Dengan strategi ini peneliti tidak berfokus pada upaya mengidentifikasi masalah- masalah mendasar, melainkan pada upaya menangkap variasi-variasi besar dari
responden Patton dalam Poerwandari, 1998. Dalam memilih sampel digunakan dasar teori yang dikemukakan oleh
Jung mengenai tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan cara memberikan tes MBTI Myers-Briggs Type Indicator yang berasal dari pendekatan Jung.
Sehingga didapatkan dinamika yang tepat mengenai postpurchase dissonance yang benar-benar dirasakan oleh wanita dengan kepribadian introvert. Namun
karena keterbatasan peneliti, dalam penelitian ini hanya mendapatkan dua variasi sampel yakni kepribadian introvert yang tergolong light rendah dan middle
sedang sementara variasi tipe kepribadian introvert yang tergolong high tinggi tidak didapatkan.
C. Metode Pengambilan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini direncanakan menggunakan metode wawancara. Wawancara adalah percakapan dan tanya
jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan terentu Poerwandari, 2007. Wawancara kualitatif dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-
makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud mengadakan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak
dapat dilakukan oleh pendekatan lain Banister dkk., dalam Poerwandari, 2007. Responden diwawancarai untuk memperoleh gambaran tentang
postpurchase dissonance yang dirasakan berdasarkan pengalaman subjektif dari
Universitas Sumatera Utara
setiap responden. Pendekatan dasar wawancara yang digunakan untuk
memperoleh data kualitatif adalah wawancara dengan pedoman umum. Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat
umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Wawancara
dengan pedoman sangat umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal-hal atau aspek-aspek
tertentu dari kehidupan atau pengalaman partisipan. Tetapi wawancara juga dapat berbentuk wawancara mendalam, dimana peneliti mengajukan pertanyaan
mengenai berbagai segi kehidupan subjek secara utuh dan mendalam Poerwandari, 2007.
Dalam penelitian ini, peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa harus menentukan urutan
pertanyaan eskplisit. Wawancara juga berbentuk open-ended question yakni mencoba mendorong subjek untuk berbicara lebih lanjut tentang topik yang
dibahas tanpa membuat responden merasa diarahkan. Selain itu observasi juga akan digunakan dalam penelitian ini yang berguna
sebagai data pelengkap dari hasil wawancara. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati Poerwandari, 2007.
Hal–hal yang akan diobservasi selama wawancara adalah setting serta lingkungan fisik dimana wawancara akan dilakukan, penampilan fisik subjek, sikap subjek
Universitas Sumatera Utara
selama wawancara dilakukan, hal-hal yang mengganggu selama wawancara dan hal-hal yang sering dilakukan responden selama wawancara.
D. Alat bantu pengumpulan data Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah :