B. Responden II RP
B.1. Gambaran pembelian Responden II a. Pembelian Produk Lipbalm
Responden sudah lama memiliki rencana untuk melakukan pembelian lipbalm karena ia merasa sudah membutuhkan produk ini untuk menunjang
penampilannya. Kebutuhannya akan produk ini membuat responden mencari informasi mengenai produk pada berbagai tempat. Responden juga
mengumpulkan informasi mengenai produk dari internet juga kepada teman- temannya yang mempunyai pengalaman mengenai hal umum tentang produk.
Namun saat pembelian dilakukan responden tidak membeli sesuai dengan infomasi produk yang sebelumnya telah dikumpulkannya. Responden melakukan
pembelian di sebuah swalayan saat sedang berniat memenuhi kebutuhan bulanannya. Sebelumnya responden tidak memiliki rencana akan membeli produk
ini. Responden mengalami kesulitan dalam menentukan apakah ia memang membutuhkan produk saat ini, ataukah ia harus menunggu waktu yang lebih tepat
untuk mendapatkan produk yang lebih bak. Namun ketertarikan responden terhadap kemasan menimbulkan rasa kebutuhan untuk membeli. Sebelum
membeli produk responden menimbang-nimbang keputusan yang akan dibuatnya. Akhirnya responden memutuskan untuk membeli produk karena berfikir bahwa
suatu hari nanti ia pasti akan membutuhkan dan menggunakan produk tersebut. Keragu-raguan kembali dirasakan responden saat ia menemukan dan melihat
kembali produk pada kantong belanjanya. Keragu-raguan dirasakan karena responden merasa ia tidak membutuhkan produk sekarang. Selain itu pengalaman
Universitas Sumatera Utara
buruknya dalam memakai produk yang sama membuatnya merasa cemas untuk memakai lipbalm sebab produk yang dibelinya bukan merupakan produk yang
sudah ia cari informasinya. Karena itu responden mencemaskan kualitas produk yang telah dibelinya.
Skema 10. Gambaran pembelian produk lipbalm
b. Pembelian Produk Handphone
Pembelian handphone dilakukan responden karena ia merasa sedang membutuhkan handphone baru karena miliknya yang lama sudah mulai rusak.
Setelah diberi izin untuk membeli dari orang tuanya, responden mulai mencari informasi mengenai produk yang diinginkannya. Pencarian infrormasi dilakukan
responden melalui internet dan bertanya pada temannya yang lain yang sudah
Universitas Sumatera Utara
pernah memakai produk yang diinginkannya mengenai pengalaman orang tesebut dalam memakai produk. Tanpa diduga responden sebelumnya produk yang benar-
benar diinginkannya tidak tersedia di toko. Akhirnya responden memutuskan untuk tetap membeli produk yang ada di toko. Beberapa kali saran alternatif yang
diberikan oleh teman belanjanya di tolak oleh responden karenaia merasa saran yang diberikan teman belanjanya tidak sesuai dengan kepercayaannya.
Banyaknya alternatif yang tersedia di toko membuat responden kesulitan memilih mana produk yang akan dibelinya. Setelah memilih responden sampai
pada dua pilihan yang mesih belum dapat diputuskannya. Akhirnya responden memutuskan untuk meminta pendapat dari adiknya. Terhadap kedua pilihan ini,
sebenarnya adiknya lebih menyarankan membeli produk yang lain namun respnden bersikeras ingin salah satu dari kedua alternatif saja. Setelah menerima
saran dari adiknya responden kembali menimbang produk dan juga saran yang telah didapatkannya. Akhirnya ia membeli produk yang sesuai seperti yan
disarankan oleh adiknya. Meskipun demikian, responden merasa tidak begitu banyak andil adiknya dalam membuat keputusan membeli. Setelah melakukan
kegiatan pembelian responden kembali mengevaluasi keputusan yang telah dibuatnya. Ia merasa ragu-ragu apakah ia sudah membuat keputusan yang benar
atau tidak karena ia masih terbayang-bayang akan produk yang ditolaknya. Keragu-raguan kemudian berubah menjadi perasaan cemas dan menyalahkan diri
sendiri saat responden mulai membayangkan keunggulan-keungggulan produk yang ditolaknya.
Universitas Sumatera Utara
Skema 11. Gambaran pembelian produk handphone Resp II
c. Pembelian Produk Tas
Responden berniat membeli produk berupa tas karena merasa membutuhkannya untuk dipakai ke suatu acara. Rencana membeli sudah dimiliki
responden sejak lama namun ia tidak juga merealisasikannya. Teman-teman dan kakak responden sempat menawari responden agar menemaninya membeli tas,
namun responden menolaknya. Hal ini karena responden merasa tidak enak bila ia nantinya menolak saran yang diberikan teman belanjanya. Ia merasa belum tentu
apa yang disukai orang lain akan sesuai dengan dirinya. Pada akhirnya responden memutuskan untuk membeli produk sendirian.
Di toko, banyak alternatif produk yang ditemui responden. Banyaknya alternatif membuat responden bingung dan kesulitan dalam memilih produk yang
Universitas Sumatera Utara
ada. Responden menghabiskan banyak waktu dan mencari hingga kebeberapa tempat untuk mencari produk yang sesuai. Ditengah pencariannya responden
sempat ditawari oleh penjual salah satu produk yang ada, namun responden merasa sulit mempercayai saran yang diberikan penjual dan kemudian
menolaknya. Setelah membeli, responden merasa ragu-ragu apakah pilihan yang dilakukannya sudah tepat. Kesulitan dalam memilih produk yang ada membuat
responden ragu kemudian mengevaluasi kembali keputusan yang telah dibuatnya.
Skema 12. Gambaran pembelian produk Tas
d. Pembelian Produk Laptop
Pembelian produk laptop dilakukan responden karena ia sedang membutuhkan laptop. Setelah merasa membutuhkan responden pun mencari
informasi mengenai produk yang diinginkannya melalui internet dan bertanya
Universitas Sumatera Utara
pada orang lain. Responden menolak saran kakaknya untuk membeli laptop dengan merk lain. Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi dan mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu mengenai produk, responden memutuskan membeli laptop ditemani oleh teman terdekatnya. Pada pembelian ini responden
kembali menghabiskan waktu yang lama dalam menimbang keputusan yang akan diambil. Hal ini karena ternyata dibeberapa toko yang dikunjungi responden ia
tidak mendapatkan produk yang sesuai dengan ekspektasinya semula. Selanjutnya responden memutuskan untuk membeli salah satu produk yang tersedia ditoko
meskipun produk tersebut tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan diawal. Mekipun pada saat itu memiliki teman belanja namun, responden mengevaluasi
sendiri produk yang akan dibelinya. Responden sempat ditawari produk dengan merk lain oleh penjual, namun karena ia tidak percaya dengan saran yang
diberikan penjual maka ia menolaknya. Setelah pembelian dilakukan ia merasa cemas dengan kualitas produk yang dibelinya, karena produk tersebut adalah
produk beru yang belum begitu diketahuinya sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Skema 13. Gambaran pembelian produk Laptop Resp II
B.2. Data Wawancara
Wawancara berlangsung selama 3 tiga kali di tempat yang sama yang masing-masing digambarkan dibawah ini:
Tabel 4. Jadwal Wawancara Responden II No HARITANGGAL
WAKTU LOKASI
1. Rabu17-12-2013 13.00 - 13.50 WIB
Ruang 2A2 Fakultas Psi USU 2. Senin24-02-2014
13.10 - 13.30 WIB Taman kampus Fakultas Psi USU
3. Jumat07-03-2014 13.06 - 13.50 WIB
The Mind Cafe 4.
Jumat28-03-2014 16.15 – 17.10 WI
Lorong lantai 3 Fakultas Psi USU
B.3. Rangkuman wawancara
Responden kedua adalah RP inisial seorang perempuan berdarah Batak dengan usia 21 tahun. Bertubuh pendek, berkulit sawo matang, berambut ikal
Universitas Sumatera Utara
hitam sebahu dan selalu digerai, tinggi badan sekitar 154 cm. Ketika diminta untuk mengisi alat ukur untuk melihat tipe kepribadian introvert dan ekstrovert
RP mendapatkan hasil INFJ yang berarti ia termasuk dalam tipe kepribadian Introvert namun RP mendapatkan tingkat slight ringan.
RP berdomisili di Medan. Di Medan RP tidak tinggal dengan orangtuanya, namun RP tinggal bersama kakaknya disebuah kos-kosan dimedan karena sedang
mengikuti pendidikan sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Medan. Orang tua RP berada di Bengkulu, dan untuk melakukan pekerjaan
disana. Jarak diantara RP dan orangtuanya tidak memungkinkan RP untuk meminta uang jajan setiap hari, tetapi uang jajan tersebut dijatahkan oleh orang
tuanya setap bulan. Keadaan ini menuntut RP untuk lebih berhati-hati dalam berbelanja dan mempertimbangkan produk yang akan dibelinya, Berdasarkan
wawancara dengan RP, produk-produk yang biasanya ia beli adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari yang menunjang penampilan serta
kegiatan kuliahnya. Produk-produk tersebut adalah alat kosmetik, tas, handphone dan laptop.
RP biasanya membeli produk-produk kebutuhan sendirian, produk produk yang dibeli sendiri digunakan untuk kepentingan sendiri, kecuali pada produk
yang tidak begitu diketahuinya seperti barang elektronik. Dalam kebanyakan pembelian RP selalu mengambil keputusan secara mandiri. Namun, RP tetap
memiliki orang-orang tertentu yang menjadi acuan informasinya dalam membeli. Pembelian kebutuhan seperti obat-obatan atau kosmetik ia lebih
Universitas Sumatera Utara
mempercayakannya pada ibunya sedangkan pada barang elektronik RP mengaku lebih mempercayakan pada adik atau ayahnya.
Saat membeli sesuatu RP tidak mau bila keputusannya dipengaruhi orang lain ataupun penjual, namun terkadang ia tidak keberatan bila sesekali ditemani
saat berbelanja dengan orang yang dekat dengannya. Dalam hal ini RP merasa tidak keberatan bila ia ditemani oleh kakak atau teman dekatnya saat sedang
berbelanja. Namun meskipun mendapatkan teman belanja, RP jarang sekali menyetujui dan mengikuti saran ataupun rekomendasi mengenai pembelian dari
teman belanjanya. RP percaya dengan dirinya sendiri serta evaluasinya terhadap suatu produk. Bagi RP, peran mereka dalam berbelanja hanya sebatas menemani
saja, namun bila pendapatnya mengenai suatu produk berlawanan dengan teman belanjanya, ia lebih memenangkan keputusannya.
Sebelum pembelian produk RP biasanya mempertimbangkan dahulu produk yang dibelinya dalam waktu yang lama. Tidak mudah baginya untuk yakin
dengan suatu produk hingga ia terus mencoba mendapatkan produk yang benar- benar sesuai dengan dirinya. Terkadang waktunya banyak terbuang hanya untuk
membeli satu item produk saja. Oleh karena itu sebelum pembelian produk, ia akan berusaha untuk mencari informasi tentang produk yang akan dibelinya.
Kemana RP mencari informasi tergantung pada barang apa yang akan dibelinya dan sebesar apa pengetahuannya akan barang tersebut. Ia biasanya
mengumpulkan informasi mengenai produk elektronik dari ayah dan adiknya, mengenai produk obat-obatan dan makanan ia mempercayai ibunya, sedangkan
untuk produk yang digunakannya secara pribadi RP lebih suka memilih dan
Universitas Sumatera Utara
memutuskan sendiri mana yang baik menurutnya. Informasi yang dicari berupa manfaat produk, dan pengalaman orang lain setelah memakai produk tersebut.
Tetapi bila ia merasa tidak asing terhadap produk tersebut ia merasa tidak membutuhkan pendapat orang lain dalam berbelanja dan mengikuti keinginannya
sendiri. Hal ini karena RP merasa dia lebih mengetahui dirinya sendiri dari pada orang lain. Selain itu, ia juga mempertimbangkan pengetahuan yang dimilikinya
dalam mencari informasi dari suatu produk, bila ia belum begitu mengenal suatu produk ia mau menanyakan mengenai produk ini pada teman dekatnya, namun ia
melakukan hal ini hanya untuk menambah pengetahuan saja hingga pencarian informasi mengenai suatu produk pada orang lain tidak begitu dalam melainkan
hanya hal-hal umum mengenai produk tersebut. Meski bertanya pada orang lain mengenai suatu produk, ia tidak selalu menggunakan informasi yang
didapatkannya. Bila ia sedang melakukan kegiatan berbelanja dan merasa sudah tertarik oleh suatu produk, ia akan membeli produk tersebut meski produk itu
tidak sesuai dengan infromasi yang didapatkannya. Kejadian ini terjadi saat RP memutuskan untuk membeli produk kosmetik.
Pertimbangan yang harus dilakukan secara matang membuat RP biasanya membandingkan satu alternatif dengan alternatif lain. Kesulitan yang dimiliki
dalam membandingkan antara alternatif membuatnya mengalami keraguan yang cukup intens saat hendak membeli suatu produk. Selain itu, ketidakpercayaannya
terhadap rekomendasi orang lain membuatnya harus memutuskan sendiri produk mana yang akan dipilihnya. Sehingga, kerap kali RP merasa cemas setelah
membeli suatu produk ia bertanya-tanya apakah sudah memilih produk yang tepat
Universitas Sumatera Utara
dari alternatif yang dipilihnya. Perasaan ketidaknyamanan ini biasa ditutupinya dengan cara membangkitkan pemikiran positif mengenai produk dan mencoba
menerima produk. Disaat RP mempertimbangkan kembali keputusannya setelah pembelian,
keragu-raguan timbul akan kualitas produk yang dipilihnya, terlebih bila produk yang tidak begitu sesuai dengan keinginannya, namun proses pembelian tetap
dilakukan karena RP tidak mau lagi merasakan kebimbangan bila esok hari harus melakukan pembelian produk yang sama. Kecemasan dan keragu-raguan ini
mengakibatkan RP tidak langsung menggunakan produk yang dia beli, namun membiarkan produk itu berada dalam kemasannya karena ia merasa tidak puas
dengan produk yang dibelinya. Meski merasakan keragu-raguan namun kepentingan produk yang dibeli
menjadi penguat bagi RP untuk terus menggunakan sebagian produk yang dibelinya. Tetapi pada sebagian pembelian lain, RP tetap menggunakan produk
yang telah dibelinya.
B.3.a. Aspek Emotional
Dalam kegiatan belanjanya RP terbiasa membuat pertimbangan yang matang sebelum membeli. Pencarian informasi yang dilakukan RP sebelum
membeli suatu produk juga tergantung jenis barang dan tingkat pengetahuannya mengenai produk tersebut. Dalam mencari informasi RP biasanya menggunakan
internet. Meskipun lebih sering menggunakan internet dalam mencari informasi mengenai produk, tetapi bila RP merasa produk tersebut belum begitu
Universitas Sumatera Utara
diketahuinya, terkadang RP mau bertanya kepada orang-orang terdekatnya mengenai sebuah produk. RP biasanya bertanya mengenai manfaat serta
bagaimana pengalaman orang yang memakai produk yang ingin dibelinya. Seperti pada pembelian lipbalm dan handphone.
Setelah mencari informasi di internet mengenai produk RP juga bertanya pada temannya yang dia rasa cukup mengetahui produk, informasi yang dicarinya
mengenai manfaat dan pengalaman sipemakai produk. Tetapi terkadang saat proses pembelian RP tidak menggunakan informasi yang didapatkannya dari
temannya dan membeli produk lain yang menarik hatinya. Kebutuhan serta ketertarikan terhadap produk membuat RP merasa tidak begitu memperdulikan
saran yang sebelumnya didapatkan dari temannya dan melakukan pembelian terhadap produk.
”Sebenernya enggak kak haha.. karena kebetulan produknya yang pas dipajang itu menarik..jadi teman yang lain sempat bilang cari
yang gini..gini..gini, ternyata yang ada barangnya itu dan bentuknya menarik jadi ya aku kek pura-pura lupa sama
omongannya kemaren itu, langsung kuambilkan aja yang aku suka itu haha.. karena aku ngerasanya ah ini produknya menarik tapi
kemarin orang bilang gitu.. ah bodoamatlah.. ambilkan aja gitu hehe..” R.2W.2,aa5b.381-392h.10
”Karena pertama aku ngerasa waktu itu kayaknya butuh sama barangnya, terus yang kedua karena barangnya lagi ada dan
menarik juga, trus kalo aku mau ngikutin orang-orang kan harus nanya-nanya dulu butuh waktu yang lama jadi yaudahlah kebetulan
lagi ada disitu jadi diambil aja...” R.2W.2,aa6b.395-402h.11
Keragu-raguan RP menghilang setelah proses pembayaran, tetapi sesampainya dirumah saat melihat produk lipbalm termasuk kedalam salah satu
produk dalam kantong belanjanya, RP kembali mempertimbangkan keputusan membelinya. RP merasa cemas terhadap keputusan pembeliannya karena tidak
Universitas Sumatera Utara
begitu mengetahui kualitas merk dari produk yang telah dibelinya, ditambah lagi dengan pengalaman buruknya yang pernah memakai produk dengan jenis yang
sama. ”Aku kan kalo beli barang biasanya liat komposisinya, dan ini kan
barang kosmetik jadi gak tau menau. Dulu waktu SMP juga pernah pake kayak lipstik yang untuk anak mudanya, terus abis pake itu
bibir aku bengkak.. jadi mikirnya ini benar gak ya yang dibeli.. jangan-jangan abis make ini bibir ku bengkak lagi kayak kemaren..
karena pas liat belakang aku juga gak ngerti komposisinya, terus masih ragu sama hasil informasi yang selama ini aku kumpulin..”
R.2W.1,a1b.128-142h.4
”.. soalnya kalo untuk kosmetik kan aku belum terlalu tau komposisinya kalo untuk makanan aku memang selalu ngeliat
ngecek komposisinya tapi kalo untuk kosmetikkan aku bener-bener blank sama sekali gak tau.. masih ada sih pertimbanan-
pertimbangan ini gak ya.. ambil gak ya... kekgitu-gitu.. tapi yaudah.. di ambil aja..” R.2W.3,a9b.533-542h.14
”karena pertamanya aku belom pernah makek produk itu dan ee,, dulu sih mama pernah bilang jangan beli yang aneh-aneh ya
kekgitu.. dan aku kan juga pernah.. apalagi ini untuk bibir, aku pernah agak trauma gitu kan makek terus gak yakin ini benar gak
ya nanti, efeknya berapa lama ya kekgitu..” R.2W.3,a10b.553- 560h.14
Kecemasan dan keragu-raguan yang dirasakan RP membuatnya
memutuskan untuk tidak menggunakan produk yang telah dibelinya. Selain itu ia tetap merasakan suatu penyesalan bila ia melihat kembali produk.
”Dikosan aku punya dua kotak barang satu untuk yang sering dipake satunya lagi untuk barang yang gak sering dipake atau gak
kepake, nah aku tarok lipbalmnya di kotak yang enggak kepake itu” R.2W.1,eb3b.149-154h.4
”baru itukan barangnya dikotak gitu.. itu sampe berapa hari gitu enggak dibuka-buka bungkusnya.. jadi bener-bener barangnya tu
mendem disitu..” R.2W.1,eb1b.120-123h.3
”Sampe sekarang pun masih ngerasa, apalagi kalo terlihat barang nya, apalah ini dibeli-beli kemaren” R.2W.1,a2b.165-167h.5
Universitas Sumatera Utara
Kejadian ini juga pernah dirasakan RP saat ia membeli produk handphone
bersama kakaknya. RP yang pada saat itu menginginkan merk Sony atau Samsung merasa bimbang memilih kedua merk dan mencari-cari informasi mengenai
produk di internet dan bertanya mengenai pengalaman temannya yang sudah pernah memakai produk.
”... abis itu aku cari info diinternet, terus juga ada nanya orang, misalnya aku kan pengen kalo gak Sony, Samsung. Jadi aku nanya
sama orang yang udah pake Sony sama Samsung keunggulan sama kelemahannya juga gitu..” R.2W.1,d8b.175-181h.5
”dari rumah aku udah ada pegangan mau nyari apa.. waktu itu mau beli yang Sony, tapi kalo ternyata gaada pilihannya beli Samsung
aja.. tapi itupun liat warna HP Sony nya dulu kalo menarik baru ambil.. nah disini udh ragu-ragu, bimbang mau pilih yang mana..”
R.2W.1,b7b.181-188h.5
Informasi yang dikumpulkan RP mengenai suatu produk biasanya hanya berupa informasi umum mengenai produk seperti kelemahan dan kelebihan
produk. Apabila RP merasa informasi yang didapatkannya sudah mengarahkannya untuk membeli produk tertentu RP sudah merasa tidak percaya. Tipe Kepribadian
RP yang tergolong introvert berorientasi pada dirinya sendiri dan tidak gampang terpengaruh dengan saran orang lain. Akibatnya informasi yang didapatkan RP
dari bertanya pada orang lain hanya berupa gambaran umum selanjutnya ia membuat keputusan secara mandiri.
”sama kawan.. yang bermakeup.. Tapi gak produk yang aku beli ini aku tanyain, aku nanya kayak lipbalm itu gimana fungsinya
untuk apa jadi lebih secara umum gitu, paling nanya-nanya pendapat dia yang bagus itu kekmana gitu..” R.2W.3,d13b.563-
569h.15
”aku cari internet.. dibanding-bandingin sama merk lain.. aku juga ada nanya orang.. ee.. tapi dua orang la paling.... biasanya aku
Universitas Sumatera Utara
nanya sama orang yang uda pernah make.. aku nanyanya kayak yang ngegeneral gitu kak.. tapi kalo misalnya orang yang aku
tanyain itu uda sampe bilang kayak udah beli yang ini aja bagusan yang ini.. ah udalah.. berarti emang dia lebih suka sama produknya
yang itu makanya dibagus-bagusin kelebihannya kekgitu.. aku mikirnya kekgitu.. aku uda gak percaya.. haha cuma kalo masih dia
bilang ini bagusnya dimana ini jeleknya dimana masih info la itu buat aku kak..” R.2W.4,ca34b.1083-1098h.27
Selama proses pembelian RP lebih memilih untuk memilih sendiri produk
yang diinginkannya, dan menolak berbagai saran yang diberikan kakaknya. Setelah mencari-cari dengan waktu yang cukup lama tanpa terduga ternyata kedua
produk yang diinginkan RP tidak tersedia. RP sempat mempertimbangkan untuk tidak jadi membeli karena merasa belum membuat pertimbangan apa-apa
mengenai produk bila ia harus membeli produk baru. Tetapi karena ia merasa sudah banyak waktu yang dihabiskan untuk mencari handphone dan tidak ingin
lagi merasakan kebimbangan dalam memilih bila harus membeli esok hari, ia memutuskan membeli pada hari itu.
”Alhasil Sony gaada, Samsung juga barangnya mengecewakan. Disitu aku udah bingung.. yah udah gajadi beli nih kayaknya..
padahal nyarinya udah capek dari pagi sampe sore” R.2W.1,b8b.197-201h.5
”Aku bingung... waktu itu toko udah pada mau tutup, terakhir aku pasrah aja udah pilih Samsung B. Dari pada gak dapet apa-apa.”
R.2W.1,b10b.233-236h.6 ”... karena ee.. pas itu yang aku inget aku beli nya bener-bener
sampe tokonya mau tutup gitu kak.. jadi pertama faktor waktu juga.. kalo misalnya aku gak beli sekarang, besok aku harus kesini
lagi.. galau lagi.. lama lagi.. jadi yaudah paksain aja beli yang itu” R.2W.4,a34b.1067-1074h.27
”terus abis itu yang kedua yang barangnya yang memang aku pengen kan gaada.. adanya ini yaudalah ambil ajalah kekgitu..toh
budgetnya juga gak terlalu besar.. kalo emang nanti
Universitas Sumatera Utara
mengecewakan beberapa bulan lagi beli aja lagi yang baru gitu” R.2W.4,b20b.1074-1080h.27
Setelah proses pembelian, RP kembali mempertimbangkan keputusannya. Ia merasa tidak puas dengan pembelian yang dilakukannya karena pada dasarnya
produk tersebut merupakan pembelian yang diluar pertimbangannya semula. Meskipun begitu, RP tidak berusaha mencari penguatan terhadap produk yang
dibelinya kepada siapapun, termasuk kakaknya sebagai teman belanjanya. Setelah pembelian RP tidak langsung memakai produk dan juga menghindari toko yang
menjual produk HP untuk menghindari ketidaknyamanan akan keputusan pembeliannya.
”.... kemaren kan aku udah sempat searching-searching nyari gitukan, dan kebetulan yang aku beli itu kan masi belom sesuai
banget sama apa yang aku pengen.. jadi beli itu sempat mikir-mikir ini benar gak sih yang aku beli ini atau enggak.. nanti nyesel gak
ya.. sempat mikir gitu sih..” R.2W.2,b12b.424-431h.11 ”setelah itu pulangnya gak langsung dipake. Didiemin dulu dua
harian baru dipake.” R.2W.1,eb4b.243-245h.6
”Karena gak puas kak.. gak memuaskan hahaha.. cuma kakakku gak tau, aku diam diam aja dijalan ragu-ragu.. pulangnya juga udah
kemalaman” R.2W.1,aa3b.247-250h.6
”Hmm kalo rasanya.. gimana ya aku bilangnya kak... aku cuma disitu sempat ngerasa bingung gitu.. mau kecewa yah cemana la
uda dibeli ya nanti la itu, urusan nanti la.. kan sekarang lagi perlu yaudah buat nutupin kebutuhan yang ada aja dulu..”
R.2W.2,a7b.434-440h.11 ”Kupikirin aja sih kak, kayak orang… kata kakakku ”kau kok
stress kali dari tadi kenapa kau salah beli ya yang tadi” terus besoknya aku ke toko-toko lagi aku jadi melewatkan toko
handphone kak hhaha biar gak ngeliat lagi..” R.2W.1,a4b.252- 257h.7
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman lain yang dirasakan RP dalam merasakan ketidaknyamanan merupakan pembelian laptop yang dilakukannya bersama teman dekatnya.
Pembelian ini dilakukan RP dengan waktu yang cukup lama dan mencari ke berbagai tempat. RP berangkat pada siang hari dan baru kembali berbelanja
sehabis senja. Pencarian informasi yang hanya dilakukan secara umum serta kesulitan RP untuk memiliki komitmen terhadap produk yang dibelinya menjadi
pemicu kecemasan dan keraguan yang dirasakan RP setelah pembelian. ”jujur kak.. kalo untuk yang bener-bener puas lega akhirnya aku
udah beli laptop enggak.. aku gak tau kenapa pokoknya kemaren itu pas beli itu kek ada yang nyangkut-nyangkut gitu..”
R.2W.3,a17b.874-879h.22
”gak bener-bener plong.. cemas ini nanti kedepannya gimana ya.. kualitasnya bagus gak.. terus windows 8 nya itu nanti cocok gak
ya.. takut nanti lelet pula jadinya..” R.2W.3,a18b.879-873h.22
”oh selama masih dimallnya juga aku kepikiran sama toshiba.. padahal udah dibeli ini yang Asus.. aku bilang ke temenku apa kita
balik aja ke toko yang tempat laptop toshiba itu..” R.2W.3,a19b.1366-1367h.22
”ya.. gak buat beli sih kak haha.. jadi kek cari-cari kesalahan dari toshiba itu hahaha.. pokoknya biar menambah puas sama yang aku
beli ini.. cuman berhubung udah malam dan kawanku ini udah lemas yah udahlah.. gak balik lagi.. akhirnya yaudah pulang..”
R.2W.3,e11b.881-887h.22
”ee kan awalnya uda gak enak gitu perasaannya waktu itu terus pas nyoba pertama kali gak tau kenapa.. kan aku belum ada nyoba di
toko.. jadi pas aku hidupin pertama kali gak tau kenapa hidup nya lama.. jadi dia masi layar hitam gitu.. aku langsung yang aduh kok
lama banget ini ya.. bener-bener lama banget.. aduh mampuslah aku salah beli.. udah sempat ditutup cabut batre.. aduh ni salah ni
salah ni... sampe aku mikir atau ini barang palsu ya.. pokoknya udah mikir aneh-aneh.. haha.. tapi aku disitu pembelaan lagi
mungkin karena masih baru mungkin jadi kek gini perlu waktu gitu kan. Akhirnya aku balik lagi ke toko yang kemaren itu komplain
ini kenapa gini.. apa instalnya kemaren yang salah.. R.2W.3,a20b.884-889h.23
Universitas Sumatera Utara
B.3.b. Aspek Wisdom of purchase
RP sering merasakan kesulitan dalam memilih alternatif dari suatu produk. Kesulitan dalam memilih ini kemudian membuat RP merasa ragu-ragu dan
tidakyakiin terhadap produk yang telah dipilihnya. RP merasakan ketidaktepatan keputusan saat ia sangat sulit memilih diantara pilihan alternatif yang dimiliki.
Kejadian ini terjadi saat RP melakukan pembelian tas sendirian. Sering kali RP melakukan pertimbangan yang sangat lama dan memakan waktu untuk
memikirkan suatu produk yang hendak dibelinya. Namun hingga batas waktu pembelian RP masih tidak dapat benar-benar yakin terhadap produk yang
dipilihnya. ”.. mungkin dari satu mall itu ada tiga kali keliling naik turun gitu
yaudah dah di pilih-pilih akhirnya dari sekian banyak itu sisa 3, dua dari satu toko satu dari toko lain, terus pas aku masuk ke toko
yang satu ini, mm.. kayaknya agak kurang ni yaudah deh masuk ke toko kedua.. terus aku kan nyari barangnya kan milih-milih gitu,
jadi walaupun ada jenisnya tetap ku pilih-pilih biarpun itu keliatannya sama tetep aja cari lagi cari lagi kekgitu.. ”
R.2W.3,b14b.686-701h.17
”.. trus aku pilih lagi di-situ yang aku bingung lagi aku terus minta sama mbaknya, mbak ada lagi ini yg lain sampe dikeluari semua
barangnya sama mbaknya terus cari gambar yang bagus” R.2W.3,b15b.703-708h.17
”... yang satu lagi sempat jadi pertimbangan tapi enggak kupilih jugak.. jadi misalnya ada lima tas ni kak.. yang modelnya hampir-
hampir mirip gitu.. terus kemaren kan aku milihnya dua diantara yang dua ini.. terus abis itu yang harganya yang gak wajar itu mirip
sama yang ini yang gak kupilih ini.. harganya menurutku gak wajar... dari segi kualitasnya juga gak beda jauh sama yang gak
kupilih ini.. sampe yang beratus-ratus ribu lebih cuman untuk sebuah tas yang polos.. yaudalah dan mirip sama yang ini yang gak
aku pilih ini....” R.2W.4,d20b.1163-1176h.29 ” karna tampilan kak.. waktu itu rasanya aku lebih pewe pake tas
yang kupilih ini.. ” R.2W.4,d29b.1179-1180h.29
Universitas Sumatera Utara
RP merasa belum tentu saran orang lain akan sesuai dengan apa yang ia sukai. Karena itu ia memutuskan melakukan kegiatan belanja sendirian hingga
tidak memiiki orang lain sebagai second opinion. Akibatnya ia memutuskan sendiri pilihannya berdasarkan informasi dari dirinya sendiri.
”.. terus banyak yang bilang kakak ku terutama.. tapi aku enggak suka pilihan dia terus teman-teman ku juga sempat nawarin mau
temeniin beli tas. Terus aku mikirnya ah gausah lah sendiri aja”R.2W.2,ca22b.487-493h.13
”Karena nanti pilihannya pasti beda-beda.. belum tentu sesuai samaku, gak enak juga kan dia udah cape nemenin.. terus yaudah
aku pergi beli sendiri beli tas itu, dan sempat bandingin juga sih” R.2W.2,ca23b.495-506h.13
”kayak ngejar waktu gitu.. besoknya aku mau pergi dan aku butuh tas itu gitu.. jadi aku belik, itu bener-bener sampek tokonya tutup
baru aku selesai ngambil barangnya itu.. ” R.2W.3,d17b.661- 665h.17
Keragu-raguan sering dirasakan RP saat hendak membayarkan produk yang sudah dipilih dikasir, kemudian merasakan keraguan lagi saat kembali
mempertimbangkan keputusan yang dilakukannya setelah membeli. ”setelah dikasir enggak.. tapi sebelum dikasirnya mikir kan ngantri
itu selama itu mikir benar gak ya.. benar gak ya...”R.2W.4,b17b. 732-734h.19
Saat
RP mulai mengevaluasi keputusan pembelian yang telah ia buat sebelumnya, ia merasakan keragu-raguan terhadap produk yang sudah dipilihnya.
Namun ia kerap kali menahan perasaan tersebut sebagai perlawanannya terhadap ketidaknyamanan yang dirasakannya.
”sebenar-benarnya kali ada kayak ragu-ragu gitu kak.. cuman pas waktu itu kayak kutahan-tahan gitu kak.. ah nanti la itu, masa
dijalan aku mikir-mikir gitu nantilah tunggu dikos dulu.. kekgitu- gitu kak..” R.2W.4,b21b.1184-1189h.30
Universitas Sumatera Utara
”ini bagus gak sih nanti cepet hancur gak ya.. karena walaupun modelnya aku suka sebenarnya kulitnya itu yang model cepet
hancur gitu kak yang tipis gitu.. sempet kepikiran kayaknya yang tadi yang gak kuambil itu lucu.. tapi yaudalah uda keambil juga
yang ini.. mm.. pas pas sebenarnya kayak ragu gitu ada kak benar gak tas yang kubeli ini gitu.. tapi aku lebih sering ku repress gitu
kak..” R.2W.4,b22b.1192-1202h.30 Merasakan kebimbangan akibat pengambilan keputusan pada waktu yang
kurang tepat juga pernah dialami RP. Pembelian lipbalm awalnya tidak di rencanakan oleh RP, produk ini dilihatnya ketika ia sedang berjalan-jalan sendiri
dan kebetulan menemukan produk yang selama ini dicari-carinya. Merasa membutuhkan dan tertarik terhadap produk, RP memutuskan untuk membeli
produk ini, meski pada awal pembelian terdapat keraguan tetapi pembelian terhadap produk tetap dilakukan karena RP merasa produk ini akan berguna
dikemudian hari. ”waktu itu gak ragu.. tapi gak seratus persen yakin juga kak..
sempat tarok.. enggak..tarok enggak.. terus aku juga pas narok ada liat-liat produk yang lain dengan merek yang beda tapi setelah
diliat-liat gaada yang tertarik jadi yaudah ambil yang tadi aja.. sebenarnya pas itu gak ada rencana mau beli kak.. ”
R.2W.1,b2b.60-67h.2 ”aku kan suka jalan-jalan sendiri, jadi dari rumah rencananya mau
beli-beli barang aja ke swalayan.. pas udah di swalayan itu lah baru, ooh ternyata ada barang yang ini.. dan kebetulan aku juga
baru liat barangnya, itu kemaren lipbalm kak.” R.2W.1,cb1b.67- 73h.2
Pembelian lipbalm yang tidak direncanakan sebelumnya membuatnya
mempertimbangkan lagi ketepatan waktu pembelian yang dilakukannya. Ia merasa keputusannya kurang bijak bila harus membeli produk pada saat itu karena
ia merasa ia tidak membutuhkan produk saat ini. Namun karena perasaan tertarik, RP tetap memutuskan untuk membeli produk.
Universitas Sumatera Utara
”Sebenarnya lebih sulit memilih jadi dibeli apa enggak, kalo membandingkannya enggak terlalu sulit..” R.2W.1,b3b.94-
96h.3
”Sebenarnya kalo nyarik barangnya aku udah lama nyarik barangnya, tapi pas mau beli produk itu ragu, mau beli sekarang
apa enggak sih gitu..” R.2W.1,b4b.99-105h.3
”Setelah beli yaudah nyampe kasirnya bayar, pas nyampe dikosan baru.. pas dibongkar-bongkar lagi barang yang udah dibeli terus
nemu.. oh, ini jadi dibeli ya, aduh buat apa ya, buat apa..” R.2W.1,b5b.115-119h.3
”yaampun ini kenapa harus dibeli sekarang..” R.2W.1,b6b.124- 125h.4
Pada pembelian HP, RP juga merasakan keputusannya kurang bijak setelah membeli. Hal ini karena ia tidak menyangka produk yang awalnya menjadi
pertimbangannya ternyata tidak ada di toko pembelian. Sehingga ia dituntut untuk saat itu juga mengevaluasi produk-produk baru yang belum begitu dikenalnya.
Banyaknya alternatif yang tersedia, membuatnya kesulitan memilih. Setelah memilih diantara beberapa alternatif ia tertarik pada dua pilihan. Karena merasa
kebingungan RP menelepon adiknya yang dianggapnya sebagai salah satu acuan informasi pembelian barang elektronik. Namun meskipun mendapat penguatan
dari adiknya, RP tidak serta merta menyutujui pendapat adiknya, selanjutnya ia kembali mengandalkan informasi dari diri sendiri dalam memilih produk.
”mm.. memang yang dia bilang jadi pertimbangan juga sih kak, soalnya kan aku gak paham kali kalo soal teknologi dan dia
biasanya lebih jago kak..” R.2W.1,c9b.279-282h.7 ”yah yang dikasi tau adekku itu poin tambah la, malah sebenarnya
dia saran in aku beli yang Sony. Tapi aku bilang lagi sama dia aku maunya cuma yang dua ini aja.. ada beberapa pertimbangan lain
misalnya kelebihan dan kekurangannya itu aku sendiri yang mutusin hingga aku milih Samsung.. sebelumnya itu aku juga ada
mikir kayaknya lebih layak pilih Samsung walau fiturnya kurang
Universitas Sumatera Utara
lengkap. Kalo yang X walaupun fiturnya banyak tapi kurang menjamin..” R.2W.1,c11b.288-299h.8
Dijalan pulang setelah pembelian, RP mulai mengevaluasi kembali keputusan pembelian yang telah ia buat sebelumnya. Ia kembali meragukan
apakah ia sudah mengambil keputusan yang tepat atau tidak. Kemudian ia mulai memikirkan kembali alternatif produk yang sudah ditolaknya
”Tapi pas itu selama dijalan abis beli aku mikir,, aduh kenapa beli ini kenapa gak beli yang satu lagi aja.. yang ini keliatan biasa aja.
kayaknya lebih bagus yang tadi aja kalo beli yang satu lagi, tadi aku bisa dapat fitur yang lebih lengkap..” R.2W.1,b11b.237-
243h.6 ”.. gara-gara.. fitur yang ada di hp yang aku beli itu biasa aja
standard.. mikirnya.. karena hp nya gak terlalu memakan budget yang banyak jdi aku mikirnya.. aduh apa mendingan beli yang
satunya aja yang lebih menarik yang fiturnya lebih lengkap toh budgetnya masih lebih ini..” R.2W.4,b19b.1035-1042h.26
B.3.c. Aspek Concern over deal
Saat membeli sesuatu RP tidak mau bila keputusannya dipengaruhi orang lain. Meskipun sesekali mendapatkan teman belanja, RP jarang sekali menyetujui
dan mengikuti saran ataupun rekomendasi mengenai pembelian dari teman belanjanya. RP percaya dengan dirinya sendiri serta evaluasinya terhadap suatu
produk. Bagi RP, peran mereka dalam berbelanja hanya sebatas menemani saja, namun bila pendapatnya mengenai suatu produk berlawanan dengan teman
belanjanya, ia lebih memenangkan keputusannya. ”cuma pas dijalannya waktu aku beli bajunya aku yang nentuin
sendiri jadi cuman untuk nemanin aja.. jadi kalo aku suka aku nanya dia bilang bagus, ya ambil.. kalo aku suka terus dia bilang
gabagus.. ya tetep aku ambil. Kadang-kadang aku suka ribut sama kakakku gara-gara ini haha.. misalnya aku bilang ini bagus ya.. dia
Universitas Sumatera Utara
bilang ah jelek..jelek.. terus aku bilang lagi ah bagus ah.. dia bilang iih jelek.. selera kau jelek banget sih.. aku bilang ah udahla
gapapala.. akhirnya ribut.. gitu-gitu haha.. aku cuma minta ditemenin aja..” R.2W.3,ca27b.608-622h.16
”sebenernya nanti ujung-ujungnya pas ditokonya juga kan nanti kami ribut-ribut aja disana… cuma buat temenin aja.. tapi itu kalo
beli kayak pakaian gitu tapi kalo untuk kebutuhan sehari-hari belanja sendiri aja...” R.2W.4,ca32b.993-999h.25
Selama ini dalam melakukan kegiatan pembelian RP merasa bahwa
keputusan yang telah dibuat merupakan berdasarkan keyakinannya sendiri bukan karena pengaruh orang lain. Sebab RP merasa lebih mengetahui dan mempercayai
dirinya sendiri dari pada pendapat orang lain. ”Keputusan membeli selama ini tu seringnya terserah aku... yah
walaupun kadang salah haha.. karena aku ngerasanya gak semua yang diomongin dia bakal pas sama aku jadi yah sendiri ajalah..
aku sendiri nanti yang tau gimana nantinya.” R.2W.2,ca17b.457- 463h.12
”Karena aku sendiri yang tahu aku butuhnya apa, paling cuma nanya kalo orang pake terus aku tertarik, paling aku nanyain
belinya dimana atau produknya bagus apa enggak gitu.” R.2W.1,ca5b.159-163h.4
Hal ini juga terlihat dalam pengalaman RP ketika memutuskan ingin membeli produk handphone. Berbagai saran yang diberikan oleh teman
belanjanya tidak dapat mempengaruhi RP untuk membeli suatu produk ”.. Sempet diskusi sama kakak tapi enggak sesuai sama aku
hehehe.. Jadi dari sekian banyak alternatif itu aku ngebuangin beberapa alternatif hingga sisa 3 pilihan aja..” R.2W.1,c6b.204-
206h.5 ”.. kakak aku lebih saranin Samsung A karena katanya yang lain
udah biasa, trus aku bingung mikir lagi gimana ya.. alasannya gak meyakinkan aku. Terus akhirnya setelah sekian lama liat spectnya,
kan biasanya ada brosur-brosur gitu disitu terus aku liat-liat disitu, abis itu mikir lagi ah justru yang A ini biasa aja. Yaudah pilihan
Samsung A itu aku buang hehe” R.2W.1,ca7b.216-225h.6
Universitas Sumatera Utara
Namun pada pembelian produk yang tidak begitu diketahui, ia mau menanyakan pendapat orang yang dipercayanya seperti adiknya. Selain itu ia juga
menganggap bahwa memiliki lebih banya pengetahuan mengenai produk elektronik dibandingkan dirinya sendiri. Pendapat yang diberikan adiknya tidak
serta merta langsung dipercayai RP, setelah mendapatkan saran ia kembali mengevaluasi produk berdasarkan informasi dari dirinya sendiri. RP merasa
keputusan yang dibuatnya adalah keputusannya sendiri sehingga rasa penyesalan dirasakannya pada dirinya sendiri bukan karena pengaruh orang lain
”hmm.. gak nyampe 30 soalnya cuma.. dia cuma bahan pertimbangan aja gitu sih..” R.2W.3,ca24b.578-580h.15
”.. tapi kemaren itu dia cuma ngasi tau pilih yang Samsung B aja karena yang lain cepat rusak. Tapi waktu itu aku mikirnya
kayaknya sama aja HP ku yang lama Samsung juga tapi cepet rusak haha..” R.2W.1,ca10b.282-287h.7
”aku sendiri sih.. kan aku yang mutusin akhirnya.. ya cemana- cemanannya itu konsekuensi aku.. itupun karena aku uda bingung
kali miliih dua itu.. kalo barang yang awalnya aku pengen itu ada kurasa aku gak bakal nelpon dia hahaha karena belinya udah lama
kali kan..” R.2W.4,ca35b.1101-1108h.28
Dalam melakukan pembelian RP tidak pernah merasa bahwa keputusannya dalam membeli disebabkan oleh orang lain. Namun ia tidak tertutup
pada pendapat orang lain dalam hal pembelian produk yang tidak begitu diketahuinya, meskipun informasi yang ingin didapatkannya hanya berupa
gambaran umum mengenai sebuah produk. ”Enggak pernah.. hahha..” R.2W.2,ca21b.485h.13
”toshiba kakakku yang pengen hahaha.. jadi dari pada toshiba mendingan Asus..” R.2W.4,ca37b.1287-1288h.32
Universitas Sumatera Utara
”hmm kadang perlu.. yang ahli kayak yang kubilang sebelumnya kalo yang aku gatau barangnya dan cuma sebatas pengetahuan
umum aja.. tapi kalo uda lebih dari itu sampe yang mereka nentui uda beli yang ini aja yang ini aja.. enggak enggak enggak hahaha..
jadi cuma untuk ngasi tau gitu aja kalo pun dia bilang kerurangannya ini ini ini ini semua kekurangannya gaada
kelebihannya yaudah.. cukstaw aja haha..” R.2W.4,ca38b.1305- 1315h.32
Begitu pula dengan bujukan penjual. RP merasa ia tidak ingin dipengaruhi penjual saat melakukan pembelian. Sehingga bila ia sedang mencari sesuatu RP
selalu menanyakan kebalikan dari sifat produk yang dicarinya, agar ia tidak dapat dipengaruhi oleh pendapat penjual.
”Kalo dipengaruhi penjual aku..aku gak tau kenapa tapi yang jelas aku dari dulu paling gak mau dipengaruhi penjual. Jadi mau
penjualnya bilang apa aku mikirnya cuma ah sok tau kau.. sok tau” R.2W.2,ca15b.410-412h.11
”aku kalo misalnya nanya-nanya barang ke orang pas beli gitu, aku selalu nanya kebalikannya kak.. kayak misalnya aku pengen
keliatan lebih anak-anak.. mbak yang keliatan lebih dewasa yang mana ya?.. jadi kek gitu... kalo misalnya aku nanyanya kak yang
keliatan kayak anak-anak yang mana ya mereka pasti pilihnya oo yang ini aja mbak yang ini aja.. kalo minta nya pilih yang dewasa,
dia kasi taunya itu, aku pasti pilih yang satunya..” R.2W.1,ca29b.735-747h.19
Ketidakpercayaan ini berpengaruh pada sikap membeli RP dimana, pada beberapa pembelian yang diceritakan tidak satupun pembelian RP mengikuti
tawaran penjual. ”tapi kalo penjualnya paling aku bilang, ah sok tau kau..”
R.2W.2,ca16b.413-419h.11
”Terus mbaknya bilang udah kak bagusan yang ini aja bagusan yang ini.. aku bilang ah masa sih mbak.. pokoknya ribut sama
penjualnya hehe.. dia ngeliatnya kayak udah yang ini aja mbak lebih anak-anak mbak.. lebih anak-anak? Kak umurku 20 tahun
haha.. terus dia bilang hah? bukan masih smp mbak? Dalem hati
Universitas Sumatera Utara
bilang.. tu kan sok tau sih mbak.. haha..” R.2W.3,ca28b.708- 717h.17
”kemaren kan aku ada nanya yang 10 inci satu lagi aku lupa merek apa dia bilang udah yang ini aja kalo gak mbak axio.. aku
langsung yang gak gak gak bang karena itu udah ku blacklist gitu.. yaudah akhirnya ambil yang Asus aja..” R.2W.4,c30b.838-
843h.21
Hal ini juga menyebabkan RP tidak begitu menyukai pasar tradisional dalam membeli kebutuhannya, RP lebih memilih pasar swalayan ataupun mall
sebagai pusat kegiatan belanja untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari. ”enggak sih kak jarang.. paling beli gorden sama mama.. haha aku
lebih suka kalo belanja itu udah pasti aja harganya jadi gak repot tawar-tawar lagi” R.2W.4,ca33b.1023-1026h.26
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
C. Pembahasan