Prosedur Pembinaan untuk : Direktorat Pembinaan PK BLU dan Kanwil

94 d. Tugas SPI 1 Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian akuntansi dan pengendalian administratif dan mendorong penggunaan cara-cara yang efektif dengan biaya yang minimum. 2 Menilai sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak Pemimpin BLU dipatuhi. 3 Menilai sampai seberapa jauh aset dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian. 4 Menilai keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai unit. 5 Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan satker BLU. e. Ruang lingkup SPI 1 Audit keuangan melihat kewajaran atas laporan keuangan yang telah disajikan manajemen dengan fokus pada audit operasional organisasi. 2 audit manajemen melihat segi efsiensi, efektivitas, ekonomi, dengan tujuan menguji apakah pelaksanaankegiatan telah sesuai dengan ketentuanperaturan yang berlaku. f. Wewenang SPI 1 Menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan audit internal termasuk antara lain menentukan prosedur dan lingkup pelaksanaan pekerjaan audit. 2 Mengakses seluruh dokumen, pencatatan, personal dan fsik, informasi tempat atas obyek audit yang dilaksanakannya, untuk mendapatkan data dan Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. 3 Melakukan verifkasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperolehnya, dalam kaitan dengan penilaian efektivitas sistem yang diauditnya. 4 SPI tidak mempunyai kewenangan pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktivitas yang direviudiperiksa, tetapi tanggung jawab SPI adalah pada penilaian dan analisis atas aktivitas tersebut g. Kepala SPI harus memiliki kualifkasi akademis dan kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. h. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Pemimpin BLU. Pembentukan SPI disesuaikan dengan kondisi satker yang bersangkutan. i. Jika satker belum mampu membentuk SPI, maka fungsi pengawasan intern dapat diserahkan kepada Inspektorat Jenderal pada KL bersangkutan, atau unit lain yang mendapat kewenangan dari Pemimpin BLU untuk melakukan fungsi pengawasan.

E. Prosedur Pembinaan untuk : Direktorat Pembinaan PK BLU dan Kanwil

Ditjen Perbendaharaan. 1. Memberikan arahan mengenai pembinaan dan pengawasan BLU 2. Memberikan arahan mengenai tugas, fungsi, dan wewenang SPI 3. Memberikan arahan mengenai pembentukan dan pengangkatan SPI. 95

BAB VI PELAKSANAAN PEMBINAAN

TERKAIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

A. Pendahuluan

Badan Layanan Umum Daerah BLUD memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan BLU, antara lain bahwa BLUD merupakan unit kerja di bawah Pemerintah Daerah, sedangkan BLU merupakan unit kerja pada kementerian negaralembaga. Selain itu, pembinaan terhadap BLUD dilakukan oleh kepada SKPD dan PPKD, sedangkan pembinaan BLU dilakukan oleh menteripimpinan lembaga dan menteri keuangan. Berkaitan dengan hal ini, maka dalam pelaksanaan Pembinaan terdapat pembedaan juga khususnya terkait dengan bentuk dan metode Pembinaan. Pembinaan terkait dengan BLUD dapat dilakukan dalam 2 dua bentuk kegiatan, yaitu peningkatan kapasitas SDM capacity building dan konsultasi. Sedangkan Metode Pembinaan yang dapat diterapkan meliputi: 1. Media edukasi 2. Bimbingan Teknis dan Pelatihan 3. Sosialisasi 4. Forum komunikasi 5. Focus Group Dicsussion 6. Survei

B. Pembagian Kewenangan Pembinaan

Pembinaan dengan sasaran BLUD maupun Pemerintah Daerah terkait dengan pengelolaan Keuangan BLU dilaksanakan Direktorat Pembinaan PK BLU dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Pembinaan tersebut dilakukan oleh Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II. Namun demikain, dalam hal diperlukan Bidang-Bidang lain pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan maupun Unit eselon II Ditjen Perbendaharaan di Kantor Pusat dapat diikutsertakan dalam pelaksanaan pembinaan terhadap BLUD mapun Pemerintah Daerah.

C. Persiapan Pembinaan

Dalam masa persiapan, pegawai Direktorat Pembinaan PK BLU dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan harus melakukan persiapan sebagai berikut: 1. Memahami pola PK BLUD. Pemahaman terhadap pola PK BLUD dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menyelenggarakan kegiatan Gugus Kendali Mutu secara periodik; b. Menggiatkan forum diskusi terkait PK BLUD; c. Mempelajari dan memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pola PK BLUD; danatau d. Mengundang narasumber terkait PK BLUD apabila diperlukan.