li memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajarannya. Selanjutnya
semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Para siswa bekerja sama setelah
guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidak sesuaian,
dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Meskipun para siswa belajar bersama, mereka tidak saling bantu dalam
mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tahu materinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk member penjelasan dengan baik satu sama
lainnya, Karen satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Karena
skor tim didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai sebelumnya kesempatan sukses yang sama, semua siswa punya kesempatan
yang sama untuk menjadi “bintang” tim dalam minggu tersebut, baik dengan memperoleh skor yang lebih tinggi dari rekor mereka sebelumnya maupun dengan
membuat jawaban kuis yang sempurna, yang selalu akan memberikan skor maksimum tanpa menhiraukan rata-rata sor terakhir siswa.
c. Team Games-Tournament TGT
Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaian guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnmen
mingguan, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT memiliki banyak kesamaan dinamika
dengan STAD, tetapi menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam
lii mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan
menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah menjadi tanggung
jawab individual.
d. Jigsaw II.
Dalam Teknik ini, siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang, dengan latar belakang yang berbeda seperti dalam STAD dan TGT.
Para siswa ditugaskan untuk membaca bab, buku kecil, atau materi lain, biasanya bidang studi sosial, biografi, atau materi-materi yang bersifat penjelasan terperinci
lainnya. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi “ahli” dalam aspek tertentu dari tugas membaca tersebut
e. Team Accelerated Intruction TAI
Dalam TAI para siswa memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkan dengan tingkat kemampuan mereka sendiri.
Secara umum, anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil masing-masing menggunakan lembar jawaban dan
saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes yang terkahir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan monitor
siswa. Tiap minggu, guru menjumlah angka dari tiap unit yang telah diselesaikan semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan tim lainnya untuk
tim yang berhasil melampaui kriteria skor yang didasarkan pada angka tes terakhir ekstra yang telah dilakukan, dengan poin ekstra untuk lembar jawaban yang
sempurna dan pekerjaan rumah yang telah diselesaikan Slavin, 2008 : 15.
liii Namun demikian bagian individualisasi yang menjadi bagian dari TAI
membuatnya menjadi sedikit berbeda dari STAD dan TGT. Dalam fisika, kebanyakan konsep dibangun dari konsep-konsep sebelumnya. Jika konsep
sebelumnya tidak dapat dikuasai, akan sulit atau tidak mungkin untuk mempelajari konsep berikutnya, para siswa tidak dapat mengoperasikan matematik atau akan
menguasai konsep operasional matematik yang lebih rumit, Para siswa yang tidak mampu mengoperasikan pecahan, maka akan kesulitan dalam memahami apa itu
bilangan desimal, dan seterusnya.
f. Cooperatif Integrated Reading and Composition CIRC