cxxxi mencakup kemampuan menentukan standar penilaian sendiri, mampu mengambil
keputusan, mencetuskan dan melaksanakan gagasan Utami Munandar, 1999 : 90. Belajar merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan agar
memperoleh kualitas kehidupan yang lebih baik. Sejalan dengan landasan pokok Sistem Pendidikan Nasional yang termaktub dalam Undang-Undang UU Republik
Indonesia RI nomor 20 tahun 2003 pada bab II pasal 3 menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dalam
panduan Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP
mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam lima pilar, yaitu : a belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b belajar untuk memahami
dan menghayati; c belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; d belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan e belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui proses yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan Masnur Muslich, 2008 : 1 – 14.
F. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh
cxxxii mungkin tidak sesuai dengan harapan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang
mempengaruhi atau membatasi hasil penelitian ini. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Pelaksanan penelitian yang dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan sebenarnya
dirasa kurang, sehingga ada kemungkinan pengaruh perlakuan belum jelas. Keinginan peneliti untuk menambah jumlah jam pertemuan akan tetapi terkait
dengan pembagian alokasi tiap kompetensi dan acara secara insidental berada ditengah-tengah kegiatan KBM.
2. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak dilacak penyebabnya. 3. Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu cukup lama untuk mendesain sesuai
dengan pemerataan kemampuan kognitif, kemampuan penalaran, jenis kelamin, agar terjalin komunikasi antar kelompok secara hidup.
4. Konsentrasi siswa saat melakukan diskusi harus terus dipantau agar tujuan pembahasan kompetensi dasar tetap terfokus sesuai dengan skenario tujuan
kompetensi dasar tersebut. 5. Efektivitas kerja kelompok masih rendah, sehingga saat melakukan diskusi
kelompok beberapa siswa yang tergolong dalam kreativitas sedang dan rendah tidak dapat secara cepat mengambil keputusan terhadap pemecahan masalah yang lebih
terarah dan relevan dengan kompetensi dasar yang sedang dibahas.
cxxxiii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan dalam bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan metode problem solving
dan metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Taruna Nusantara Magelang pada mata pelajaran Fisika pokok bahasan Gravitasi Bumi. Dari
kedua metode pembelajaran tersebut, model pemberian tugas pengaruhnya lebih bagus dan lebih signifikan. Terlihat juga bahwa siswa yang memiliki kreativitas
tinggi pada metode pemberian tugas menghasilkan prestasi lebih tinggi daripada prestasi problem solving pada kreativitas tinggi, dan sebaliknya prestasi yang
diperoleh tingkat kreativitas rendah pada pemberian tugas nilainya lebih tinggi dari pada prestasi yang diperoleh dalam metode problem solving dalam kreativitas
rendah. Untuk tingkat kreativitas sedang, siswa yang diberi pembelajaran kooperatif
dengan metode problem solving memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dari pada siswa yang diberi pembelajaran kooperatif menggunakan metode pemberian tugas. Tidak
terjadi, mialnya pembelajaran kooperatif dengan metode problem solving bagus untuk kelompok kreativitas tinggi, tetapi tidak bagus untuk kelompok kreativitas
sedang atau rendah. Ini berarti tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan analisis terhadap pengambilan keputusan dalam hipotesis, maka dapat memberikan implikasi sebagai berikut :