Latar Belakang Tujuan Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penginderaan jauh merupakan teknik dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, wilayah atau fenomena dengan menganalisa data yang diperoleh dari alat, tanpa menyentuhkontak langsung dengan objek, wilayah atau fenomena yang dikaji. Objek yang diambil berupa gejala di permukaan bumi atau ruang angkasa terbatas pada objek yang tampak, yaitu objek permukaan bumi atmosfer, biosfer, hidrosfer dan litosfer yang tidak terlindungi oleh objek lain. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh menjadi bagian yang sangat penting dalam pemetaan penutupan dan pengunaan lahan yang berhubungan dengan studi vegetasi, tanaman pertanian dan tanah dari biosfer. Teknologi penginderaan jauh semakin berkembang melalui kehadiran berbagai sistem satelit dengan berbagai misi dan teknologi sensor. Penggunaan citra optik LANDSAT dan SPOT di Indonesia telah lama dilakukan dalam berbagai kegiatan pengelolaan bentang alam dan pemantauan penutupan lahan. Namun sebagai negara tropis, liputan awan dan asap merupakan kendala besar dalam menggunakan penginderaan jauh sistem optik. Faktor liputan awan akan sangat mengganggu dalam proses identifikasi dan pemantauan penutupan lahan dipermukaan bumi, sehingga seringkali terjadi kesalahan interpretasi dan dapat mengakibatkan tingkat ketelitian yang rendah. Kendala tersebut dapat direduksi dengan menggunakan sistem penginderaan jauh aktif radar yang memiliki kemampuan beroperasi pada siang dan malam hari tanpa terpengaruh cuaca. Pada tahun 2006, pemerintah Jepang meluncurkan satelit ALOS Advanced Land Observing Sattelite yang membawa sensor radar. Salah satu jenis sensornya yaitu PALSAR Phased Array Type L-band Shynthetic Aperture Radar dapat digunakan untuk pemantauan perubahan tutupan lahan.

1.2 Tujuan

Menganalisis perubahan tutupan lahan dan mengidentifikasi dinamika perubahan dalam kurun waktu satu tahun dan dua tahun menggunakan citra ALOS PALSAR multiwaktu tahun 2007, 2008 dan tahun 2009 dengan resolusi spasial 50 m di Provinsi Lampung.

1.3 Manfaat

Dokumen yang terkait

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Evaluasi penafsiran citra alos palsar resolusi 12,5 m slope corrected dan 50 meter dengan menggunakan metode manual dan digital dalam identifikasi penutupan lahan (studi kasus di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi)

3 16 93

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Pendugaan Distribusi Spasial Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi 50 M di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Studi Kasus Areal Reklamasi Bekas Tambang)

0 7 115

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165