirata yang sudah dipelihara sebelumnya selama 3 bulan dari bulan
juli 2008. Tiap-tiap akuarium dipelihara ikan patin sebanyak 3 ekor dengan berat rata-rata 600 g. Satu akuarium lagi digunakan sebagai ikan stok untuk mengganti
jika terjadi kematiaan pada saat penelitian belangsung. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan secukupnya dan pengukuran pH,
suhu, dan DO hanya upaya untuk menjaga kelangsungan hidup ikan patin yang dipelihara. Pada akhir kegiatan bulan Desember 2008 dilakukan pengambilan
sampel ikan untuk dianalisis kandungan logam beratnya di laboratorium. Metode analisis sama dengan yang dilakukan dengan sampel ikan yang diambil dari
Waduk Cirata.
3.5. Analisis Data
3.5.1. Evaluasi dengan metode STORET
Metode STORET ini dimaksudkan untuk mengetahui baik buruknya kualitas air pada suatu waduk atau badan air lainnya untuk peruntukan air tertentu. Selain
itu pada metode ini juga dapat diketahui parameter-parameter apa saja yang telah
melampaui atau tidak memenuhi syarat baku mutu Canter, 1977. Adapun tahapan analisisnya :
1. Menyajikan tabel analisis kualitas air yang memuat semua nilai hasil pengukuran parameter fisika, kimia, dan biologi perairan. Kemudian
mencantumkan nilai minimum, maksimum dan rata-rata dari hasil pengukuran masing-masing parameter.
2. Pada tabel yang sama, dicantumkan pula nilai baku mutu untuk masing- masing parameter.
3. Membandingkan nilai minimum, maksimum, dan rata-rata hasil pengukuran dari masing-masing parameter terhadap nilai baku mutu yang telah ditetapkan.
4. Memberikan skor terhadap masing-masing parameter di atas dengan ketentuan yang ada.
5. Setelah masing-masing parameter memiliki skor, lalu nilai-nilai skor dari seluruh parameter fisika, kimia dan biologi dijumlahkan dan jumlah tersebut
dibandingkan terhadap Klasifikasi Mutu Air berdasarkan US-EPA sebagai berikut :
a. Kelas A, jumlah total skor = 0 kualitas air tergolong sangat baik b. Kelas B, jumlah total skor –1 sd –10 kualitas air tergolong baik
c. Kelas C, jumlah total skor –11 sd –30 kualitas air tergolong sedang d. Kelas D, jumlah total skor
≤ –30 kualitas air tergolong buruk
3.5.2. Regresi korelasi
Untuk mengetahui keeratan hubungan antar kandungan logam berat Hg, Pb, Cd, dan Fe dalam air, sedimen, dan ikan patin akan dibuat analisis regresi dan
korelasi Manttjik dan Sumertajaya, 2002. Adapun koefisien korelasinya dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
2 2
y x
xy
S S
S r
=
1 −
− −
=
∑
n y
Yi x
xi S
xy
1
2 2
− −
=
∑
n x
Xi S
x
1
2 2
− −
=
∑
n y
Yi S
y
Keterangan: r
= Koefisien korelasi Sxy
= Sebaran nilai pengamatan x dan y Sx
2
= Keragaman nilai x Sy
2
= Keragaman nilai y
3.5.3. Koefisien distribusi
Kd
Untuk melihat perbandingan koefisien distribusi logam berat dalam sedimen, air, dan ikan menggunakan rumus Koefisien Distribusi Kd, yaitu:
[ ]
[ ]
air berat
Logam Lumpur
berat Logam
Kd =
3.5.4. Biokonsentrasi Faktor