Keadaan Memaksa dan Akibatnya

33 sebagai 3 hal yaitu : memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Prestasi untuk memberikan sesuatu misalnya penjual yang berkewajiban memberikan barang dagangannya setelah mendapat uang dari pembeli. Untuk prestasi berbuat sesuatu sebagai contohnya seorang dokter yang melakukan upaya penyembuhan bagi pasiennya. Dalam hal prestasi untuk tidak berbuat sesuatu misalnya dalam perjanjian penitipan barang, disebutkan bahwa pihak yang dititipi barang tidak boleh mengalihkan atau menjual barang yang ada di bawah pengawasannya. 2 Wanprestasi Wanprestasi merupakan suatu perbuatan tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan dalam suatu perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan debitur Salim HS, 2002: 180. Pengertian wanprestasi menurut Yahya Harahap adalah pelaksanaan kewajiban yang dilakukan tidak tepat pada waktunya atau tidak dilakukan dengan selayaknya. Sehingga dalam hal ini salah satu pihak dikatakan wanprestasi bila pihak yang bersangkutan dalam pelaksanaan prestasi perjanjian telah lalai sehingga terlambat dari waktu yang telah ditentukan, atau dalam pelaksanaan prestasi tidak dilakukan dengan selayaknya M. Yahya Harahap, 1986: 60. Adapun wujud dari wanprestasi itu sendiri adalah sebagai berikut J. Satrio, 1999: 122 : a Debitur sama sekali tidak memenuhi prestasi Dalam hal ini, debitur sama sekali tidak memberikan prestasi. Hal itu bisa disebabkan, karena debitur memang tidak mau berprestasi atau bisa juga disebabkan, karena memang kreditur objektif tidak mungkin berprestasi lagi. 34 b Debitur terlambat memenuhi prestasi Disini debitur berprestasi, objek prestasinya betul, tetapi tidak sebagaimana mestinya yang telah ditentukan dalam perjanjian. c Debitur keliru memenuhi prestasi Di sini debitur memang dalam pikirannya telah memberikan prestasinya, tetapi dalam kenyataannya, yang diterima kreditur lain daripada yang diperjanjikan. Apabila dalam melaksanakan perjanjian tersebut debitur melakukan wanprestasi maka sebelum dinyatakan wanprestasi harus dilakukan somasi terlebih dahulu. Apabila dengan somasi tersebut tidak berhasil, maka kreditur berhak membawa persoalan tersebut ke pengadilan. Setelah itu pengadilan yang akan memutuskan, apakah debitur telah melakukan wanprestasi atau tidak. 3 Akibat Adanya Wanprestasi Ada empat akibat adanya wanprestasi, yaitu J. Satrio, 1999: 308 : a Kreditur masih dapat menuntut kepada debitur pelaksanaan prestasi, apabila ia terlambat memenuhi prestasi. Di samping itu kreditur berhak untuk menuntut ganti rugi akibat keterlambatan melaksanakan prestasinya; b Kreditur berhak untuk menuntut penggantian kerugian, yang berupa biaya, kerugian dan bunga Pasal 1236 dan 1243 KUH Perdata; c Jika perjanjian itu berupa perjanjian timbal balik, maka berdasarkan Pasal 1266 KUH Perdata sekarang kreditur berhak untuk menuntut pembatalan perjanjian, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi.