PENDAHULUAN PERANCANGAN STRUKTUR BAJA
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial 17
P O L B A N P O L B A N
1.10 Penampang Jumbo Tabel 1-2 dalam Manual LRFD mengelompokan profil baja dari 1 s.d. 5 tergantung
pada tebal flens dan web. Profil W yang berukuran besar dikelompokan dalam grup 4 dan 5 dan baja T yang dihasilkan dari pemotongan W dalam kelompok ini sering juga
disebut sebagai penampang jumbo.
Gambar 1.9 Daerah Inti, Lokasi Tempat Terjadinya Keruntuhan Getas Penampang Jumbo
Profil jumbo semula dikembangkan untuk digunakan sebagai elemen tekan dan sejenisnya, telah menunjukkan hasil yang baik. Tetapi perancang teknik sering
menggunakan profil ini untuk batang tarik dan elemen lentur. Selama penggunaannya, pada daerah flens dan web telah muncul masalah retak tempat dilakukan las dan
pemotongan secara thermal. Retak ini menghasilkan kapasitas daya dukung beban yang lebih kecil dan berhubungan dengan fatik.
Elemen baja tebal cenderung lebih getas dari pada elemen yang tipis. Salah satu sebab dari hal ini adalah daerah inti dari penampang tebal Gambar 1.9 menerima
penggilingan penempaan yang lebih sedikit, mempunyai kadar karbon yang lebih tinggi untuk menghasilkan tegangan leleh yang diperlukan, dan mempunyai tegangan tarik
yang lebih tinggi akibat pendinginan.
Penampang jumbo yang disambung dengan las dapat digunakan untuk kondisi aksial tarik dan lentur jika prosedur yang diberikan dalam Specification A3.1c Manual
LRFD diikuti. Persyaratan tersebut adalah: 1.
Baja harus mempunyai tingkat penyerapan energi sebagaimana yang ditentukan oleh test Charpy V-notch 20 ft-lb pada 70
o
2. Selama pengelasan temperatur harus dikontrol dan pekerjaan harus mengikuti urutan
tertentu. F. Spesimen harus diambil dari daerah inti
seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.9 dimana telah terbukti adanya masalah keruntuhan getas.
3. Diperlukan detail sambungan khusus.
1.11 Sobek Lamellar
Spesimen baja yang digunakan dalam tes dan membuat kurva tegangan-regangan biasanya mempunyai sumbu longitudinal searah dengan penggilingan baja. Jika sumbu
longitudinal spesimen mempunyai arah tegak lurus arah penggilingan, maka akan didapat daktilitas dan toughness yang lebih rendah tetapi perbedaan ini tidak terlalu
signifikan. Hal ini menjadi penting jika pelat tebal dan profil besar digunakan dalam
PENDAHULUAN PERANCANGAN STRUKTUR BAJA
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial 18
P O L B A N P O L B A N
titik yang dilas. Hal ini dapat juga dibuktikan pada pelat tipis, tetapi akan lebih banyak terjadi pada pelat tebal.
Jika suatu titik dikekang, susut las dalam arah tebal tidak dapat diredistribusi dan menimbulkan sobek baja yang dinamakan sobek lamellar. Lamellar berati terdiri dari
beberapa lapisan tipis. Hal ini semakin nyata dengan adanya beban tarik. Sobek lamellar akan terlihat sebagai retak fatik setelah beberapa kali siklus.
Masalah sobek lamellar dapat dihilangkan atau diminimalkan dengan prosedur las yang baik dan tepat. Misalnya, las harus dibuat sehingga susut sedapat mungkin
terjadi dalam arah giling baja. 1.12
Furnishing Baja Struktur
Yang dimaksud dengan furnishing baja adalah penggilingan profil baja, proses pabrikasi profil untuk jenis pekerjaan tertentu termasuk pemotongan menjadi dimensi yang
sesuai dan pemberian lubang untuk sambugan, serta pemasangannya. Jarang sekali suatu perusahaan melakukan ketiga pekerjaan ini sekaligus, biasanya hanya satu atau
dua saja pekerjaan yang dilakukan oleh satu perusahaan. Misalnya, suatu perusahaan akan melakukan pabrikasi dan melakukan pemasangan, tetapi perusahaan lain hanya
menjadi pabrikator baja atau pemasang saja.
Pabrikator baja biasanya hanya menyimpan sedikit baja untuk stokpersediaan karena mahalnya biaya penyimpanan baja. Jika perusahaan mendapat pekerjaan, mereka
akan memesan profil sesuai dengan panjang yang dibutuhkan dari produsen baja. Baja struktur dirancang oleh ahli teknik bersama konsultan arsitek. Perancang
teknik membuat gambar rancangan yang memperlihatkan ukuran elemen, dimensi, dan sambungan. Sebagian dari gambar detail untuk balok baja sambungan baut diberikan
dalam Gambar 1.10. Lubang dan persegi hitam menyatakan bahwa baut dipasang dilapangan, sedangkan lubang dan persegi polostidak-hitam menyatakan bahwa
sambungan dipasang dibengkel.
Gambar 1.10 Bagian dari Gambar Detail
2¼ 2¼
5½ 15 – 9 78
15 – 9 78 32’ – 1¼
1½
3 3
3 3
1¼ 5
½ ½
Balok B4F6 W16 x 40 x 32’ – ¼
2¼ 2¼
5½ 15 – 9 78
15 – 9 78 32’ – 1¼
1½
3 3
3 3
1¼ 5
½ ½
Balok B4F6 W16 x 40 x 32’ – ¼
PENDAHULUAN PERANCANGAN STRUKTUR BAJA
Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial 19
P O L B A N P O L B A N
Dalam gambar balok, girder, dan kolom dinyatakan dengan huruf B, G, C yang diikuti dengan nomor elemen, misalnya B5, G12, dll. Pada bangunan tingkat tinggi dari
rangka baja akan terdapat beberapa lantai yang identik atau hampir sama sistem rangkanya. Jadi satu rencana pelaksanaan dapat digunakan untuk beberapa lantai. Untuk
situasi seperti ini notasi elemen kolom, balok, dan balok anak akan mempunyai notasi yang sama. Misalnya kolom C153-5 adalah kolom 15, lantai ke 3 s.d. 5, sedangkan
B4F6, atau B46 menyatakan balok B4 lantai ke-6. Sebagian dari gambar pelaksanaan diberikan dalam Gambar 1.11.
Gambar 1.11 Bagian dari Gambar Pelaksanaan Memperlihatkan Letak Setiap Elemen
1.13 Pekerjaan Perancang Struktur