l siswa dengan kemampuan tinggi, rata-rata dan berkemampuan rendah.
Pengelompokan yang heterogen akan mendorong adanya keanekaragaman pemikiran yang lebih besar. Jika mungkin gunakanlah pengelompokan homogen ketika akan
melihat adanya ketrampilan spesifik menjadi tujuan pembelajaran dalam Mantek Pembelajaran IPA Fisika
Supriyadi, 2007 : 52. Berdasarkan sumber cooperative Learning, Robert E. Slavin, 2008, 9 – 16,
metode-metode pembelajaran kooperatif dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Pembelajaran Tim Siswa PTS.
Metode Student Team Learning Pembelajaran Tim Siswa adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dan diteliti oleh John Hopkins
University. Metode ini menekankan penggunaan tujuan-tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan dapat dicapai apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai
pokok bahasan yang telah diajarkan pada siswa bukan melakukan sesuatu sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim. Tiga konsep penting bagi
semua metode Pembelajaran Tim Siswa yaitu, penghargaan bagi tim, tanggungjawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Kesempatan sukses yang sama artinya,
bahwa semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan
prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada niainya.
b. Student Team-Achievement Division STAD.
Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.
Guru menyampaikan pelajarannya, lalu siswa bekerja dalam timnya untuk
li memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajarannya. Selanjutnya
semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Para siswa bekerja sama setelah
guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidak sesuaian,
dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Meskipun para siswa belajar bersama, mereka tidak saling bantu dalam
mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu materinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk member penjelasan dengan baik satu sama
lainnya, Karen satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Karena
skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya kesempatan sukses yang sama, semua siswa punya kesempatan
yang sama untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor mereka sebelumnya maupun dengan
membuat jawaban kuis yang sempurna, yang selalu akan memberikan skor maksimum tanpa menhiraukan rata-rata sor terakhir siswa.
c. Team Games-Tournament TGT