Pendekatan Histogram Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Wanita Pada PT Garuda Indonesia, Tbk Medan

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5 maka jika nilai Asymp.sig. 2-taileddiatas, nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang dan Muslich, 2012:100 Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

a. Pendekatan Histogram

Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. b. Pendekatan Grafik Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Gambar 4.2 Plot Uji Normalitas Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa scatterplot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual peneliti normal. Namun, untuk lebih memastikan bahwa disepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji kolmogorov-smirnov K-S. Universitas Sumatera Utara c. Pendekatan kolmogorov-smirnov K-S Tabel 4.12 Pada Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,697 dan diatas nilai signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2.2 Uji Heterokedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 6.27934855 Most Extreme Differences Absolute .131 Positive .131 Negative -.112 Kolmogorov-Smirnov Z .719 Asymp. Sig. 2-tailed .679 a. Test distribution is Normal. Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Universitas Sumatera Utara a. Pendekatan Grafik Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Gambar 4.3 Scatterplot Heterokedastisitas Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi dan layak dipakai untuk memprediksi Intention to Leave berdasarkan masukan variabel Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi. b. Uji Glesjer Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Hasil Uji Glesjer Heterokedastisitas Pada Tabel 4.13 terlihat variabel independen sistem pengembangan karir, konflik peran ganda, dan kompensasi yang tidak signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas Sistem Pengembangan Karir 0,562, Konflik Peran Ganda 0,102, dan Kompensasi 0,888 diatas tingkat kepercayaan 5 0,05 jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.

4.3.2.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor VIF. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Apabila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas. 3. Apabila tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan heteroskedastisitas. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 19.013 10.045 1.893 .070 Pengembangan karir -.117 .200 -.104 -.587 .562 Konflik Peran Ganda -.365 .108 -.588 -3.374 .102 Kompensasi .014 .101 .024 .142 .888 a. Dependent Variable: absud Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Universitas Sumatera Utara 4. Apabila tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Tabel 4.14 Uji Nilai Tolerance dan VIF Pada Tabel 4.14 terlihat bahwa semua variabel independen Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari ketetapan 5. Oleh karena itu data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas. 4.3.3 Pengujian Hipotesis 4.3.3.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakann statistik F Uji F. Jika F-hitung F-tabel maka Ho diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika F-hitung F-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan output dibawah ini terlihat bahwa : Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 81.229 23.354 3.478 .002 Pengembangan karir -1.232 .464 -.384 -2.655 .013 .834 1.199 Konflik Peran Ganda .743 .251 .422 2.959 .006 .861 1.161 Kompensasi -.313 .235 -.185 -1.335 .193 .912 1.097 a. Dependent Variable: Intention to leave Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Hasil Uji F Signifikansi Simultan Uji F Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai F-hitung adalah 10,403 dengan tingkat signifikansi 0,000 sedangkan F- tabel pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05 adalah 2,6 oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu F-hitung 10,403 F-tabel 2,6 dan tingkat signifikansi 0,000 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Intention to Leave.

4.3.3.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda dan Kompensasi secara parsial atau masing-masing berpengaruh signifikan terhadap Intention to Leave PT. Garuda Indonesia, Tbk Medan. ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1372.524 3 457.508 10.403 .000 a Residual 1143.476 26 43.980 Total 2516.000 29 a. Predictors: Constant, Kompensasi, Konflik Peran Ganda, Pengembangan karir b. Dependent Variable: Intention to leave Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Uji Signifikansi Parsial Uji-t Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa : 1. Variabel sistem pengembangan karir adalah -1,232 dengan tingkat signifikansi 0,013 dan nilai t- tabel pada α 5 dan df = n-k= 30-4= 26, maka f-tabel adalah 2,055. Variabel sistem pengembangan karir berpengarh secara negatif dan signifikan terhadap Intention to Leave karyawan wanita PT Garuda Indonesia, Tbk Medan hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,013 0,05 dan nilai t-hitung - 2,6555 t-tabel 2,055 artinya jika perusahaan terus merancang sistem pengembangan karir yang baik bagi karyawan, maka tingkat intention to leave karyawan akan menurun. 2. Variabel konflik peran ganda adalah 0,743 dengan tingkat signifikansi 0,006 dan nilai t-tabel pada α 5 dan df= n-k= 30-4= 26, maka f-tabel adalah 2,055. Variabel konflik peran ganda secara positif dan signifikan terhadap Intention to Leave karyawan wanita PT Garuda Indonesia, Tbk Medan hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,006 0,05 dan nilai t-hitung 2,959 t-tabel 2,055 artinya jika Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 81.229 23.354 3.478 .002 Pengembangan karir -1.232 .464 -.384 -2.655 .013 Konflik Peran Ganda .743 .251 .422 2.959 .006 Kompensasi -.313 .235 -.185 -1.335 .193 a. Dependent Variable: Intention to leave\ Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Universitas Sumatera Utara konflik peran yang dialami oleh karyawan meningkat, maka tingkat intention to leave karyawan akan meningkat juga. 3. Variabel kompensasi adalah -0,313 dengan tingkat signifikansi 0,193 dan nilai t- tabel pada α 5 dan df= n-k= 30-4= 26, maka f-tabel adalah 2,055. Variabel kompensasi secara negatif dan tidak signifikan terhadap Intention to Leave karyawan wanita PT Garuda Indonesia, Tbk Medan hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,193 0,05 dan nilai t-hitung -1,335 t-tabel 2,055 artinya jika kompensasi ditingkatkan maka tidak akan mempengaruhi variabel intention to leave pada karyawan wanita PT Garuda Indonesia, Tbk Medan.

4.3.3.3 Uji Koefisien Determinasi

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel independen sistem pengembangan karir, konflik peran ganda, dan kompensasi terhadap variabel dependen intention to leave. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R 2 ≥ 1. Tabel 4.17 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .565 a .319 .240 2.85238 a. Predictors: Constant, Kompensasi, Konflik Peran Ganda, Pengembangan karir b. Dependent Variable: absud Sumber : Data Diolah SPSS 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa : 1. Nilai R sebesar 0,565 sama dengan 56,5 berarti hubungan antara variabel independen sistem pengembangan karir, konflik peran ganda, dan kompensasi terhadap variabel intention to leave sebesar 56,5. 2. Nilai Adjusted R Square 0,24 berarti 24 intention to leave dapat dijelaskan oleh sistem pengembangan karir, konflik peran ganda, dan kompensasi. Sedangkan sisanya 76 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain yang dapat diteliti dalam penelitian seperti budaya organisasi, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan lain sebagainya. 3. Standard Error of The Estimate artinya mengukur nilai variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standard Error of The Estimate 2.85238

4.4 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Kompetensi Dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

16 156 130

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Wanita Pada PT Garuda Indonesia, Tbk Medan

0 7 11

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Wanita Pada PT Garuda Indonesia, Tbk Medan

0 0 2

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Wanita Pada PT Garuda Indonesia, Tbk Medan

0 2 13

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Wanita Pada PT Garuda Indonesia, Tbk Medan

0 1 40

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Wanita Pada PT Garuda Indonesia, Tbk Medan

0 3 2

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Konflik Peran Ganda, dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Wanita Pada PT Garuda Indonesia, Tbk Medan

0 0 16

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Kompetensi Dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Kompetensi Dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

0 0 9

Pengaruh Sistem Pengembangan Karir, Kompetensi Dan Kompensasi Terhadap Intention To Leave Karyawan Pada Pt. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan

0 0 11