Hipotesis Ketiga Pembahasan Hasil Analisis Data Kuantitatif 1. Hipotesis Pertama

cxxix kedalaman h dari permukaan bumi. Penerapan kekekalan energi mekanik dalam menentukan kecepatan lepas dan kecepatan sirkular sebuah benda yang dilempar dari permukaan bumi.

3. Hipotesis Ketiga

H : Tidak ada interaksi pengaruh antara metode problem solving dan metode pemberian tugas ditinjau dari kreativitas siswa terhadap prestasi belajar fisika pada pokok kompetensi dasar gravitasi bumi. H 1 : Ada interaksi pengaruh antara metode problem solving dan metode pemberian tugas ditinjau dari kreativitas siswa terhadap prestasi belajar fisika pada pokok kompetensi dasar gravitasi bumi. Dari uji analisa variansi diperoleh F-test test statistic = 0,99; p-value = 0,981 dan Lavene’s test test statistic = 0,14; p-value = 0,708. Untuk uji tersebut nilai p lebih besar dari pada taraf signifikansi α = 0,05 . Berdasarkan hasil uji variansi ini secara umum dapat dikatakan bahwa metode problem solving dengan metode pemberian tugas tidak ada hubungan yang ditinjau dari kreativitas tinggi, sedang maupun kreativitas rendah. Rata-rata prestasi belajar pada ranah kognitif melalui metode problem solving yang dikategorikan dalam kreativitas tinggi adalah 72,00, kreativitas sedang adalah 71,82 dan kreativitas rendah 70,43. Sedangkan rata-rata prestasi yang dicapai melalui metode pemberian tugas dalam kreativitas tinggi adalah 83,69, kategori kreativitas sedang adalah 74,26 dan kategori kreativitas rendah 74,70. Berdasarkan hasil uji tersebut rata-rata prestasi siswa yang memiliki kreativitas tinggi memberikan rata- rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata yang didapat pada kreativitas sedang maupun kreativitas rendah di dalam metode problem solving. Namun cxxx pembelajaran melalui metode pemberian tugas, rata-rata kreativitas tinggi memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pada kreativitas sedang maupun kreativitas rendah. Bahkan prestasi kognitif rata-rata kreativitas rendah lebih baik daripada rata-rata kreativitas sedang. Hasil karya merupakan kebanggan siswa. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan senang melihat hasil karyanya yang berbeda. Perbedaan ini akan menambah kreativitas siswa. Sebaliknya siswa yang memiliki kreativitas rendah kurang dapat memahami perbedaan karya siswa satu dengan linnya. Perbedaan hasil karya tersebut memiliki kecenderungan timbulnya dikotomi benar dan salah. Hal ini akan menimbulkan rasa penghargaan terhadap karya yang berbeda juga rendah. Sehingga siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memiliki penghargaan yang tinggi pula terhadap karya yang berbeda-beda. Kreativitas dapat dimunculkan dalam bentuk pengembanganelaborasi. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan lebih mudah melakukan elaborasi terhadap sebuah konsep dibanding siswa yang memiliki kreativitas rendah. Keterampilan mengelaborasi mencakup kemampuan memperkaya dan mengambangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau merinci dengan detail dari suatu objek sehingga lebih menarik Utami Munandar, 1999 : 90. Demikian juga halnya dengan kemampuan memberikan penilaian terhadap hasil karya orang lain. Kreativitas siswa yang tinggi akan memiliki kemampuan menilai yang lebih mendalam dan lebih luas. Adanya kekurangan dan kesalahan akan dengan cepat diperbaiki dan diluruskan. Sebaliknya siswa yang memiliki kreativitas rendah memiliki kesulitan untuk mengembangkan dan memperbaiki kekurangan yang ada. Keterampilan menilai cxxxi mencakup kemampuan menentukan standar penilaian sendiri, mampu mengambil keputusan, mencetuskan dan melaksanakan gagasan Utami Munandar, 1999 : 90. Belajar merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan agar memperoleh kualitas kehidupan yang lebih baik. Sejalan dengan landasan pokok Sistem Pendidikan Nasional yang termaktub dalam Undang-Undang UU Republik Indonesia RI nomor 20 tahun 2003 pada bab II pasal 3 menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam lima pilar, yaitu : a belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b belajar untuk memahami dan menghayati; c belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; d belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan e belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan Masnur Muslich, 2008 : 1 – 14.

F. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MELALUI PENDEKATAN QUANTUM DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI PEMBERIAN TUGAS DI SMP

0 3 113

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH MELALUI METODE PROYEK DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR DAN KREATIVITAS SISWA

2 10 176

PEMBELAJARAN IPA TERSTRUKTUR MELALUI METODE DISKUSI DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MENALAR SISWA

2 16 164

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS SISWA

0 5 130

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING BERBANTUAN ALAT PERAGA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 10

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA.

1 4 8

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA | Harsono | PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika 3771 8341 1 SM

0 1 17

Eksperimentasi Pembelajaran RME dengan Problem Solving dan RME dengan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas Siswa

0 0 12

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN SNOWBALL THROWING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 0 12