Kelas Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kelas Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

Perubahan kelas tutupan lahan yang akan digunakan pada tahap analisis perubahan lahan adalah hasil klasifikasi citra ALOS PALSAR dan data pengamatan di lapangan. Data lapangan yang diambil yaitu berupa titik koordinat dan gambar tutupan lahan. Titik pengamatan diambil secara purposive dengan titik awal secara random atau acak. Pengambilan titik pengamatan difokuskan pada areal yang terdeteksi perubahan tutupan lahan yaitu lahan terbuka, perkebunan karet, kebun tebu dan kebun nanas. Selain itu untuk memastikan pengamat juga mengambil titik pengamatan untuk kelas tutupan lahan lainnya. Titik pengamatan yang diambil yaitu 91 titik dari 100 titik pengamatan yang direncanakan sebelumnya. Titik pengamatan tersebut terdiri dari 40 titik pengamatan untuk areal yang mengalami perubahan dan 51 titik untuk memastikan tutupan lahan yang telah diklasifikasikan pada citra ALOS PALSAR. Kendala yang terjadi di lapangan yaitu aksebilitas atau sulitnya menuju titik pengamatan sehingga pada saat di lapangan ada beberapa titik pengamatan yang diubah yaitu titik pengamatan yang digunakan untuk memastikan tutupan lahan, sedangkan titik pengamatan di areal yang mengalami perubahan tetap diamati. Pengamatan dilakukan di sekitar Lampung Selatan, Lampung Timur, Pringsewu, Metro, Way Jepara dan Bandar Lampung. Berdasarkan data tersebut ditentukan tipe-tipe kelas tutupan lahan untuk citra ALOS PALSAR dengan tiga tahun yang berbeda yaitu tahun 2007, tahun 2008 dan tahun 2009. Interpretasi objek ini dilakukan melalui penampakan secara visual. Elemen intrepetasi secara visual terdiri dari tujuh unsur antara lain yaitu ronawarna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, site dan asosiasi. Kegiatan interpretasi visual citra ini menghasilkan 17 kelas tutupan lahan. Kelas tutupan lahan tersebut terdiri dari badan air, bandara, hutan lahan kering, hutan rawa, hutan tanaman, kebun campuran, kebun nanas, kebun tebu, lahan terbuka, padang rumput, perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, semakbelukar rawa, dan tambak. Lahan terbuka pada klasifikasi tersebut merupakan areal perkebunan yaitu perkebunan tebu dan nanas yang telah dipanen serta perkebunan karet yang telah ditebang. Wilayah Lampung Timur tepatnya di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai dan sekitar Lampung Selatan terdapat vegetasi mangrove dengan luasan yang relatif kecil, sehingga pada citra penampakan visualnya tidak teridentifikasi. Vegetasi mangrove tersebut sebagian telah dikonversi menjadi tambak oleh masyarakat sekitar. Jenis vegetasi mangrove yang terdapat di desa Margasari yaitu Sonneratia sp, Avicenia marina dan Rhizopora apiculata. Tabel 3 Deskripsi masing-masing kelas tutupan lahan Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Hutan lahan kering Seluruh kenampakan hutan yang berada pada ketinggian tertentu, perbukitan dan pegunungan baik hutan primer ataupun sekunder Tonewarna: Bentuk : poligon tidak teratur merbau panjang Ukuran : sedang-besar Tekstur : warna halus ; topografi kasar Pola : tidak teratur dan mengelompok Merbau Panjang Site : datar dan bergelombang Asosiasi : aksesnya sulit, banyak vegetasi dan ekosistemnya alami Hutan tanaman Seluruh kawasan hutan tanaman baik baik di dataran rendah ataupun tinggi. Tonewarna: Bentuk : persegi panjang Ukuran : sedang-besar Tekstur : warna halus Pola : teratur dan mengelompok Site : datar dan bergelombang Akasia mangium Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Asosiasi : ada jaringan jalan dan aksesnya mudah Hutan rawa Merupakan tipe ekosistem hutan yang dipengaruhi faktor edafik berupa genangan air. Biasanya dibedakan menjadi hutan rawa dan hutan rawa gambut Tonewarna: Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : sedang-besar Tekstur : warna kasar; terrain halus Pola : tidak teratur dan mengelompok Site : datar Way Kambas Asosiasi : dekat dengan badan airdipengaruhi oleh keberadaan air Kebun campuran Seluruh kawasan yang ditanami tanaman tahunan dan dengan tanaman beranekaragam jenis. Tonewarna: Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : sedang Tekstur : warna kasar; terrain halus Pola : tidak teratur dan mengelompok Site : datar bisa di daerah miring Asosiasi : dekat dengan permukiman, ada akses jalan, beraneka ragam jenis tanaman Natar Lampung Selatan Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Kebun nanas Suatu lahan usaha pertanian yang luas berupa tanaman nanas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan pertanian dalam skala besar. Tonewarna: Bentuk : kotak persegi Ukuran : sedang-besar Tekstur : warna kasar; terrain halus-sedang-besar PT. Great Giant Pineapple Pola : agak teratur dan mengelompok Site : datar Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya Kebun tebu Suatu lahan usaha pertanian yang luas berupa tanaman tebu, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan pertanian dalam skala besar. Tonewarna: Bentuk : kotak persegi Ukuran : sedang-besar Tekstur : warna kasar; terrain halus-sedang-besar PT. Gunung Madu Plantation Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Pola : teratur dan mengelompok Site : datar Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya Kebun karet Seluruh area yang ditanami tanaman karet yang dikelola dengan pola tanaman tertentu Tonewarna: Bentuk : kotak persegi Ukuran : sedang-besar Tekstur : warna kasar, terrain halus- sedang-kasar Pola : teratur dan mengelompok Gedung Tataan Site : datar elevasi 500 mdpl Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya Kebun sawit Seluruh area yang ditanami tanaman sawit yang dikelola dengan pola tanaman tertentu Tonewarna: Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil-besar Tekstur : warna kadang halus dan kasar Natar Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan terrain halus-sedang-kasar Pola : teratur dan mengelompok Site : datar elevasi 500 mdpl dan curah hujan cukup Asosiasi : terdapat akses jalan perkebunan, skala besar, ada industrinya Semakbelukar rawa Merupakan tumbuhan alami berupa rumput, perdu dan pohon kecil untuk belukar rawa ada unsur airnya Tonewarna: Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : kecil Tekstur : warna halus Pola : tidak teratur Site : datar Asosiasi : akses jalan susah, jauh dari permukiman Tanjung bintang Padang rumput Kenampakan non hutan berupa padang alang ‐ alang dan terkadang sedikit semak atau pohon dengan luasan tertentu Tonewarna: Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : kecil-sedang Tekstur : warna halus , terrain halus Pola : tidak teratur Jati Agung Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Site : datar Asosiasi : masuk wilayah way kambas dan akses gajah Pertanian lahan kering Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan dan lading Tonewarna: Bentuk : poligon tidak teratur Ukuran : kecil-sedang Tekstur : warna kasar, terrain halus-sedang- kasar Pola : tidak teratur dan mengelompok Site : datar lokasinya sulit menyalurkan air Singkong Asosiasi : dekat dengan akses jalan dan permukiman Sawah Semua aktivitas pertanian lahan basah yang dicirikan oleh pola pematang Tonewarna: Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil-sedang Tekstur : terrain halus , warna halus-sedang-kasar Pasir Sakti Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Pola : teratur dan mengelompok Site : datar Asosiasi : dekat dengan akses jalan dan permukiman serta air Permukiman Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan bekerja Tonewarna: Bentuk : poligon tidak teratur dan kadang kotak persegi Ukuran : kecil-sedang Tekstur : terrain halus, warna halus-sedang- kasar Pasir Sakti Pola : tidak teratur dan mengelompok Site : datar Asosiasi : dekat dengan jaringan jalan dan aksebilitas mudah Badan air Semua kenampakan perairan, termasuk laut, sungai, danau, waduk, terumbu karang, padang lamun, dll. Kenampakan tambak, sawah dan rawa digolongkan tersendiri Tonewarna: Bentuk : deliniasi bisa garis, bulat dan poligon tidak teratur Sragi Lampung Timur Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Ukuran : kecil-besar Tekstur : warna halus , topografi halus Pola : tidak teratur Site : datar Asosiasi : danau, sumber mata air, sungai Lahan terbuka Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi singkatan batuan puncak gunung, kawah vulkan, gosong pasir, pasir pantai, lahan terbuka bekas kebakaran dan lahan terbuka yang ditumbuhi alang-alangrumput Tonewarna: Bentuk : deliniasi poligon tidak teratur Ukuran : kecil Tekstur : warna halus-kasar , topografi halus-kasar Tanjung Bintang Pola : tidak teratur Site : datar, pada perkebunan lahan tampak warna biru Asosiasi : perkebunan karet Objek Definisi Elemen Interpretasi Foto Lapangan Segala kenampakan badan air dengan pola budidaya perikanan Tonewarna: Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil Tekstur : warna kasar , topografi halus Pola : teratur dan tidak teratur Pasir Sakti Site : datar Asosiasi : dekat dengan pantai Bandar udara Kenampakan bandara yang berukuran besar dan memungkinkan untuk didelineasi tersendiri Tonewarna: Bentuk : kotak persegi Ukuran : kecil Tekstur : warna halus , topografi halus Pola : teratur Sumber: Anastasia Gustriani Site : datar , lapangan luas Asosiasi : dekat dengan permukiman, jaringan jalan, aksebilitas mudah dan letaknya strategis

5.2 Analisis Perubahan Tutupan Lahan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Evaluasi penafsiran citra alos palsar resolusi 12,5 m slope corrected dan 50 meter dengan menggunakan metode manual dan digital dalam identifikasi penutupan lahan (studi kasus di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi)

3 16 93

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Pendugaan Distribusi Spasial Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi 50 M di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Studi Kasus Areal Reklamasi Bekas Tambang)

0 7 115

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165