Uji F Uji Simultan Uji t Uji Parsial Analisis Koefisien Determinasi R

39 tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variable terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multiko linearitas situmorang, 2008.

3.9.2 Uji Hipotesis

1. Uji F Uji Simultan

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap varibel terikat. Dimana F-hitung F-tabel, maka H1 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila F-hitung F-tabel, maka Ho diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhad ap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5 α = 0,05. Jika sig ά 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak. Jika sig ά 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima.

2. Uji t Uji Parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test . Menurut Ghozali 2011 uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah : Universitas Sumatera Utara 40 H : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H : b 1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5

3. Analisis Koefisien Determinasi R

2 Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya R 2 . Jika R 2 yang diperoleh mendekati1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebasx1 terhadap variabel terikat.Sebaliknya jika R 2 makin mendekati 0 nol, maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.Karena variabel independen pada penelitian ini lebih dari 2 dua, maka koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square Ghozali dalam Novandri, 2010. Dari koefisien determinasi R 2 ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam persentase. Universitas Sumatera Utara 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Usaha

Selama lebih empat tahun kami telah menggeluti bidang usaha dagang pengadaan dan pemasangan Depot Ait Minum Isi Ulang. Selama itu pula kami terus berusaha untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi air bersih dan terus belajar dari pengalaman sehingga kami bisa semakin meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kami. Perkembangan teknologi yang terus berpacu dengan waktu, daya pikir juga kondisi psikis masyarakat yang semakin jeli dan teliti, didukung dengan daya beli konsumen yang terus meningkat, serta kondisi air yang kian tercemar, maka keberadaan air minum isi ulang cukup patut diperhitungkan. Teknologi UV, Ozonisasi, CarbonSilikaZiolitAquatab, dan filterisasi cukup membuat air bersih menjadi air yang layak untuk dikonsumsi. Hal ini didukung dengan bukti sertifikasi dari Dinas Kesehatan setempat yang menyatakan bahwa air minum isi ulang tersebut layak dikonsumsi. Depot air minum isi ulang berupa seperangkat peralatan pengolah, penyaring, penyalur, dan penampung air agar bisa dikonsumsi sebagai air mineral yang sehat dan higenis. Anda cukup membawa air minum kosong dan dicuci dengan alat cuci yang tersedia, dan selanjutnya diisi dengan air yang telah dinyatakan higenis oleh dinas kesehatan Universitas Sumatera Utara