Keadaan jalan tersebut akan mempercepat perkembangan wilayah Kota Pematang Siantar, kondisi yang cukup strategis ini menyebabkan Kota Pematang
Siantar merupakan salah satu simpul kegiatan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara. Namun demikian peningkatan kualitas jalan dan peningkatan fungisi dan
efektivitas terminal utama kota perlu terus dilakukan karena tidak saja dapat memperlancar kegiatan distribusi barang dan jasa tetapi juga untuk memajukan sektor
pariwisata Kota Pematang Siantar. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh informan yang merupakan sekertaris
dinas perhubungan kota Pematang Siantar Drs. Jonny Panjaitan , MSi berikut ini :
“Pematang Siantar memang menjadi kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Medan. Pematang Siantar sekaligus menjadi kota penghubung menuju
utara Medan dan Banda Aceh, ke selatan Sibolga, ke barat Kabanjahe dan Kutacane, serta ke timur Tanjung Balai dan Kisaran. Bisa dibilang
posisi Pematang Siantar berada di tengah-tengah Sumatera Utara. Bahkan sering kali kota ini menjadi kota transit untuk bepergian ke kota lain di
Sumatera Utara dan Sumatera Barat.” Jhonny Panjaitan,53.
4.3.2 TrayekLin Angkutan
Umum
Dilihat berdasarkan traye ayau lin angkutan kota yang terdapat di Kota Pematang Siantar terdiri dari 25 perusahaan, 68 trayek yang dilalui oleh 1.304 unit
armada angkutan umum minibus dan bus kota di kota Pematang Siantar. Banyaknya jumlah perusahaan, armada maupun trayek di kota Pematang
Siantar secara positif memberi manfaat dan peran yang besar dalam memudahkan
Universitas Sumatera Utara
mobilitas penduduk. Namun pada dasarnya optimalisasi peran angkutan umum akan dapat tercipta manakala tingkat pelayanan sarana angkutan umum dapat ditingkatkan,
waktu tempuh menjadi lebih singkat, jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas angkut overload, penumpang merasanyaman berada diatas angkutan umum, sistem
jaringan jalan memadai, serta membaiknya aksesibilitas menuju daerah-daerah tertentu.
Sesungguhnya kebutuhan masyarakat di kota Pematang Siantar akan sarana angkutan umum ini sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan kejelian pemilik perusahaan
menangkap peluang bisnis sehingga perusahaan-perusahaan jasa angkutan umum pada sepuluh tahun belakangan mengalami peningkatan jumlah. Disisi lain, kebijakan
pemerintah dalam mamanege rute perjalanan trayek bagoi jenis angkutan mini bus dan bus sedang belum maksimal.
Sebagaimana penuturan pak Tono berikut ini: “Cobalah sama-sama kita lihat banyaknya tumpang tindih rutetrayek antar
sesama angkutan minibus maupun antar minibus dengan bus kota. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor menurunya pendapatan kami para supir
angkot ini maupun tokeh atau perusahaan armada angkutan umum.”Suhartono,39.
Bila rutetrayek yang saling tumpang tindih ini tidak segera diperbaiki pada masa-masa mendatang, maka dapat menyebabkan menurunnya peran angkutan umum
dalam kehidupan masyarakat kota Pematang Siantar. Peran angkutan umum ini sesungguhnya dilihat dari dua sisi yang saling berkaitan, yaitu sisi penyedia jasa dan
sisi pemakai jasa. Penyedia jasa angkutan umum belum maksimal dapat
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan semakin rendahnya tingkat pemakaian angkutan umum. Biasanya yang perlu segera dibenah dalam hal ini adalah meningkatkan pelayanan angkutan umum,
baik yan menyangkut kapasitas pelayanan, jaringan, serta penggunaan modanya.
4.3.3 TarifOngkos Angkutan