The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BISI INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
pada Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT BISI INTERNATIONAL TBK AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and for the Year Then Ended
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
82
35. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
a. Risiko kredit a. Credit risk
Risiko kredit adalah risiko bahwa Kelompok Usaha akan mengalami kerugian yang timbul
dari pelanggan akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya.
Credit risk is the risk that the Group will incur loss arising from customers that fail to fulfill
their contractual obligations.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan
kepada pelanggan.
Kelompok Usaha
memberikan jangka waktu kredit dari tanggal faktur diterbitkan. Selain itu, untuk penjualan
benih produk sayuran dan buah-buahan tertentu,
pelanggan diwajibkan
untuk melakukan
pembayaran terlebih
dahulu sebelum produk dikirim. Kesepakatan dengan
pelanggan ini dinyatakan dalam Kondisi Untuk Langganan ”KUL”.
The credit risk faced by the Group arises mainly from loans to customers. The Group
provides a credit period from the date of invoice issuance. In addition, for sales of
certain vegetable and fruit seeds, customers are required to make payment in advance of
product
delivery. The
agreement with
customers is outlined in a document entitled Conditions for Customers “KUL”.
Untuk mengurangi risiko ini, ada kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya
dibuat kepada
pelanggan yang
dapat dipercaya dan terbukti mempunyai historis
kredit yang baik. Ini merupakan kebijakan Kelompok Usaha dimana semua pelanggan
yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Saldo
piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak
tertagih. To reduce the risk, there is a policy to ensure
that sales of products are made only to customers that can be trusted and that have a
good credit record. It is the policy of the Group that all customers making purchases on credit
have to go through credit verification procedures. The receivable balances are
monitored
continuously to
reduce the
possibility of doubtful accounts.
Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah
diberikan, Kelompok
Usaha akan
menghubungi pelanggan
untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh
tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu
yang telah ditentukan, Kelompok Usaha akan menindaklanjuti
melalui jalur
hukum. Tergantung pada penilaian Kelompok Usaha,
penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih.
When customers are not able to make payments within the time given, the Group will
contact the customers to follow up on receivables that are past due. If the customers
do not settle the receivables that are due, the Group will follow up through legal channels.
Depending on the evaluation of the Group, an allowance may be provided if receivables are
deemed uncollectible.
The original consolidated financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BISI INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
pada Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT BISI INTERNATIONAL TBK AND ITS SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and for the Year Then Ended
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
83
35. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 35. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
a. Risiko kredit lanjutan a. Credit risk continued
Berikut ini adalah risiko kredit Kelompok Usaha berdasarkan evaluasi penurunan nilai pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012: The following table sets out the Group credit
risk based on impairment assessment as of December 31, 2013 and 2012:
31 Desember 2013December 31, 2013 Mengalami
Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Penurunan Nilai Total
Impaired Not impaired
Total
Accounts receivable - trade - Piutang usaha - pihak ketiga
97.287 470.309
567.596 third parties
Cadangan kerugian penurunan nilai
15.603 -
15.603 Allowance for impairment losses
Neto 81.684
470.309 551.993
Net 31 Desember 2012December 31, 2012
Mengalami Tidak Mengalami
Penurunan Nilai Penurunan Nilai
Total Impaired
Not impaired Total
Accounts receivable - trade - Piutang usaha - pihak ketiga
70.061 309.898
379.959 third parties
Cadangan kerugian penurunan nilai
8.899 -
8.899 Allowance for impairment losses
Neto 61.162
309.898 371.060
Net
Piutang usaha pihak ketiga yang mengalami penurunan nilai adalah piutang usaha dengan
umur lebih dari 180 hari. Accounts receivable - trade - third parties that
underwent impairment are trade receivables of more than 180 days in age.
b. Risiko likuiditas b. Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Kelompok Usaha tidak memiliki
arus kas yang cukup untuk memenuhi likuiditasnya.
Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Group is not sufficient to
cover the liabilities which become due.
Dalam mengelola risiko likuiditas, Kelompok Usaha selalu menjaga tingkat kas dan setara
kas yang cukup untuk mendanai pengeluaran operasional dan modal serta melunasi utang
yang jatuh tempo. In managing liquidity risk, the Group maintains
sufficient levels of cash and cash equivalents to fund operations and capital expenditures
and to repay maturing debt.