Gambar 2.1. Ilustrasi skematik degenerasi nefron yang memungkinkan glomerular injury menjadi tubular injury
21
2.4 N-Acetyl- β-D-Glucosaminidase urin
N-Acetyl- β -D-Glucosaminidase NAG merupakan enzim dari kelas hidrolase
yang banyak dijumpai pada lisosome dari sel tubulus proksimal.
8,22
Secara fisiologis enzim ini berfungsi memecah molekul besar gula yang berikatan
bersama membentuk rantai panjang NAG memecah N-Acetylglucosamine dari rantai panjang tadi dengan hasil akhir glikosaminoglikan, proteoglikan
dan glikolipid.
23
Robinson dan Stirling pada tahun 1968 melaporkan aktivitas NAG di limpa manusia dan terdiri dari dua isoenzim yaitu bentuk A yang
bersifat asam dan bentuk B yang bersifat basa, enzim ini termasuk kelas
Universitas Sumatera Utara
enzim 3.2.1.30.
24,25
NAG sendiri ditemukan di banyak jaringan di tubuh terutama limpa dan testis serta pada kondisi kehamilan.
8,10
NAG dapat dideteksi di sirkulasi, namun karena tingginya berat molekul plasma NAG
130 000 sampai 140 000 Dalton sehingga sulit melewati membran glomerulus yang intak dan eksresi di urin relatif konstan dengan perubahan
diurnal yang minimal, dan eksresinya meningkat apabila terjadi kerusakan tubulus.
25
Sejumlah kecil NAG dapat ditemui di urin karena proses eksostosis fisiologis pada sel tubulus namun pada keadaan normal 98 NAG
di reabsorbsi di tubulus proksimal.
9
2.5 Hubungan N-Acetyl- β-D-Glucosaminidase urin dan sindrom
nefrotik
Kadar NAG pada urin didapati lebih tinggi pada anak dengan sindrom
nefrotik dan terutama pada yang resisten steroid dibandingkan sensitif steroid. Penelitian di Italia melaporkan korelasi kuat antara eksresi NAG urin
dengan proteinuria pada pasien sindrom nefrotik dengan fungsi ginjal normal sehingga dapat dijadikan sebagai penanda yang memiliki nilai prediksi dan
dapat memberi informasi respon terhadap terapi.
10
Hal ini sejalan dengan penelitian di Turki yang meneliti eksresi NAG urin dan mikroglobulin pada
pasien sindrom nefrotik dengan hasil bahwa eksresi NAG urin dan mikroglobulin sejalan dengan eksresi proteinuria 24 jam. Terdapat penurunan
nilai keduanya pada saat akhir terapi steroid pada pasien yang sensitif
Universitas Sumatera Utara
terhadap steroid namun tidak pada pasien yang resisten terhadap steroid, hal ini dapat digunakan sebagai penanda yang dapat dipercaya untuk menilai
disfungsi tubulus renal dan respon terhadap steroid.
26
Penelitian lain juga melaporkan hasil yang sama saat memeriksa retinol binding protein, NAG
urin per kreatinin dan mengatakan penanda tubulus ini non invasif dan dijumpai lebih tinggi pada FSGS focal segmental glomerulosclerosis
dibanding MCNS minimal changes nephritic syndrome
sehingga memberikan gambaran sesuai lesi histologis menurut biopsi.
12
Misra dkk di India yang melaporkan peningkatan nilai NAG urin pada pasien sindrom
nefrotik yang resisten steroid dibandingkan pada pasien sensitif terhadap steroid yang memberikan gambaran nilai prediksi respons terhadap steroid.
27
Penelitian lain di Italia melaporkan dari 136 pasien dengan 74 IMN idiopathic membraneus nefropathy, 44 FSGS dan 18 MNCS dijumpai eksresi NAG
urin sebanding dengan proteinuria 24 jam sehingga dapat menjadi tes yang berguna untuk melihat respon terapi dan perkembangan menuju disfungsi
tubulus. Pada pasien sindrom nefrotik yang resisten steroid dijumpai kadar
NAG urin yang meningkat dibandingkan pada yang sensitive steroiddan tergantung terhadap steroid, eksresi NAG urin juga lebih tinggi pada SRNS
dibandingkan SSNS pada fase relaps namun hasil tadi tidak membantu mengetahui penyebab disfungsi tubulus pada SRNS.
13
5
Penelitian
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan bahwa NAG dapat menjadi nilai diagnosis pada deteksi awal perjalanan penyakit glomerulus namun tidak pada pasien yang sudah terbukti
menderita gangguan fungsi ginjal.
28
Di Korea penelitian terhadap pasien dengan penyakit glomerulus termasuk sindrom nefrotik melaporkan terdapat
korelasi negatif antara eksresi NAG urin dan protein urin, namun terdapat korelasi laju filtrasi glomerulus dengan kadar NAG urin.
29
Sebuah penelitian terhadap binatang mengatakan penggunaan NAG urin dapat mengukur
perubahan fungsi tubulus renal namun bukanlah indikator berapa banyak kerusakan yang telah terjadi.
30
2.6 Metode pemeriksaan aktivitas katalitik NAG dalam urin