Berbeda  denga  konsep  ekonomi  konvensional  yang  menyatakan  bahwa kepuasaan  konsumen  terjadi  bila  kebutuhan  yang  bersifat  fisik  telah  terpenuhi,
dalam  islam,  kepuasaan  terjadi  manakala  telah  terpenuhinya  kebutuhan  fisik maupun  non  fisik  seseorang.  Kebutuhan  fisikpun  bukan  dalam  arti  keinginan
semata, tetapi kebutuhan yang memiliki nilai manfaat tertentu  berdasarkan pada tingkat  kemaslahatan.  Sedangkan  kebutuhan  non  fisik  berupa  nilai  ibadah  yang
didapati dari apa yang telah dilakukan.
13
Untuk  mencapai  tingkat  kepuasaan  dalam  kegiatan  konsumsi,  Islam memberikan panduan. Yaitu :
1.  Barang yang dikonsumsi tidak haram 2.  Cara memperolehnya tidak dengan spekulasi
3.  Tidak menimbun barang dan melakukan kegiatan pasar gelap 4.  Tidak mengandung riba
5.  Memperhitungkan zakat dan infak
B. Pemasaran
Pemasaran  adalah  salah  satu  kegiatan  dalam  perekonomian  yang membantu  dalam  menciptakan  nilai  ekonomi.  Pemasaran  berhubungan  dengan
mengidentifikasi  dan  memenuhi  kebutuhan  manusia  dan  masyarakat.  Pemasaran juga mencakup kepuasaan atas kebutuhan dan keinginan konsumen.
14
Pemasaran secara umum diartikan sebagai kegiatan penjualan dan pembelian antara dua belah
pihak  yaitu  penjual  dan  pembeli.  Pemasaran  di  definisikan  sebagai  sistem keseluruhan  dari  kegiatan  bisnis  yang  dirancang  untuk  merencanakan,
13
Heri Sudarsono. Konsep Ekonomi Islam Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Ekonosia. 2004. H.168-173.
14
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: PT  indeks, 2009 h. 44.
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang – barang serta
jasa  yang dapat memuaskan keinginan konsumen baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
15
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat  penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
16
Suatu  perusahaan  dalam  menjalankan  aktivitasnya  harus  efisien menjalankan  konsep  pemasaran  agar  keuntungan  yang  diharapkan  dapat
terealisasi  dengan  baik.  Ini  menandakan  bahwa  kegiatan  pemasaran  dalam perusaahaan harus di koordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.
Falsafah    konsep  pemasaran  bertujuan  untuk  memberikan  kepuasaan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar
pada  konsep  pemasaran  ini  harus  diarahkan  untuk  memenuhi  tujuan  perusahaan. Secaara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis
yang  menyatakan  bahwa  pemuasan  kebutuhan  konsumen  merupakan  syarat ekonomis dan social bagi kelangsungan hidup perusahaan.
17
C. Kualitas Pelayanan.
Konsumen  bukan  hanya  semata –  mata  membeli  barang  atau  jasa,
namun  mereka  membeli  manfaat  yang  diberikan  oleh  barang  atau  jasa bersangkutan.  Para  konsumen  ketika  bertransaksi  dengan  perusahaan,  mereka
15
William J Stanton. Fundamental of Marketing. Edisi 10. Tokyo: Mc. Graw Hill Kogakusha, 1994 h. 5.
16
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perncanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Prenhallind, 2008 h. 12
17
Swastha Basu, “Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen”, h.156.
membeli  penawaran  yang  terdiri  atas  barang,  jasa,  informasi,  perhatian  personal dan komponen
– komponen lainnya. Penawaran semacam ini mencerminkan jasa atau  layanan  bagi  konsumen  dan  customer
–  preceived  service  tersebut memberikan nilai tambah bagi setiap konsumen.
Pelayanan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasaan pengguna jasa yang  pada  dasarnya  pengguna  jasa  akan  memberikan  apa  yang  menjadi  harapan
pengguna  jasa.  Maka,  secara  otomatis  akan  membuat  nasabah  merasa  loyal  dan mampu menarik nasabah baru sehingga dapat menjadikan suatu keuntungan besar
bagi perusahaan. Kotler  berpendapat,  kualitas  pelayanan  harus  dimulai  dari  kebutuhan
pelanggan  dan  berakhir  pada  persepsi  pelanggan.  Sebagai  pihak  yang  membeli dan  mengkonsumsi,  pelangganlah  yang  menilai  tingkat  kualitas  pelayanan  suatu
perusahaan. Pada  prinsipnya,  kualitas  pelayanan  berfokus  pada  upaya  pemenuhan
kebutuhan  dan  keinginan  pelanggan,  serta  ketepatan  penyampaiannya  untuk mengimbangi harapan pelanggan.
18
Dewasa  ini  konsep  dan  pengukuran  kualitas  pelayanan  telah berkembang  dengan  pesat.  Kualitas  pengukuran  pelayanan  terbagi  menjadi  lima,
seperti apa yang di ungkapkan oleh Kotler diantaranya adalah:
19
1.  Fasilitas fisikyang berwujud tangible
18
Ibid, h. 258
19
Husein Umar, “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h.38-39
Yaitu kondisi fisik yang ada dalam memberikan pelayanan meliputi fasilitas fisik, peralatan yang digunakan perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. Dimensi
ini umumnya digunakan perusahaan untuk menaikkan image dimata konsumen. 2.
Kehandalan reliability Yaitu kemampuan memberikan kinerja pelayanan yang dijanjikan dengan handal
dan  akurat.  Kehandalan  mencakup  dua  hal  pokok,  yaitu  konsistensi  kerja performance  dan  kemampuan  untuk  dipercaya  dependability.  Hal  ini  berarti
perusahaan  memberikan  jasanya  secara  tepat  sejak  awal  right  the  first  time. Selain  itu  juga  berarti  perusahaan  yang  bersangkutan  memenuhi  janji,  misalnya
menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. 3.
Daya tanggap responsiveness Yaitu  kemauan  atau  kesiapan  para  karyawan  untuk  membantu  pelanggan  dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. 4.
Kepastian Assurance Yaitu  berupa  kemampuan  dari  karyawan  untuk  menimbulkan  keyakinan  dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen. 5.  Empati empathy
Yaitu  kesediaan  karyawan  dan  pengusaha  untuk  lebih  peduli  memberikan perhatian secara pribadi kepada konsumen.
Dalam  usaha  menawarkan  suatu  produk  jasa,  kualitas  pelayanan memainkan  peranan  penting  terhadap  kepuasaan  pelanggan.  Dapat  dikatakan
dalam  merumuskan  strategi  dan  program  pelayan,  setiap  pelaku  usaha  harus
berorientasi  pada  kepentingan  pelanggan  dan  sangat  memperhatikan  dimensi kualitasnya.
Agar  pelayanan  menjadi  berkualitas  dan  memiliki  keseragaman,  setiap karyawan  perlu  dibekali  dengan  pengetahuan  yang  mendalam  tentang  dasar
– dasar  pelayanan.  Berikut  ini  dasar
–  dasar  pelayanan  yang  harus  dipahami  dan dimengerti  seorang  customer  service,  pramuniaga,  public  relations,  satpam  atau
kasir.
20
a  Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih Artinya karyawan harus mengenakan baju dan celana yang sepadan dengan yang
menarik.  Karyawan    juga  harus  berpakaian  rapi,  bersih  dan  tidak  kumal.  Dalam sebuah hadist pun disebutkan ayatnya yaitu:
b  Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum Dalam  melayani  pelanggan,  karyawan  tidak  boleh  ragu
– ragu akan tetapi harus memiliki  kepercayaan  diri,  bersikap  akrab  dan  harus  murah  senyum  dengan  raut
muka yang menarik hati serta tidak dibuat – buat.
c  Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah kenal. Pada saat pelanggan datang, karyawawan harus segera menyapa lebih dahulu dan
kalau  sudah  penah  bertemu  sebelumnya,  usahakan  menyapa  dengan  sebutan BapakIbu, dan menanyakan apa yang dapat kami bantu.
d  Tenang, sopan, hormat serta tekun mendengarkan setiap pembicaraan. Usahakan  pada  saat  melayani  pelanggan,  karyawan  dalam  keadaan  tenang,  tidak
terburu –  buru,  sopan  santun  dalam  bersikap.  Kemudian  tunjukkan  sikap
20
Kasmir, “Manajemen Perbankan”, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003, h.210.
menghormati  tamu,  tekun  mendengarkan  sekaligus  berusaha  memahami keinginan  pelanggannya.  Usahakan  jangan  menyuruh  pelanggan  mengulang
kembali  pertanyaan  atau  keinginannya,  karena  terkesan  kita  tidak  serius mendengarkan pembicaraannya.
e  Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar Dalam  berkomunikasi  gunakana  bahasa  Indonesia  yang  baik  dan  benar  atau  jika
menggunakan bahasa lain seperti bahasa daerah atau bahasa asing gunakan secara benar  pula.  Suara  yang  digunakan  harus  jelas  dan  mudah  dalam  arti  mudah
dipahami  dan  jangan  menggunakan  istilah –  istilah  yang  sulit  dipahami  oleh
pelanggannasabah. Dalam  Islam,  salah  satu  prinsip  muamalah  aadalah  pelayanan.  Muamalah  islami
sangat memperhatikan pelayanan yang baik kepada nasabah. di dalam bisnis, para pengusaha  harus  dapat  dan  mampu  memberikan  pelayanan  yang  baik  jika  tidak
ingin  kehilangan  nasabahnya.  Al – qur’an telah memerintahkan dengan perintah
yang  sangat  ekspresif  agar  kaum  muslimin  bersifat  simpatik,  lembut  dan  sapaan yang baik dan sopan manakala berbicara dengan orang lain.
21
Firman Allah :
Artinya : “Dan katakanlah kepada hamba – hamba Ku, hendaklah mereka mengucapkan  perkataan  yang  lebih  baik  benar.  Sesungguhnya  setan  itu
21
Richar F. Gerson, “Mengukur Kepuasaan Pelanggan”, Jakarta: PPM, 2004, h.86.
menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. QS. Al- Isra: 53
Di  dalam  ayat –  ayat  diatas  betapa  Allah  sangat  menganjurkan  kepada
umat-Nya  untuk  memberikan  pelayanan  yang  baik  dalam  makna  ucpan  maupun cara  dalam  melayani  komplai  dari  nasabah.  juga  cara
–  cara  setan  yang mengandung perselisihan.
22
D. Kualitas Produk