4.4 Tanah
Jenis tanah di provinsi Lampung terdiri dari 11 jenis dan podsolik merah kuning PMK merupakan jenis dominan sekitar 1522.336 ha kemudian latosol
dan andosol. Jenis tanah tersebut antara lain adalah aluvial hidromorf, aluvial, assosiasi alluvial dan glei humus, hidromorf kelabu, regosol, andosol, renzina,
podsolik coklat, latesit air tanah, latosol, assosiasi latosol dan podsolik merah
kuning Jhon 2011.
Sedimen –sedimen vulkanis menutupi lembah–lembah Suah, Gedong Surian
dan Way Lima. Pada bagian utara lapisan sedimen ini mengalami pelipatan yang menghasilkan lapisan minyak bumi didalam 4 seri lapisan Palembang. Lapisan
sedimen sebelah timur tertutup endapan tuffa masam dari debu gunung api di Bukit Barisan yang membentuk dataran peneplain di bagian timur Lampung.
Terdapat Sukadana bosalt yang merupakan ”Plateau” dan singkapannya tidak merata.
4.5 Tutupan Lahan
Keadaan penutupan lahan Provinsi Lampung pada tahun 2008 berdasarkan hasil penafsiran citra yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan diketahui
bahwa luas daratan yang masih berupa hutan berhutan adalah sebesar 7,1 atau seluas 236,4 ribu ha dan daratan yang bukan berupa hutan nonhutan sebesar
91,4 atau seluas 3.058,8 ribu ha. Penutupan lahan yang berupa hutan didominasi oleh hutan lahan kering, sedangkan hutan rawa-rawa dan hutan
mangrove luasnya relatif lebih kecil. Penutupan lahan nonhutan adalah penutupan lahan selain vegetasi hutan, yaitu berupa semakbelukar, belukar rawa, savana,
perkebunan, sawah, lahan pertanian, pemukiman, pemukiman, tambak, tanah terbuka, dan lain-lain.
Penutupan lahan di Provinsi Lampung yang termasuk hutan primer hanya 2,5 ribu ha 0,1, hutan sekunder seluas 223,6 ribu ha 6,7 yang terdiri dari
hutan lahan kering dan hutan rawa, serta hutan tanaman seluas 10,3 ribu ha 0,3. Hutan mangrove diprediksi hanya seluas 5,1 ribu ha dan itupun
merupakan hutan mangrove sekunder. Penutupan lahan nonhutan lebih didominasi oleh pertanian lahan kering dan semak belukar yang luas
keseluruhannya mencapai 2.246,5 ribu ha atau sekitar 73,5, sedangkan penutupan lahan yang berupa perkebunan diprediksi seluas 132,9 ribu ha. Luas
areal yang digunakan untuk pemukiman di Provinsi Lampung diprediksi
mencapai 232,8 ribu ha. 4.6
Sosial Ekonomi Masyarakat
Pada tahun 2007, jumlah penduduk Provinsi Lampung tercatat sebesar 7.289.767 jiwa. Selama tahun 1990-2000 laju pertumbuhan penduduk mencapai
0,98; dan pada tahun 2000-2006 mengalami penurunan dari menjadi 0,84 . Secara administratif Provinsi Lampung di bagi menjadi 11 KabupatenKota. Pada
tahun 2005 terdapat 86 Desa, 174 Kelurahan, dan 180 Kecamatan, sedangkan tahun 2008 terdapat 2.153 Desa, 174 Kelurahan, dan 204 Kecamatan Agung
2011. Masyarakat pesisir lampung kebanyakan nelayan, dan bercocok tanam,
sedangkan masyarakat tengah kebanyakan berkebun lada, kopi, cengkeh, kayu manis. Provinsi Lampung lebih fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan
besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, tebu. Komoditas perikanan di beberapa wilayah pesisir seperti tambak udang lebih
menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Selain hasil bumi Lampung juga merupakan kota pelabuhan liverpoolnya Sumatra yang berfungsi
sebagai pintu gerbang untuk masuk ke Pulau Sumatra.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kelas Tutupan Lahan di Provinsi Lampung