pemerintah kepada para pengguna sarana terminal dan keadaan terminal secara cost benefit dan cost social masih pasif sampai sekarang, maka peneliti tertarik untuk
melihat Relokasi terminal Sukadame.
1.2 Perumusan Masalah
Hal yang sangat penting untuk memulai suatu penelitian adalah adanya masalah yang akan diteliti. Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya dengan jelas sehingga akan jelas bagi peneliti dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa
Arikunto, 2006:24. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini maka perumusan masalah yang dapat ditarik adalah: Mengapa terjadi resistensi supir
angkutan kota terhadap relokasi terminal sukadame Pematang Siantar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum kegiatan penelitian dilakukan dengan satu tujuan pokok yaitu Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
penolakan supir angkutan kota terhadap relokasi terminal suka dame Pematang Siantar.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian iniyangmenjadi manfaat penelitian adalah:
Universitas Sumatera Utara
1.4.1 Manfaat Teorits
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah
bagi mahasiswa sosiologi. sealain itu diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan bidang kajian
sosiologi perkotaan dan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. 2.
Hasil penelitian dapat menambah rujukan bagi mahasiswa sosiologi mengenai penelitian yang terkait dengan penelitian ini.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat membuka dan menambah wawasan
bagi yang melakukan riset dan pemerintah kota yaitu dinas tata kota sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.
2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi
masyarakat pengguna saranan transportasi.
1.5 Definisi Konsep
Dalam sebuah penelitian, definisi konsep sangat diperlukan untuk memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah definisi
abstraksi mengenai gejala suatu realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala Maleong,2006:67. Adapun konsep yang digunakan sesuai
dengan konterks penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Relokasi
Relokasi adalah perpindahan atau pemindahan lokasi, baik suatu industri ataupun tempat berdagang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan alasan-
alasan tertentu. Definisi lain dari relokasi yaitu sebuah perubahan di fisik lokasi dari sebuah bisnis. Sebuah bisnis mungkin merelokasi karena
meningkatnya biaya pada saat pengadaan fasilitas, karena keringanan pajak di lokasi yang berbeda, perubahan melalui pasar sasaran atau untuk alasan lain.
Jadi relokasi yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah tindakan pengalihan tempat perusahaan beroperasi dari satu lokasi fisik yang lain.
Yaitu dipindahkannya terminal Sukadame ke terminal Tanjung Pinggir. 2.
Terminal Terminal adalah tempat sekumpulan bis mengakhiri dan mengawali lintasan
operasionalnya. Dengan mengacu pada pengertian tersebut, maka pada bangunan terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai
perjalananya atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti transfer lintasan bis lainnya.
3. Supir angkutan kota
Supir angkutan kota adalah seseorang yang menjalankan kendaraan untuk mengangkut penumpang dari tempat asal menuju tempat tujuan tertentu. Di
hal ini supir melakuakn suatu tindakan untuk menghasilkan uang dari penumpang yang telah di antar pada tujuan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
4. Resistensi
Resistensi merupakan suatu perlawanan yaitu semua ketakuatan di dalam diri individu atau kelompok untuk melawan prosedur-prosedur atau proses-proses
yang menghalangi kepentingan asosiasi. Dalam pembahasan ini perlawanan timbul pada kelompok supir anggkutan umum yang menolak pindahnya
terminal suka dame ke terminal tanjung pinggir. 5.
Tata Ruang Kota Tata ruang kota merupakan suatu usaha pemegang kebijakan untuk
menentukan visi ataupun arah dari kota yang menjadi tanggung jawab pemegang kekuasaan di wilayah tersebut khususnya pemerintah kota
Pematang Siantar. 6.
Kebijakan Pengembangan kota Kebijakan pengembangan kota merupahan suatu upaya untuk membangun
infrastruktur kota guna menciptakan kota yang diharapkan sesuai dengan visi misi kota yang telah direncanakan.
7. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan merupakan Penolakan yang terjadi dan senantiasa menciptakan konnflik diantara dua posisi yang mempunyai kepentingan.
Pemerintah sebagai pemegang posisi superordinat dan pemegang otoritas tertinggi dalam masyarakat memberikan kebijakan yang menurut mereka itu
Universitas Sumatera Utara
baik untuk kepentingan bersama. Akan tetapi konfliklah yang terjadi akibat dari tidak terciptanya koordinasi antara superordinat dan subordinat yang
membentuk suatu konsensus bersama. 8.
Terminal Tipe A : terminal berfungsi melayani angkutan umum untuk antar kota antar propinsi AKAP, atau angkutan lintas negara, angkutan antar kota
dalam propinsi AKDP, angkutan kota ANGKOT, angkutan pedesaan ANGDES, dengan frekwensi 50 – 100 kenderaanjam.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi dan Pengembangan Wilayah
Pembangunan transportasi yang baik dapat mempermudah pergerakan bahan baku mencapai lokasi pemrosesan atau mempermudah konsumen dalam menjangkau
kebutuhan akan barang-barang. Dengan adanya transportasi, maka peningkatan aktivitas produksi pada suatu wilayah akan terdorong siagian, 1991. Penataan
transportasi yang baik dapat membentu karakteristik wilayah sesuai dengan pergerakan penduduk dan barang. Demikian pula sebaliknya, terjadinya peningkatan
aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dapat pula mempengaruhi permintaan akan tranportasi.
Pembangunan transportasi selanjudnya akan membentuk integrasi ruang bagi suatu wilayah, meliputi integrasi ke dalam dan integrasi keluar. Integrasi ruang inilah
yang mengakibatkan transportasi mampu menjadi pendorong pembangunan wilayah. Oleh karena itu, jika suatu wilayah terdapat masyarakat yang miskin kendatipun
wilayah tersebut memiliki sumberdaya alam yang cukup, hal ini di sebabkan oleh kurangnya perkembangannya kondisi transportasi yang ada pada wilayah tersebut.
Purnama, 2000. Tamin 2000, menghatakan pada dasarnya, sistemprasarana transportasi
mempunyai dua peran utama. Pertama, sebagai alat bantu mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan. Kedua, sebagai perasarana bagi pergerakan
Universitas Sumatera Utara