BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi dan Pengembangan Wilayah
Pembangunan transportasi yang baik dapat mempermudah pergerakan bahan baku mencapai lokasi pemrosesan atau mempermudah konsumen dalam menjangkau
kebutuhan akan barang-barang. Dengan adanya transportasi, maka peningkatan aktivitas produksi pada suatu wilayah akan terdorong siagian, 1991. Penataan
transportasi yang baik dapat membentu karakteristik wilayah sesuai dengan pergerakan penduduk dan barang. Demikian pula sebaliknya, terjadinya peningkatan
aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dapat pula mempengaruhi permintaan akan tranportasi.
Pembangunan transportasi selanjudnya akan membentuk integrasi ruang bagi suatu wilayah, meliputi integrasi ke dalam dan integrasi keluar. Integrasi ruang inilah
yang mengakibatkan transportasi mampu menjadi pendorong pembangunan wilayah. Oleh karena itu, jika suatu wilayah terdapat masyarakat yang miskin kendatipun
wilayah tersebut memiliki sumberdaya alam yang cukup, hal ini di sebabkan oleh kurangnya perkembangannya kondisi transportasi yang ada pada wilayah tersebut.
Purnama, 2000. Tamin 2000, menghatakan pada dasarnya, sistemprasarana transportasi
mempunyai dua peran utama. Pertama, sebagai alat bantu mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan. Kedua, sebagai perasarana bagi pergerakan
Universitas Sumatera Utara
manusia dan atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut.
Secara umum dikatakan bahwa peranan perencanaan transportasi sebenarnya adalah untuk dapat memastikan bahwa kebutuhan akan pergerakan dalam bentuk
pergerakan manuasia, barang atau kendaraan dapat ditunjang oleh sistem prasarana transportasi yang ada dan harus beroperasi di bawah kapasitasnya.
Kebutuhan akan pergerakan itu sendiri mempunyai ciri yang berbeda-beda, seperti perbedaan tujuan perjalanan, moda transportasi yang digunakan, dan waktu
terjadinya pergerakan. Sistem prasarana transportasinya sendiri terbentuk dari: pertama, sistem prasarana penunjang, misalnya sistem jaringan jalan raya atau jalan
rel termasuk terminal. Kedua, sistem manajemen trasnportasi, misalnya undang- undang, peraturan, dan kebijakan. Ketiga, beberapa jenis moda transportasi denagan
berbagai macam opratornya. Menurut Kamaluddin 1987, setiap bentuk transportasi terdapat empat unsur,
yaitu: jalan; alat angkutan; tenaga penggerak dan terminal. Pada dasarnya pemindahan barang dan penumpang dengan transportasi adalah dengan maksud untuk
dapat mencapai tempat tujuan dan menciptakan atau menaikkan kegunaanutilitas dari barang yang diangkut. Utilitas yang dapat diciptakan oleh transportasi khususnya
untuk barang yang diangkut ada dua macam, yaitu: utilitas tempat dan utilitas waktu. Sinulingga 1999, berpendapat bahwa suatu transportasi dikatakan baik
apabila : pertama, waktu perjalanan cukup cepat. Kedua, frakuensi pelayanan cukup. Ketiga, aman bebas dari kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang
nyaman. Untuk mencapai kondisi yang ideal seperti ini, sangat ditentukan oleh
Universitas Sumatera Utara
berbagai faktor yang menjadi komponen transportasi, yaitu kondisi prasarana jalan dan kondisi sarana kendaraan.
2.2 Persfektif Resistensi Terhadap Perubahan Sosial Dan Kebijakan Pemerintah